Epidemiologi Infeksi Saluran Kemih

refluks vesikouretral, yang semakin diteruskan ke atas mengakibatkan dilatasi ureter hidroureter dan sistem pelviokalises ginjal hidronefrosis. Sisa urin dalam vesika dapat meningkatkan risiko terjadinya batu endapan dan infeksi. Pada umumnya, organisme patogen tidak akan berkembang biak dalam urin dan jarang menyebabkan ISK Cattell et al, 1974. Namun, flora normal pada urin akan berkembang biak dengan baik Asscher et al, 1968. Faktor yang menentukan pertumbuhan bakteri pada urin adalah osmolalitas, konsentrasi urea, konsentrasi asam organik, dan pH.

2.3.1 Epidemiologi

Epidemiologi ISK dikelompokkan berdasarkan usia dan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 2.3. Pada bayi baru lahir sampai usia 1 tahun, bakteriuria dijumpai dalam 2,7 dari anak laki-laki dan 0,7 pada anak perempuan Wettergren, Jodal, dan Jonasson, 1985. Kejadian ISK pada laki-laki yang tidak disunat lebih tinggi dari pada laki-laki yang disunat 1,12 dibandingkan dengan 0,11 Wiswell dan Roscelli, 1986. Pada anak-anak usia 1 sampai 5 tahun, kejadian bakteriuria pada anak perempuan meningkat menjadi 4,5 , sementara itu penurunan pada anak laki-laki menjadi 0,5 Randolph dan Greenfield, 1964. Sebagian besar ISK pada anak kurang dari 5 tahun biasanya berhubungan dengan kelainan congenital pada saluran kemih, seperti refluks vesicoureteral atau obstruksi. Insiden bakteriuria tetap relatif konstan pada anak usia 6- 15 tahun . Namun, ISK pada anak-anak lebih mungkin dihubungkan dengan kelainan fungsional saluran kemih, seperti gangguan berkemih. Selama masa remaja, kejadian ISK meningkat secara signifikan 20 pada wanita muda, dan tetap konstan pada pria muda Sanford, 1975. Pada pria dengan prostatic hipertrofi obstruksi, kateterisasi, dan pembedahan merupakan faktor risiko yang berkaitan untuk terjadinya infeksi. Untuk pasien yang lebih tua dari 65 tahun, kejadian ISK biasanya terus meningkat. Pada usia kurang dari 1 tahun dan yang lebih tua dari 65 tahun, morbiditas dan mortalitas dari ISK adalah yang terbesar Shortliffe dan McCue, 2002 . Universitas Sumatera Utara Tabel.2.3 Epidemiologi Genitourinarius Pondei dkk melakukan penelitian terhadap pasien dengan infeksi saluran kemih di Nigeria. Didapatkan bahwa kejadian infeksi saluran kemih terjadi sebesar 41,6 pada pasien dengan gangguan patologi ginjal, 39 pada wanita hamil, 16 pada pasien dengan pembesaran prostat Pondei K et al., 2012 . Bakteriuria dapat terjadi pada penderita retensi urin karena BPH sebelum pemasangan kateter, hal ini dapat disebabkan karena terjadi urin statis yang berlarut- larut, apalagi pada penderita dengan riwayat pernah pakai kateter berulang. Furqan melaporkan bakteriuria sudah terjadi sebelum pakai kateter pada 12,12 dari kelompok yang baru pertama kali pakai keteter, dan 38,46 dari kelompok yang berulang pakai kateter. Peningkatan bakteriuria yang bermakna ditemukan setelah pemakaian kateter baik pada pemakaian kateter pertama kali atau berulang. Sesuai dengan literatur bahwa pertumbuhan bakteri sudah terjadi dalam 24 jam pemakaian kateter menetap, dan terjadi peningkatan bakteriuria 10 setiap harinya pada perawatan tertutup Furqan, 2003 Kuman penyebab bakteriuria karena pemakaian kateter menetap dari penelitian ini banyak disebabkan oleh E.coli, kemudian dikuti oleh Staphylococcus aureus, Klebsiella sp, Citrobacter sp, Enterococcus sp dan Proteus sp. Pondai dkk melaporkan dari total 237 37,38 pasien yang kultur kumannya tumbuh, sebanyak 195 82,28 adalah gram negatif. Bakteri gram negatif merupakan bakteri yang dominan sebagai penyebab infeksi saluran kemih Pondei K et al., 2012 . Universitas Sumatera Utara Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian ini yang mana ditemukan 100 adalah gram negatif. E.Coli merupakan jenis bakteri yang sering dijumpai Pondei K et al., 2012 . Hal yang sama juga didapatkan pada penelitian ini bakteri yang paling banyak adalah Escherichia Coli 46.2 serta yang paling sedikit ditemukan adalah Klebsiella Pneumonia 23.1. Hasil ini sama dengan hasil kepustakaan Barat, dimana di negara maju infeksi saluran kemih 48,6 adalah E.coli, dan pada penelitian ini memperoleh hasil sekitar 46,2. Dari penelitian lain sebelumnya ada yang melaporkan kuman penyebab bakteriuria terbanyak bukan oleh E. coli, ini mungkin perbedaan tempat dan perlakuan terhadap penderita misalnya penderita yang dirawat inap di rumah sakit penyebab bakteriuria sering oleh kuman nosokomial pseudomonas dan juga kerap kali berkaitan dengan hyegine dan sanitasi penderita dalam merawat kebersihan kateter Taiwo SS et al., 2006 . Pada penelitian lain yang dilakukan oleh Taiwo SS dan Aderounmu AOA, meneliti kuman yang diakibatkan oleh pemasangan kateter. Dari total 122 pasien, sebanyak 76 62,3 diakibatkan oleh pembesaran prostat jinak. Kuman yang paling banyak ditemukan adalah E.Coli dan Pseudomonas Aerogenosa masing-masing 20,6. Berdasarkan penelitian ini, pada pasien infeksi saluran kemih sebesar 82.05 sensitif terhadap Imipenem yang kemudian diikuti dengan Amikacin 74.35. Namun pada penelitian yang dilakukan Pondei et al., anti mokroba yang sensitif dan tepat untuk diberikan adalah nitrofurantoin. Pondei dkk melaporkan bahwa bakteri gram negatif lebih resisten terhadap cloxacilin dan amoxicillin-clavulanat. E. Coli, K. Pneumoniae, dan P. Mirabilis lebih sensitive terhadap nitrofurantoin dan kurang sensitive terhadap cloxacilin dan amoxicillin-clavulanat. Staphilokokus lebih sensitive terhadap ceftazidim dan kurang sensitive terhadap cloxacilin, lincomicin dan oxacilin. Selain itu pondei dkk juga melaporkan bahwa tidak ada pengaruh antara usia dan jenis kelamin terhadap sensitivitas antibiotika pada infeksi saluran kemih Pondei K et al., 2012.

