Foto copy IMB bangunan 1 set bagi yang diisyaratkan, untuk bangunan- bangunan yang didirikan di halaman, di atas bangunan atau menempel pada
bangunan
F. Pengawasan terhadap Pelaksanaan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan
di Kota Medan
Sejalan dengan peningkatan pembangunan diberbagai bidang terutama bidang ekonomi dan sosial akan mempunyai dampak yang sangat luas terhadap
pembangunan lainnya. Pembangunan ekonomi dan sosial juga akan mempunyai pengaruh sangat besar terhadap pengembangan ruang. Dengan secara khusus
perlu dipertimbangkan dengan matang dalam merencanakan, memanfaatkan dan mengendalikan ruang supaya lebih terarah baik secara kuantitatif maupun
kualitatif.
50
Pengawasan adalah proses untuk memastikan bahwa segala aktifitas yang terlaksana sesuai dengan apa yang telah direncanakan. The process of ensuring
that actual activities conform the planned activities.
51
Sedangkan menurut Adrian Sutedi pengawasan adalah suatu kegiatan untuk menjamin atau menjaga agar
rencana dapat diwujudkan dengan efektif. Masing-masing organisasi mempunyai rencana untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
52
Pengawasan merupakan
usaha untuk
mencegah kemungkinan-
kemungkinan penyimpangan dari rencana-rencana, instruksi-instruksi, saran-saran
50
Lukmanul Hakim Pulungan, Tinjauan Tentang Pengawasan Terhadap Izin Mendirikan Bangunan IMB Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2010 Tentang Retribusi Izin
Mendirikan Bangunan Di Marpoyan Damai Kota Pekanbaru, Skripsi Univ. Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru 2013, hal 40
51
Schermerhorn, Manajement, john wiley sons inc, New York: 2002, hal 5
Universitas Sumatera Utara
dan sebagainya yang telah ditetapkan, sehingga dengan adanya pengawasan yang dilakukan segala apa yang direncanakan dapat diwujudkan. Oleh karenanya dalam
proses pengawasan adanya standart, penilaian dan evaluasi. Dalam Peraturan Daerah No. 5 Tahun 2012, proses pengawasan memang belum maksimal.
Terutama dalam pengawasan terhadap pelaksanaan pembangunan yang dilakukan oleh masyarakat tetapi tidak memiliki IMB. Fakta ini sangat banyak terjadi
dilapangan, sehingga sangat membutuhkan pengawasan yang ekstra keras agar pembangunan yang dilakukan masyarakat sudah memiliki IMB. Dengan adanya
pengawasan yang maksimal, diharapkan kepedulian dan keinginan masyarakat untuk mengurus IMB semakin besar dan tinggi.
Menurut Peraturan Walikota Medan Nomor 16 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan Walikota Medan Nomor 19 Tahun 2010 Tentang
Rincian Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Tata Ruang Dan Tata Bangunan Kota Medan pada Pasal 23 Sub Dinas Pengawasan mempunyai tugas melaksanakan
sebagian tugas dinas dibidang pengawasan dan kemudian disebutkan lagi dalam Pasal 25 Keputusan Walikota Medan No. 16 tahun 2014 yaitu untuk
melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 23. Dalam melaksanakan tugas pokok bidang tata ruang menyelenggarakan
fungsi :
53
52
Adrian Sutedi, Aspek Hukum Kepabeanan. Sinar Grafika:Jakarta, 2012, hal 58-59
53
Peraturan Walikota Medan Nomor 16 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan Walikota Medan Nomor 19 Tahun 2010 Tentang Rincian Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Tata
Ruang Dan Tata Bangunan Kota Medan, Pasal 23
Universitas Sumatera Utara
a. penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Pengukuran dan
Pemetaan; b.
penyusunan petunjuk teknis lingkup pengukuran, pemetaan, pengembangan data dan sistem;
c. pelaksanaan pengendalian rencana tata ruang kota dan kebijaksanaan teknis
penataan ruang dan bangunan melalui mekanisme advis plan; d.
