Kehidupan Sosial Petani Kelapa Sawit Desa Mahato Timur

Dalam perkembangannya pihak PT.Torganda mulai menjalin kerja sama dengan desa Mahato dalam hal pengelolaan perkebunan pada tahun 2005. Desa Mahato Timur belum mengalami pemekaran ketika pertama kali menjalin kerja sama dengan pihak PT.Torganda. Desa Mahato Timur memiliki tanah ulayat seluas 600 hakter yang pengelolaannya diserahkan kepada pihak PT.Torganda, dimana 400 hektar dibagikan kepada 200 kepala penduduk desa Mahato Timur dan 200 hektar menjadi milik PT. Torganda. Masyarakat desa Mahato Timur menjalin kerja sama dengan pihak PT. Torganda didasari oleh berbagai faktor, yaitu kekurangan modal dalam pembukaan karena lahan didominasi oleh rawa, kekurangan tenaga, teknologi, ijin pembukaan lahan, dan pengetahuan yang terbatas dalam hal pengelolaan perkebunan. Kehadiran PT.Torganda di kecamatan Tambusai Utara memberikan dampak yang positif bagi kehidupan masyarakat desa, terutama petani kelapa sawit. Secara tidak langsung banyak petani kelapa sawit di kecamatan Tambusai Utara yang melihat dan meniru sistem pengelolaan perkebunan kelapa sawit yang diterapkan oleh PT.Torganda. seperti meniru penanaman, pemakaian pupuk, alat-alat perkebunan, dan sistem pemanenan. Selain itu PT.Torganda juga memiliki pabrik pengolahan kelapa sawit, dan mereka juga membeli hasil perkebunan kelapa sawit milik rakyat. Karena kedekatan pabrik pengolahan kelapa sawit dengan lahan rakyat maka harga hasil perkebunan rakyat relatif besar.

4.1.4 Kehidupan Sosial Petani Kelapa Sawit Desa Mahato Timur

Usaha perkebunan kelapa sawit didesa mahato timur meliputi petani sawit, sebagai pemilik lahan, buruh tani, dan toke atau tengkulak. Penduduk desa mahato timur pada umumnya memiliki luas areal lahan perkebunan kelapa sawit sekitar 1 ha- Universitas Sumatera Utara 60 ha. Penduduk desa mahato timur yang memiliki luas areal perkebunan 3 ha bekerja juga sebagai buruh tani, dimana gaji mereka untuk pemanen dihitung perkilo kelapa sawir yang dipanen, serta untuk pekerjaan lainnya contohnya dalam hal perawatan tanaman digaji perhari. Untuk upah memanen, para buruh tani dibayar Rp 100 perkilo, untuk pemupukan dan penunasan Rp.1000 perpokok dan pekerjaan lainnya dibayar sebesar Rp. 100.000 perhari. Hal ini juga dapat mempengaruhi pendapatan para buruh tani, jika para buruh tani tidak dapat bekerja mereka masih memiliki pendapatan dari lahan perkebunannya walaupun dengan jumlah sedikit. Sementara untuk harga kelapa sawit berkisar antara Rp.1200 - 1.400 perkilo dimasyarakat. Interaksi yang terjalin diantara petani kelapa sawit terjadi secara langsung baik itu antara petani dengan buruh tani maupun dengan toke. Interaksi yang terjalin antara petani sawit dan toke meliputi pada penjualan hasil perkebunan kelapa sawit, pembelian pupuk dan alat-alat pertanian, serta peminjaman modal oleh petani. Keterikatan antara toke dengan petani kelapa sawit tidak tertulis atau tidak andanya kontrak hanya berdasarkan hubungan keluarga, hubungan marga, kepercayaan, harga dan pinjaman. Interaksi yang terjalin antara petani kelapa sawit dengan buruh tani terjadi karena adanya kerja sama antara petani dengan buruh tani sementara interaksi para buruh tani terjadi terjalin pada sesama buruh tani yang memiliki satu petani sawit. Kehidupan sosial petani kelapa sawit desa Mahato Timur mengalami perubahan setelah kehadiran PT.Torganda. Kehadiran PT.Torganda di kecamatan Tambusai Utara memberikan dampak pada kehidupan masyarakat desa Mahato Timur, baik itu dampak positif maupun negatif. Kehadiran PT.Torganda di kecamatan Tambusai Utara telah memberikan dampak kepada masyarakat desa Mahato Timur Universitas Sumatera Utara seperti dalam hal pengetahuan akan penanaman dan perawatan tanaman, pembukaan lapangan pekerjaan, serta peningkatan pendapatan. Sementara untuk dampak negatifnya hanya sebatas permasalahan lingkungan saja. Hal seperti ini juga dirasakan masyarakat desa Mahato Timur khususnya setelah bergabung menjadi petani plasma pada sistem pengelolaan perkebunan dengan sistem pola PIR yang diterapkan oleh PT. Torganda. Pengembangan perkebunan dengan sistem perkebunan inti rakyat mampu memberikan dampak positif kepada petani kelapa sawit desa mahato timur. Dimana tidak hanya pada segi pendapatan tetapi juga pada segi pengetahuan. Secara langsung kehadiran Torganda mampu meningkatkan pendapatan masyarakat terutama petani plasma mengenai pengelolaan perkebunan kelapa sawit PT.Torganda pada awal pembentukan pola PIR, sering melakukan pertemuan kepada masyarakat desa. Pihak perusahaan melakukan sosialisasi tentang perkebunan kepada masyarakat dimana secara langsung memberikan pengetahuan sekaligus pelatihan kepada masyarakat yang berkaitan dengan pengelolaan perkebunan. Selain itu masyarakat desa juga dapat mengoptimalisasi penggunaan lahan, dimana lahan yang terbengkalai sebelumnya karena kekurangan modal dapat digunakan, pemasaran hasil perkebunan dan juga tentu saja hal ini mempengaruhi pendapatan masyarakat desa.

