commit to user budaya, dan akses terhadap sarana kesehatan dan transportasi juga
kontribusi secara tidak langsung terhadap kematian dan kesakitan ibu. Situasi ini diidentifikasikan sebagai “3T” terlambat, pertama adalah
terlambat mengenali tanda bahaya selama kehamilan, persalinan dan nifas serta dalam mengambil keputusan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
ibu dan neonatal, kedua terlambat merujuk ke faslitas kesehatan karena kondisi wilayah atau sulitnya transportasi, ketiga terlambat mendapat
pelayanan kesehatan yang memadai di tempat rujukan. Berdasarkan SKRT dan Profil Kesehatan 2003, penyebab langsung
kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan 28, eksklamsia 24, komplikasi peurperium 8, trauma obstretik 5, partus macetlama
5, emboli obstretik 3 dan lain-lain 11. Masalah-masalah yang menyebabkan kematian ibu hamil itu hanya dapat ditangani di fasilitas
kesehatan yang memadai. Pelayanan obstretik dan neonatal darurat serta pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan menjadi sangat penting dalam
upaya penurunan kematian ibu. Dinkes Kota Kediri, 2006.
b. Rumus Angka Kematian Ibu Jumlah kematian Bumil,Bulin,Bufas dalam satu tahun x 100.000 KH
Jumlah kelahiran hidup dalam satu tahun
Secara garis besar penyebab kematian ibu dapat dikategorikan dalam penyebab langsung dan tidak langsung WHO, 1998 :
1 Penyebab langsung Direct obstetric deaths adalah kematian ibu yang
langsung disebabkan oleh komplikasi obstetric pada masa hamil, bersalin 42
commit to user dan nifas, atau kematian yang disebabkan oleh suatu tindakan, atau berbagai
hal yang terjadi akibat tindakan tersebut yang dilakukan selama hamil, bersalin atau nifas, seperti perdarahan, toxemia dan infeksi.
2 Penyebab tak langsung Indirect obstetric deaths adalah kematian ibu yang disebabkan oleh penyakit yang bukan komplikasi obstetri, yang berkembang
atau bertambah berat akibat kehamiian, persalinan dan nifas. Sarimawar Djaja dan kawan-kawan, 1997 melaporkan bahwa 84
kematian ibu disebabkan oleh komplikasi obstetrik langsung dan di dominasi oleh tiga sebab utama trias klasik, yaitu perdarahan 46,7,
toxaemia 14,5 dan infeksi 8. Kematian ibu akibat perdarahan dapat disebabkan oleh perdarahan
antepartum, perdarahan post partum, kehamilan ektopik, perdarahan akibat robekan rahim dan abortus Erika Royston dan Sue Amstrong, 1994.
Kematian ibu akibat toxemia keracunan kehamilan dapat terjadi karena pre-eklampsi dan eklampsi.
Kematian ibu akibat infeksi dapat terjadi karena tractus genitourinarius infeksi saluran genital, baik setelah persalinan atau pada
saat masa nifas. Infeksi ini dapat terjadi oleh berbagai cara, antara lain melalui penolong persalinan yang tangannya tidak bersih dan menggunakan
instrumen yang kotor, memasukkan benda asing ke vagina selama persalinan seperti jamuramuan. Selain trias klasik penyebab lain dari
kematian ibu adalah ketuban pecah dini, uri tunggal tanpa perdarahan, robekan jalan lahir, persalinan macet biasanya karena tulang panggul ibu
commit to user terlalu sempit dan ruptura uteri serta psikosis masa nifas Sarimawar Djaja,
1997. Penyebab tak langsung kematian ibu meliputi penyakit-penyakit sistim sirkulasi saperti emboli segala sesuatu yang menyebabkan
tersumbatnya pembuluh darah, penyakit saluran pernafasan, infeksi dan parasit, terutama akibat penyakit menular seksual, dan anemia. Erika
Roystone and Sue Amstrong , 1994; Sarimawar Djaja et al, 1997. Departemen Kesehatan RI 1994 mengelompokkan faktor-faktor yang
mempengaruhi kematian ibu dalam 3 faktor, yaitu: a
Faktor medik Beberapa faktor medik yang melatarbelakangi kematian ibu adalah
faktor resiko tinggi high risk group, yaitu primigravida umur 20 tahun atau 35 tahun, jumlah anak 4 orang dan jarak persalinan terakhir 2
tahun, tinggi badan 145 cm, berat badan 38 kg atau lingkar lengan atas lila 23,5 cm, riwayat penyakit Keluarga dan kelainan bentuk tubuh,
riwayat obstetric buruk dan penyakit kronis. Selain itu komplikasi kehamilan, persalinan dan masa nifas adalah penyebab langsung kematian
maternal, yaitu perdarahan pervaginum, infeksi, keracunan kehamiian, komplikasi akibat partus lama dan trauma persalinan. Beberapa keadaan dan
gangguan yang memperburuk keadaan ibu pada saat hamil yang berperan dalam kematian ibu adalah kekurangan gizi dan anemia Hb 8 gr serta
bekerja fisik berat selama kehamiian, yang memberikan dampak kehamilan yang kurang baik berupa bayi berat lahir rendah dan prematuritas.
commit to user b
Faktor non medik Faktor non medik yang berkaitan dengan ibu dan menghambat upaya
penurunan kesakitan dan kematian maternal adalah kurangnya kesadaran ibu untuk mendapatkan pelayanan antenatal, terbatasnya pengetahuan ibu
tentang bahaya kehamiian resiko tinggi, ketidakberdayaan sebagian besar ibu-ibu hamil di pedesaan dalam pengambilan keputusan untuk dirujuk dan
membiayai biaya transportasi dan, perawatan di rumah sakit. c Faktor pelayanan kesehatan
Faktor pelayanan kesehatan yang memicu tetap tingginya angka kematian maternal adalah belum mantapnya jangkauan pelayanan KIA dan
penanganan kelompok resiko, masih rendahnya cakupan pertolongan persalinan yang dilakukan di rumah oleh dukun yang tidak mengetahui
tanda-tanda bahaya.
B. Penelitian yang Relevan
1. Penelitian yang dilakukan Ekowati Retnoningsih,April, 2009 yang berjudul Kontribusi pemilihan penolong persalinan untuk mencegah
kematian ibu di Propinsi Sumatra Selatan. Penelitian dilakukan di 4 kabupaten yaitu : Musibanyuasin, Muara Erin, Ogan Ilir dan Palembang.
Perbedaannya penelitian yang dilakukan Ekowati dengan penelitian
sekarang yaitu dalam 1 satu wilayah kerja Puskesmas Ngletih Kota Kediri.
2. Penelitian yang dilakukan Darmining November 2009, Studi Penerapan
Program perencanaan Persalnan Dan Pencegahan Komplikasi P4K Pasca 45