2.3.2 Cara Pengambilan Sampel

Dokumen yang terkait

Hubungan Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) dengan Kejadian Infeksi Saluran Kemih di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2012

16 180 62

Karakteristik Pasien Benign Prostate Hyperlasia (BPH) yang Menjalani Transurethral Resection of Prostate (TURP) di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik pada Periode Januari 2012-Desember 2013

9 79 79

Pola Kuman Penyebab Infeksi Saluran Kemih Dan Sensitivitasnya Terhadap Antibiotika Di RSUP H.Adam Malik Periode Januari 2009-Desember 2009.

1 45 75

Hubungan Antara Kadar Serum Lipid Dengan Volume Prostate Pada Penderita Benign Prostate Hyperplasia Di RSUP H. Adam Malik Medan

0 0 14

Hubungan Antara Kadar Serum Lipid Dengan Volume Prostate Pada Penderita Benign Prostate Hyperplasia Di RSUP H. Adam Malik Medan

0 0 4

Hubungan Antara Kadar Serum Lipid Dengan Volume Prostate Pada Penderita Benign Prostate Hyperplasia Di RSUP H. Adam Malik Medan

0 0 3

Hubungan Antara Kadar Serum Lipid Dengan Volume Prostate Pada Penderita Benign Prostate Hyperplasia Di RSUP H. Adam Malik Medan

0 0 18

Hubungan Antara Kadar Serum Lipid Dengan Volume Prostate Pada Penderita Benign Prostate Hyperplasia Di RSUP H. Adam Malik Medan

0 0 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prostat - Pola Kuman dan Sensitivitas pada Penderita Benign Prostate Hyperplasia dengan Infeksi Saluran Kemih di RSUP H. Adam Malik Medan

0 0 22

Pola Kuman dan Sensitivitas pada Penderita Benign Prostate Hyperplasia dengan Infeksi Saluran Kemih di RSUP H. Adam Malik Medan

0 0 17