Patologi Patofisiologi Hiperplasia Prostat Jinak

basic fibroblast growth factor b-GFGF dapat menstimulasi sel stroma dan merupakan faktor yang penting pada perkembangan prostat jinak. Konsentrasi b-FGF ini lebih besar ditemukan pada penderita hiperplasia prostat jinak dibanding pada orang normal karena bertambahnya umur John et al., 2010.

2.2.4 Patologi

Hiperplasia prostat jinak seutuhnya merupakan proses hiperplasia, yaitu peningkatan jumlah sel. Stroma tersusun dari kolagen dan otot polos. Komponen histologis yang dominan dapat menentukan potensi responsivitas terhadap terapi medis. Alpha-blockers dapat menghasilkan respon yang baik pada pasien hiperplasia prostat jinak dengan komponen otot polos yang signifikan, sedangkan jika komponen sel epitel yang lebih dominan, kemungkinan respon akan lebih baik terhadap penghambat 5 α- reduktase. Pasien dengan komponen kolagen dalam stroma dapat tidak memberikan respon terhadap bentuk terapi medis apapun Pondei K et al., 2012. Seiring berjalannya hiperplasia, lama-kelamaan zona luar dari prostat akan terdesak, membentuk suatu formasi yang disebut surgical capsule. Kapsul ini memisahkan zona transisi dari daerah perifer kelenjar dan berfungsi sebagai batas pembelahan untuk enukleasi prostat terbuka dalam prostatektomi sederhana pembedahan yang mengangkat bagian prostat di sekitar uretra yang berjalan dari bagian perifer prostat dan kapsul prostat Pondei K et al., 2012. Pada taraf awal setelah tejadinya pembesaran prostat akan terjadi resistensi yang bertambah pada leher vesika dan daerah prostat, kemudian detrusor akan mencoba mengatasi keadaan ini dengan jalan kontraksi lebih kuat. Sebagai akibatnya serat detrusor akan menjadi lebih tebal dan penonjolan serat detrusor ke dalam mukosa buli- buli akan terlihat sebagai balok-balok yang tampak apabila dilihat dari dalam vesika dengan sistoskopi. Mukosa vesika dapat menerobos ke luar diantara serat detrusor sehingga terbentuk tonjolan mukosa yang apabila kecil dinamakan sakula dan apabila besar dinamakan divertikel. Fase penebalan detrusor ini disebut fase kompensasi yang apabila berlanjut detrusor akan menjadi lelah dan akhirnya akan mengalami dekompensasi dan tidak mampu lagi untuk kontraksi sehingga akan terjadi retensi urin total Taiwo SS et al., 2006. Universitas Sumatera Utara

2.2.5 Patofisiologi

Gejala hiperplasia prostat jinak dapat terkait dengan komponen obstruktif dari prostat atau respon sekunder dari kandung kemih terhadap resistensi saluran kemih komponen iritatif. Gejala obstruktif disebabkan oleh karena detrusor gagal berkontraksi dengan cukup kuat atau gagal berkontraksi cukup lama sehingga kontraksi terputus-putus, sedangkan gejala iritatif disebabkan oleh karena pengosongan yang tidak sempurna pada saat miksi atau pembesaran prostat menyebabkan rangsangan pada vesika sehingga vesika sering berkontraksi meskipun belum penuh Pondei K et al., 2012 dan Taiwo SS et al., 2006 .

2.2.6 Diagnosis

Dokumen yang terkait

Hubungan Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) dengan Kejadian Infeksi Saluran Kemih di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2012

16 180 62

Karakteristik Pasien Benign Prostate Hyperlasia (BPH) yang Menjalani Transurethral Resection of Prostate (TURP) di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik pada Periode Januari 2012-Desember 2013

9 79 79

Pola Kuman Penyebab Infeksi Saluran Kemih Dan Sensitivitasnya Terhadap Antibiotika Di RSUP H.Adam Malik Periode Januari 2009-Desember 2009.

1 45 75

Hubungan Antara Kadar Serum Lipid Dengan Volume Prostate Pada Penderita Benign Prostate Hyperplasia Di RSUP H. Adam Malik Medan

0 0 14

Hubungan Antara Kadar Serum Lipid Dengan Volume Prostate Pada Penderita Benign Prostate Hyperplasia Di RSUP H. Adam Malik Medan

0 0 4

Hubungan Antara Kadar Serum Lipid Dengan Volume Prostate Pada Penderita Benign Prostate Hyperplasia Di RSUP H. Adam Malik Medan

0 0 3

Hubungan Antara Kadar Serum Lipid Dengan Volume Prostate Pada Penderita Benign Prostate Hyperplasia Di RSUP H. Adam Malik Medan

0 0 18

Hubungan Antara Kadar Serum Lipid Dengan Volume Prostate Pada Penderita Benign Prostate Hyperplasia Di RSUP H. Adam Malik Medan

0 0 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prostat - Pola Kuman dan Sensitivitas pada Penderita Benign Prostate Hyperplasia dengan Infeksi Saluran Kemih di RSUP H. Adam Malik Medan

0 0 22

Pola Kuman dan Sensitivitas pada Penderita Benign Prostate Hyperplasia dengan Infeksi Saluran Kemih di RSUP H. Adam Malik Medan

0 0 17