pelaksanaan penelitian terhadap lokasi permohonan Keterangan Rencana Peruntukan KRP dan IMB serta Izin Reklame agar sesuai dengan rencana
tata ruang kota dan kebijaksanaan teknis penataan ruang dan bangunan; e.
perencanaan dan penelitian kelayakan site plan tata letak pada permohonan IMB dan permohonan Izin Reklame agar sesuai dengan rencana tata ruang
kota dan kebijaksanaan teknis penataan ruang dan bangunan; f.
perencanaan kebutuhan fasilitas sosial dan umum pada suatu kawasan atau lingkungan;
g. penyusunan advis plan;
h. penyusunan perencanaan penelitiansurvey dalam rangka perumusan,
penyusunan, evaluasirevisi dan pengembangan rencana tata ruang kota, kawasan strategis, dan kebijaksanaan teknis penataan ruang kota dan
bangunan yang telah ditetapkan; i.
penyusunan, dan penyebarluasan ketentuan-ketentuan norma, standar, pedoman dan manual bagi pelaksanaan penataan ruang di daerah dengan
mempedomani ketentuan yang berlaku; j.
pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang tata ruang;
Universitas Sumatera Utara
k. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas
dan fungsinya. Apabila wajib pajak tidak memiliki IMB maka sanksi administrasi yang
dikenakan kepada wajib pajak sanksi dapat berupa :
54
a. Peringatan tertulis;
b. Pembatasan kegiatan pembangunan;
c. Penghentian sementara atau tetap pada pekerjaan pelaksanaan
pembangunan; d.
Penutupan lokasi dan penyegelan; e.
Pembekuan IMB; f.
Pencabutan IMB; danatau g.
Pembongkaran bangunan. Kewajiban untuk melengkapi setiap pembangunan rumah dengan IMB
berlaku kepada setiap orang, dan tidak ada pengecualian tertentu untuk setiap warga negara. Dalam pratiknya, pelaksanaan kewajiban untuk melengkapi
pembangunan rumah dengan IMB berkaitan dengan kesadaran hukum masyarakat dan juga penegakan hukum dari pihak pemerintah daerah.
Berdasarkan data Pemko Medan, data bangunan bermasalah dari Januari hingga Desember 2015 tercatat bangunan tanpa surat IMB sebanyak 597 unit,
bangunan menyimpang dari IMB sebesar 248 unit, bangunan yang telah ditindak secara administrasi 845 unit dan bangunan yang dibongkar ada 699 unit.
55
Pemko Medan menilai masih banyaknya bangunan bermasalah disebabkan karena
54
Op. Cit, Pasal 45
Universitas Sumatera Utara
kurangnya pengawasan, sarana dan prasarana maupun sumber daya manusia SDM. Selain itu juga karena adanya pembiaran dari oknum pengawas di
lapangan dengan berbagai alasan. “Belum lagi adanya pihak atau oknum yaÀng mengambil keuntungan dari bangunan bermasalah tersebut. Hal-hal seperti ini
akan kami minimalisir dengan meningkatkan pengawasan.
56
Karenanya Pemko akan melakukan beberapa langkah. Dari internal, pihaknya akan terus meningkatkan SDM yang dilakukan melalui pelatihan serta
pembinaan di siplin. Kemudian melakukan penyederhanaan administrasi pengurusan surat IMB akan diupayakan sesederhana mungkin. Dinas terkait akan
diminta untuk menyampaikan informasi yang transparan tentang ketentuan- ketentuan yang di atur dalam peraturan daerah tentang IMB termasuk sanksi
pidana bagi mereka yang melanggar. Untuk penegakan aturan di lapangan, akan dilakukan penambahan armada operasional, pengadaan alat-alat berat dan alat
pembongkaran lainnya. Apabila terjadi keterlambatan membayar, maka wajib retribusi
bersangkutan akan dikenakan denda sebesar 2 pada saat penagihan. Denda 2 ini diperhitungkan dari denda retribusi yang belum terbayarkan. Apabila
keterlambatan terus terjadi, dan wajib retribusi tidak mampu membayar sanksi administrasi yang dikenakan kepadanya, setelah mendapatkan tiga kali peringatan
lisan dan satu kali peringatan tertulis dalam jangka waktu tiga bulan, izin bangunan bersangkutan akan dicabut.
