Hitung Kuman, Isolasi dan Identifikasi

2.3.4 Hitung Kuman, Isolasi dan Identifikasi

A. Hitung kuman bertujuan untuk menilai apakah jumlah kuman yang tumbuh bermakna atau tidak untuk ISK. Sedangkan isolasi dan identifikasi bertujuan untuk mengetahui bakteri penyebab ISK. Tujuan B. Peralatan 1. Bunsen burner 2. Cawan petri 3. Inkubator 4. Kaca Objek 5. Kaca Penutup 6. Mikroskop binokuler 7. Penghitung koloni 8. Sengkelit 10 -3 C. Media dan Reagen 1. Agar Darah AD 2. Agar Mac Conkey MC 3. Antesera spesifik 4. Brain Heart Infusion BHI Agar 5. NaCl fisiologis 6. Pewarnaan gram 7. Reagen uji biokimia D. Prosedur pemeriksaan 1. Mikroskopik a. b. Supernatan dibuang Urine disentrifugasi 3000 rpm selama 5 - 10 menit c. Teteskan endapan pada 2 kaca objek d. Tutup kaca objek 1 dengan kaca penutup e. f. Lihat di bawah mikroskop dengan pembesaran 400 kali Hitung jumlah leukosit per lapang pandang Universitas Sumatera Utara 2. Isolasi, hitung koloni dan identifikasi g. Terhadap sedimen pada kaca objek 2, lakukan pewarnaan gram Spesimen urine yang tidak disentrifuge : a. Masukkan dalarn Brain Heart Infusion BHI dengan perbandingan 1: 9. b. Lakukan isolasi pada Agar Darah dan Agar Mac Conkey dengan cara 1 cara 2. 1. 1. Dengan menggunakan sengkelit volume 10 Cara I -3 2. Khusus inokulasi pada Agar Darah dilakukan dengan cara : , spesimen urine yang tidak disentrifuge. diinokulasikan pada Agar Darah dan Agar Mac Conkey. a. Ambil satu sengkelit volume 10 -3 b. Goreskan secara menyilang di bagian tengah media Agar Darah. ml urine yang tidak disentrifus. c. Selanjutnya dibuat goresan sepanjang goresan pertama, dengan arah tegak lurus terhadap goresan pertama. Kemudian buat goresan tegak lurus terhadap goresan terakhir sampai media penanaman penuh. 3. Inkubasi Agar Darah dan Agar Mac Conkey pada suhu 35 - 37 ° 4. Hitung koloni yang tumbuh pada Agar C selama 24 jam 5.Dari koloni yang tumbuh pada Agar Darah setelah hitung koloni dan Agar Mac Conkey dilakukan pewarnaan Gram. 6. Kuman Gram + kokus dan koloni Gram- yang tumbuh pada Agar Darah dilanjutkan dengan uji identifikasi. 2. 1. Buat pengenceran urine, dengan mencampur 0,2 ml urine dengan 9,8 ml NaC1 fisiologis steril Cara II 2. Masukkan masing-masing 1 tetes 50 µI spesimen tersebut ke dalam Agar Darah dan Agar Mac Conkey Universitas Sumatera Utara 3. Aduk rata dengan cara menggoyangkan ke kanan dan ke kiri supaya urine tercampur rata dengan perbenihan 4. Inkubasi pada suhu 35°C - 37°C selama 24 jam 5. Hitung koloni yang tumbuh pada Agar 6. Buat sediaan Gram dari koloni yang tumbuh pada Agar Darah setelah hitung koloni dan Agar Mac Conkey 7. Lanjutkan dengan uji identifikasi seperti cara I 3. Pembacaan dan interpretasi hasil a. Mikroskopis Hitung jumlah lekosit yang ditemukan. Untuk laki-laki laporkan bila ditemukan lekosit 2LPB, sedangkan untuk wanita bila 5LPB, denaan catatan hasil lengkap hitung kuman isolasi dan identifikasi menyusul. b. Hitung Kuman 1. Pembacaan hasil : Jumlah kuman dalam 1 ml urine adalah jumlah koloni yang tumbuh dikalikan 1000 karena volume ose yang dipakai 10 Untuk cara I -3 ml. Jumlah kuman dalam 50 µ l urine adalah jumlah Y koloni yang turnbuh dikalikan dengan pengenceran 50 X. Dengan demikian jumlah kuman dalam 1 ml urine = 20 Y. Untuk cara II 2. Intepretasi Hitung Kuman a. Kategori 1 : Jika didapatkan jumlah kuman kurang dari 10 4 o Pada urine porsi tengah diinterpretasikan kemungkinan tidak ada infeksi saluran kemih. per ml urine : o Pada urine pungsi suprapubik atau kateter, pemeriksaan dilanjutkan dengan isolasi dan identifikasi serta uji kepekaan. Universitas Sumatera Utara b. Kategori 2 : Jika jumlah kuman antara 10 4 - 10 5 Jika pasien menunjukkan gejala infeksi saluran kemih, pemeriksaan dilanjutkan dengan identifikasi dan uji kepekaan. Jumlah kuman pada batas ini, disertai dengan lekosituri, sangat dicurigai adanya infeksi. Jika meragukan, mintakan urine kedua untuk pemeriksaan ulang. per ml urine dan pasien tidak menunjukkan keluhan, mintakan urine kedua dan hitung kuman diulangi. c. Kategori 3 : Pada urine porsi tengah, jika jumlah kuman lebih dari 10 5 Kategori ini tidak berlaku bagi urine kateter dan urine pungsi supra- pubik. per ml urine, pemeriksaan dilanjutkan dengan isolasi dan identifikasi serta uji kepekaan, meskipun penderita tidak menunjukkan gejala. 4. Pencatatan dan pelaporan Setelah hasil ditemukan lengkap, dicatat dalam buku registrasi laboratorium dan dilaporkan pada pengiriman dalam formulir hasil pemeriksaan. Rekomendasi umum untuk pelaporan hitung kuman pada urine porsi tengah : Jika jumlah kuman kurang dari a. Kategori 1 : 10 4 per ml urine dilaporkan kemungkinan tidak ada infeksi suprapubik atau kateter, jumlah kuman ini harus dilaporkan bersama hasil identifikasi dan uji kepekaan. b. Jika jumlah kuman antara 10 Kategori 2 : 4 - 10 5 per ml urine dan pasien menunjukkan gejala infeksi saluran kemih, laporkan bersama hasil identifikasi dan uji kepekaan serta ada tidaknya leukosituri. Universitas Sumatera Utara c. Jika jumlah lebih dari 10 Kategori 3 : 5 per ml urine, dilaporkan bersama hasil identifikasi dan uji kepekaan. 2.3.5 Untuk pasien dengan gejala pemeriksaan urinalisis mikroskopik untuk bakteriuria, piuria, dan hematuria harus dilakukan. Urinalisis dilakukan untuk mengidentifikasi bakteri dan leukosit dan sebagai diagnosis dugaan ISK. Biasanya ISK, ditemukan leukosit urin dengan sedimen 5 LPB. Urinalisa