4.2 Profil Informan

1. Derbin Purba LK, 46 tahun Informan bapak Derbin Purba merupakan petani kelapa sawit yang memiliki lahan perkebunan pribadi yang terdapat di Desa Mahato Timur kecamatan tambusai utara. Informan bapak Derbin Purba yang lebih dikenal dengan sebutan bapak vita, telah menikah dan memiliki 5 orang anak. Informan adalah seorang dengan tamatan Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pola Interaksi Sosial Tuna Rungu Wicara ( Studi Deskriptif Di UPTD Pelayanan Sosial Tuna Rungu Wicara Dan Lansia Pematangsiantar )

26 167 91

Pola Interaksi Masyarakat Pendatang Dengan Masyarakat Lokal Studi Tentang Interaksi Sosial Etnis Tionghoa Dan Etnis Karo Di Desa Lama Kecamatan Pancurbatu, Kabupaten Deli Serdang

26 200 137

Pola Interaksi Sosial Dalam Pengelolaan Perkebunan Antara Masyarakat Desa Mahato Timur Dengan Pihak Perkebunan Dengan Sistem Pola PIR

0 0 7

Pola Interaksi Sosial Dalam Pengelolaan Perkebunan Antara Masyarakat Desa Mahato Timur Dengan Pihak Perkebunan Dengan Sistem Pola PIR

0 0 2

Pola Interaksi Sosial Dalam Pengelolaan Perkebunan Antara Masyarakat Desa Mahato Timur Dengan Pihak Perkebunan Dengan Sistem Pola PIR

0 0 9

Pola Interaksi Sosial Dalam Pengelolaan Perkebunan Antara Masyarakat Desa Mahato Timur Dengan Pihak Perkebunan Dengan Sistem Pola PIR

0 0 19

Pola Interaksi Sosial Dalam Pengelolaan Perkebunan Antara Masyarakat Desa Mahato Timur Dengan Pihak Perkebunan Dengan Sistem Pola PIR

0 0 3

Pola Interaksi Sosial Dalam Pengelolaan Perkebunan Antara Masyarakat Desa Mahato Timur Dengan Pihak Perkebunan Dengan Sistem Pola PIR

0 0 10

POLA INTERAKSI SOSIAL DALAM KALANGAN MUR

0 1 61

BAB II PENGATURAN POLA KEMITRAAN USAHA PERKEBUNAN ANTARA PERUSAHAAN PERKEBUNAN DENGAN MASYARAKAT A. Tinjauan Umum Pola Kemitraan Perkebunan - Tinjauan Yuridis Perjanjian Pola Kemitraan Perkebunan Kelapa Sawit Inti-Plasma Antara PT. Boswa Megalopolis Denga

0 0 33