Routing Dinamis Routing Pemetaan

namun kelemahan pada routing statis pada jaringan skala besar akan susah pada saat melakukan maintenance pengelolaan ketika terjadi kerusakan atau masalah. Adapun cara kerja routing statis antara lain : 1. Administrator jaringan yang mengkonfigurasi router 2. Router melakukan routing berdasarkan informasi dalam tabel routing 3. Routing statis digunakan untuk melewatkan paket data Analogi Misalkan kita berada pada persimpangan jalan mungkin kita akan merasa bingung jika tidak ada petunjuk jalan di setiap persimpangan jalan router seharusnya ada petunjuk jalan supaya orang tidak bingung dan tersesat. Untuk jalan yang rumit dan berputar-putar tidaklah cukup jika menggunakan static routing. Tentunya kita akan merasa bingung jika disetiap persimpangan kita harus bertanya pada orang apalagi kepada orang yang tidak dikenal. Oleh karena itu disini diperlukan dinamic routing analoginya seperti ada polisi yang membawa HTHandy Talkie dan memberikan jalur mana saja yang bisa dilewati. Polisi akan selalu berkordinasi beberapa kali sehari agar jika ada jalan yang macet, ada taberakan, ada pohon rubuh, polisi akan segera meng-update petunjuk jalan yang lain. Biasanya polisi yang berpangkat rendah akan memakai HT yang kita sebut sebagai RIP Routing Information Protokol yang memiliki jarak paling jauh 30 hop simpangan. Polisi yang berada pada tempat yang ramai bisa menggunakan protokol IS-IS Intermediate System to Intermadiate System atau OSPF biasanya sudah membawa HPhandphone maupun PDA Personal Digital Assitant jadi akan lebih pintar dan cepat untuk melakukan update. Polisi tingkat dunia biasanya memiliki kantor pada persimpangan dan sudah mempunyai peralatan pelacak jaringan seluruh dunia ini disebut BGPBorder Gateway Protokol.

2.3.2. Routing Dinamis

Routing dinamis adalah routing protokol yang mengupdate informasi secara otomatis dan secara berkala pada topologi jaringan ketika ada perubahan pada jaringan tersebut kemudian menyampaikannya kepada router tetangganya. [10]. Keuntungan menggunakan Routing Dinamis Antara lain : 1. Maintenance yaitu pemiliharaan yang mudah Universitas Sumatera Utara 2. Akurasi yaitu routing protokol memberikan informasi perubahan pada jaringan dan memberikan informasi rute terbaik yang tersedia terhadap router 3. Skalabilitas yaitu alternatif terbaik untuk menentukan rute yang paling optimal pada jaringan berskala besar yang tidak mungkin dilakukan routing statis. Protokol routing dinamis dikelompakan menjadi 2 jenis antara lain : a. Protokol Distace Vector Protokol distance vector merupakan protokol routing yang dikembangkan berdasarkan algoritma Bellman-Ford dimana setiap router yang menjalankan protokol routing distance vector yang sama akan mengirimkan tabel routing yang dimiliki ke router tetangga nya dalam suatu interval waktu tertentu untuk meng-update tabel routing- nya. [5]. Routing protokol distance vector mengunakan jarak rute terpendek untuk mengevaluasi kualitas rute dari topologi jaringan. rute terpendek rute dengan hop lebih sedikit di anggap lebih baik dari rute yang lain. Router menggunakan protokol untuk membangun tabel routing berdasarkan jarak rute dan melakukan tukar informasi serta menggabungkan tabel routing dengan router tetangganya. Setiap router tetangga neighbor akan menerima informasi yang disampaikan dan meneruskannya ke router tetangga neighbor yang lain proses kerja protokol ini menggunakan routing distence vector. Routing protokol distance vector dikenal sebagai routing rumor “mendengar” tentang informasi dari tetangga mereka dan melajutkannya ke router yang lain ke semua router dalam jaringan. [8] b. Protokol Link State Menurut Ferrianto Gozali Juniman, Universitas Trisakti. Protokol routing Link state adalah protokol routing yang dikembangkan menggunakan algoritma Shortest Path First SPF yang didasarkan pada algoritma Dijkstra. Berbeda dengan Distance vector yang tidak memiliki informasi spesifik tentang metric. Link state membangun sebuah table database yang kompleks yang berisikan informasi yang komplit tentang metric dan link interface pada seluruh router di dalam jaringan. Akibatnya, penggunaan Link state pada router untuk kebanyakan situasi membutuhkan memori dan beban processing yang lebih besar dibandingkan dengan Distance vector. Selain itu, pemakaian bandwidth untuk Link state packet flooding merupakan masalah yang sangat memprihatinkan. Selama Universitas Sumatera Utara proses inisial discovery semua router yang menggunakan protokol routing Link state mengirim paket LSA Link State Advertisement ke router lainnya pada jaringan. Proses ini men-flood jaringan karena router menuntut kebutuhan bandwidth dan untuk sementara mengurangi bandwidth yang tersedia untuk pertukaran data. Routing protokol link-state membangun tabel routing mereka secara independen berdasarkan update rute yang mereka terima dari tetangga mereka. Protokol link-state tidak menggabungkan tabel routing router tetangga. Sebaliknya mereka memungkinkan router untuk memiliki gambaran yang jelas tentang tetangga mereka topologi jaringan dan rute ke tetangga dan seterusnya. [8]. Berikut adalah karakteristik utama dari protokol link-state : 1. update Rute hanya akan dikirim bila rute berubah sebagai lawan dari jarak vektor protokol yang mengirim pembaruan rute secara berkala. 2. update Rute berisi informasi tentang rute yang berubah saja dibandingkan dengan protokol distance vector yang mengirimkan update rute yang berisi tabel routing seluruh digabungkan. 3. Router pertama pertukaran Hallo pesan untuk berkenalan dengan router tetangga dibandingkan dengan protokol distance vector yang pertukaran dan menggabungkan tabel routing mereka dari get-go. 4. Router mempertahankan tetangga dan tabel topologi selain untuk tabel routing akan membantu router mencari rute tetapi juga mencari bentuk topologi jaringan dari router tetangga mereka. Perbedaan mendasar antara distance vector dan link state adalah: • Distance Vector hanya memiliki informasi routing dari router tetangganya, sedangkan Link State memiliki informasi routing dari setiap node yang ada. • Untuk mendapatkan lintasanrute yang terbaik, Distance Vector menggunakan Algoritma Bellman-Ford sedangkan Link State menggunakan Algoritma Djikstra.