55
http:beritasore.com20120117pemko-medan-tingkatkan-pengawasan-imbdiakses tanggal 21 September 2016
56
Ibid
Universitas Sumatera Utara
BAB IV BEBERAPA MASALAH DALAM PELAKSANAAN RETRIBUSI IZIN
MENDIRIKAN BANGUNAN DI KOTA MEDAN C.
Masalah dalam Pelaksanaan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Retribusi
Izin Mendirikan Bangunan di Kota Medan
Pemberian IMB dilakukan agar pembangunan yang dilakukan tetap sesuai dengan rencana tata ruang yang berIaku dan rencana teknis bangunan. Dalam
proses pemberian pelayanan izin mendirikan bangunan, sering dijumpai masalah- masalah yang terkadang akan menghambat proses pemberian pelayanan tersebut.
Demikian juga dengan proses pengawasan yang dilakukan terhadap bangunan setelah selesai pengurusan IMB.
Dalam pelaksanaan pemungutan retribusi IMB tersebut bukan berarti dapat berjalan dengan lancar, ada banyak masalah yang bisa saja terjadi sehingga
menimbulkan pemungutan retribusi IMB tidak sesuai dengan yang diharapkan. Masalah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah masalah yang dihadapi oleh
para pelaksana di dalam pelaksanaan pemungutan retribusi IMB di Kota Medan. Masalah dalam Pelaksanaan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan Berdasarkan
Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan di Kota Medan berasal dari faktor internal dan eksternal.
Masalah internal antara lain berasal dari : 1.
Kurangnya sosialisasi tentang Retribusi IMB yang mengakibatkan banyak masyarakat yang tidak mengetahui atau kurang paham sosialisasi yang
dilakukan Dinas Tatan Ruang dan Tata Bangunan Medan kurang efektif
59
Universitas Sumatera Utara
kepada masyarakat sehingga masyarakat merasa sangat sulit dan berbelit dalam mengurus IMB.
2. Kurang terpadunya perangkat pemerintah daerah dalam pelaksanaan
Peraturan Daerah Kota Medan No. 5 Tahun 2012 tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan disebut kurangnya tenaga dalam pelaksanaan serta
kota ini daerah yang sedang mengembangkan diri dan memilihara daerah atau daerah yang luas.
3. Belum tersosialisasikan dengan baik terkait dengan Undang-Undang No 28
Tahun 2009 Tentang pajak daerah dan retribusi daerah dan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 5 TAHUN 2012 Tentang Retribusi Izin
Mendirikan Bangunan 4.
Sanksi hukum yang kurang tegas, sanksi hukum yang diberlakukan terhadap wajib retribusi kurang efektif, dikarenakan belum adanya perangkat hukum
atau Peraturan Daerah yang mengatur mengenai penerapan sanksi secara tegas terhadap wajib retribusi yang tidak mau membayar retribusi.
5. Keterbatasan sumber daya manusia yang dimilliki oleh Dinas Tata Ruang
dan Tata Bangunan Kota Medan, misalnya tenaga di bidang pengukuran dan pemetaan, jumlah pegawai yang ada bidang ini masih belum mencukupi
terkait dengan tugas bidang pengukuran dan pemetaan untuk melakukan pengukuran di lapangan. Selain itu, bidang pengendalian dan pemanfaatan
ruang juga masih kekurangan pegawai. jumlah pegawai yang dimiliki oleh bidang pengendalian dan pemanfaatan ruang belum mencukupi untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat. ditambah lagi dengan tugas
Universitas Sumatera Utara
yang mereka lakukan untuk turun ke lapangan mengawasi pembangunan yang dilakukan masyarakat.