2.3.6 Kultur Urin

Dokumen yang terkait

Hubungan Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) dengan Kejadian Infeksi Saluran Kemih di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2012

16 180 62

Karakteristik Pasien Benign Prostate Hyperlasia (BPH) yang Menjalani Transurethral Resection of Prostate (TURP) di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik pada Periode Januari 2012-Desember 2013

9 79 79

Pola Kuman Penyebab Infeksi Saluran Kemih Dan Sensitivitasnya Terhadap Antibiotika Di RSUP H.Adam Malik Periode Januari 2009-Desember 2009.

1 45 75

Hubungan Antara Kadar Serum Lipid Dengan Volume Prostate Pada Penderita Benign Prostate Hyperplasia Di RSUP H. Adam Malik Medan

0 0 14

Hubungan Antara Kadar Serum Lipid Dengan Volume Prostate Pada Penderita Benign Prostate Hyperplasia Di RSUP H. Adam Malik Medan

0 0 4

Hubungan Antara Kadar Serum Lipid Dengan Volume Prostate Pada Penderita Benign Prostate Hyperplasia Di RSUP H. Adam Malik Medan

0 0 3

Hubungan Antara Kadar Serum Lipid Dengan Volume Prostate Pada Penderita Benign Prostate Hyperplasia Di RSUP H. Adam Malik Medan

0 0 18

Hubungan Antara Kadar Serum Lipid Dengan Volume Prostate Pada Penderita Benign Prostate Hyperplasia Di RSUP H. Adam Malik Medan

0 0 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prostat - Pola Kuman dan Sensitivitas pada Penderita Benign Prostate Hyperplasia dengan Infeksi Saluran Kemih di RSUP H. Adam Malik Medan

0 0 22

Pola Kuman dan Sensitivitas pada Penderita Benign Prostate Hyperplasia dengan Infeksi Saluran Kemih di RSUP H. Adam Malik Medan

0 0 17