2.4. Protokol OSPF

Dokumen yang terkait

Analisis Kinerja Routing Dinamis Degan Teknik OSPF(Open Shortest Path First) Pada Topologi Mesh Dalam Jaringan Lan (Local Area Network) Menggunakan Cisco Packet Tracer

2 79 119

Analisis Kinerja Jaringan Metropolitan Area Network Dengan Teknologi Metro Ethernet (Studi Kasus PT Telkom Medan)

8 62 125

Analisis perbandingan routing protokol open Shortest Path First (OSPF) single area dan multiple area pada jaringan wired.

0 2 158

Analisis Perbandingan Single Dan Multiple Area Menggunakan Protokol Ospf (Open Shortest Path First) Pada Jaringan Ethernet (Studi Kasus Lab Jaringan S-1 Ilkom USU Medan)

0 0 12

Analisis Perbandingan Single Dan Multiple Area Menggunakan Protokol Ospf (Open Shortest Path First) Pada Jaringan Ethernet (Studi Kasus Lab Jaringan S-1 Ilkom USU Medan)

0 0 2

Analisis Perbandingan Single Dan Multiple Area Menggunakan Protokol Ospf (Open Shortest Path First) Pada Jaringan Ethernet (Studi Kasus Lab Jaringan S-1 Ilkom USU Medan)

0 1 4

Analisis Perbandingan Single Dan Multiple Area Menggunakan Protokol Ospf (Open Shortest Path First) Pada Jaringan Ethernet (Studi Kasus Lab Jaringan S-1 Ilkom USU Medan)

1 4 17

Analisis Perbandingan Single Dan Multiple Area Menggunakan Protokol Ospf (Open Shortest Path First) Pada Jaringan Ethernet (Studi Kasus Lab Jaringan S-1 Ilkom USU Medan)

0 0 1

Analisis Perbandingan Single Dan Multiple Area Menggunakan Protokol Ospf (Open Shortest Path First) Pada Jaringan Ethernet (Studi Kasus Lab Jaringan S-1 Ilkom USU Medan)

0 0 24

PENGARUH MODEL JARINGAN TERHADAP OPTIMASI ROUTING OPEN SHORTEST PATH FIRST (OSPF)

0 0 13