6. Sarana dan prasarana yang ada juga masih belum memadai, seperti bidang
pengukuran dan pemetaan di dalam menjalankan tugasnya untuk melakukan kegiatan pengukuran dan pemetaan di lapangan masih menggunakan
transportasi pribadi. Demikian juga halnya dengan bidang pengendalian dan Pemanfaatan Ruang, masih kekurangan transportasi untuk melakukan
pengawasan ke lapangan. Bidang pengendalian dan pemanfaatan ruang juga di dalam menjalankan tugasnya masih menggunakan peralatan yang manual
seperti palu untuk melakukan pembongkaran terhadap bangunan yang tidak sesuai dengan izin yang telah diterbitkan oleh Dinas Tata Ruang dan Tata
Bangunan Kota Medan 7.
Komunikasi Komunikasi merupakan sarana untuk menyebarkan informasi, baik dari atas
ke bawah atau sebaliknya, faktor komunikasi dalam pelaksanaan retribusi IMB sangat berperan penting khususnya dalam pendataan objek dan wajib
retribusi IMB. Masalah eksternal antara lain berasal dari :
1. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk mengurus IMB. Ada beberapa
warga masyarakat yang terpaksa mengurus IMB, IMB tersebut akan digunakan untuk pinjaman ke Bank sehingga masyarakat sangat enggan
mengurus IMB kalau tidak ada manfaatnya atau kalau tidak terpaksa mengurusnya.
Universitas Sumatera Utara
2. Terbatasnya sumber daya anggaran juga akan mempengaruhi keberhasilan
pelaksanaan kebijakan, disamping program tidak dapat dilaksanakan dengan optimal, terbatasnya anggaran menyebabkan disposisi para pelaku kebijakan
rendah, bahkan akan terjadi goal displacement yang dilakukan oleh pelaku kebijakan terhadap pencapaian tujuan dan sasaran kebijakan yang telah
ditetapkan. 3.
Dalam rangka kegiatan IMB banyak masyarakat yang belum mempunyai IMB, sehingga jumlah penerimaan yang seharusnya diperoleh menjadi
berkurang. Kewajiban membayar hanya dilakukan apabila pihak Dinas Pendapatan Kota Medan melakukan penagihan retribusi IMB tersebut.
4. Adanya penunggakan yang dilakukan oleh pihak tertentu dalam pelaksanaan
pembayaran retribusi IMB. Hal ini tentu saja akan menunda penerimaan retribusi yang seharusnya sudah diterima tetapi masih harus ditangguhkan
karena wajib retribusi belum bersedia membayar retribusi. 5.
Banyaknya oknum pemerintah yang masih kurang tegas dalam menyikapi pelanggaran peraturan perizinan.
6. Kondisi sosial,ekonomi dan politik
Kondisi sosial, politik, dan ekonomi, mencakup sumberdaya ekonomi lingkungan yang dapat mendukung keberhasilan pelaksanaan; sejauhmana
kelompok-kelompok kepentingan memberikan dukungan bagi pelaksanaan; karakteristik para partisipan, yakni mendukung atau menolak; bagaimana sifat
opini publik yang ada di lingkungan; dan apakah elite politik mendukung pelaksanaan perda tersebut.
Universitas Sumatera Utara
7. Pemohon belum siap untuk membayar retribusi IMB-nya tersebut
sedangkan syarat untuk keluarnya surat keputusan SK adalah terlebih dahulu pemohon harus melunasi retribusi bangunan, disebabkan kondisi
pencarian yang kurang tetap bagi golongan ekonomi lemah kebawah. Sebagian besar masyarakat masih belum tahu banyak tentang manfaat yang
diperoleh jika memiliki IMB, disamping itu kurangnya sosialisasi dari lembaga yang terkait menjadikan masyarakat banyak yang enggan
mendaftarkan bangunannya. Masalah-masalah tersebut di atas merupakan masalah dalam pelaksanaan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan
berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan di Kota Medan Retribusi merupakan salah satu
sumber pendapatan asli Daerah Kota Medan yang ditangani Dinas Tatan Ruang dan Tata Bangunan dan Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan.
D. Upaya dalam Mengatasi Masalah Pelaksanaan Retribusi Izin Mendirikan