Proses protokol OSPF secara fisik pada multiple area

3.4.2 Proses protokol OSPF secara fisik pada multiple area

Area dan Router Perbatasan Protokol routing OSPF dapat membentuk hierarki routing, yaitu dengan membagi jaringan dalam beberapa area. Setiap area menjalankan algoritma link-state yang hanya meliputi area tersebut. Flooding dan penghitungan algoritma Dijkstra dibatasi pada area tersebut. Setiap router dalam sebuah area mengetahui topologi jaringan untuk area tersebut dan tidak perlumengetahui topologi jaringan area lain. Membagi jaringan menjadi beberapa area berarti memperkecil jumlah informasi routing dan mempermudah router melakukan penghitungan jalur terpendek karena basis data link-state menjadi lebih kecil. Proses Flooding Proses flooding dimulai ketika router memiliki router tetangga yang adjacent dan proses ini hanya terjadi antara router-router yang adjacent dengan saling bertukar LSA-LSA yang terbaru saja. Dengan cara ini proses flooding tidak memberatkan jaringan dengan paket LSA. Proses flooding terjadi ketika dalam jaringan terdapat LSA yang baru. Router-router mengirimkan LSA baru mungkin karena link-state-nya berubah misalnya sebuah jalur terputus atau karena LSA miliknya sudah kadaluwarsa.Sebuah LSA menjadi kadaluwarsa dalam setengah jam, jadi setidaknya setiap setengah jam terjadi flooding di jaringan. Setiap kali basis data link-state router berubah, router kembali perlu menghitung rute terbaik dan membentuk tabel routing baru.Yang dimaksud dengan rute terbaik adalah rute dengan biaya terendah pada shortest path tree pohon jalur terpendek jaringan. Dua router akan dapat saling bertetangga jika memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 1. Kedua router tersebut terhubung pada suatu segmen bersama. Interface kedua router harus berada dalam area yang sama pada segmen tersebut dan berada dalam subnet yang sama. 2. Kedua router memiliki konfigurasi password yang sama. 3. Kedua router memiliki Hello interval dan dead interval yang sama. Hello interval adalah selang waktu periodik pengiriman paket hello. Sedangkan dead interval adalah selang waktu sebelum router menganggap router tetangganya mati. 4. Kedua router memiliki stub area flag yang sama. Sinkronisasi Basis Data Universitas Sumatera Utara Spesifikasi OSPF menyatakan bahwa hanya router yang adjacent yang harus tetap sinkron satu sama lain. Proses sinkronisasi dimulai sejak router mencoba menghidupkan adjacency yaitu saat router dapat berkomunikasi dua arah dan telah terpilih sebuah Designated Router. Dua router yang mencoba menjadi adjacent saling mengirim paket Database Description yangmemberitahukan LSA router masingmasing.Fungsi paket Database Description adalah untuk mengetahui LSA-LSA terbaru di antara kedua router. Setelah itu kedua router mulai melakukan pertukaran basis data sehingga setiap router memiliki LSA yang terbaru. Paket- paket LSA yang dipertukarkan tersebut dikirim ke IP address router menggunakan IP address multicast pada jaringan broadcast. Dua router kemudian menjadi adjacent sepenuhnya ketika kedua router itu telah memiliki semua LSA terbaru. OSPF memulai flooding segera setelah proses pertukaran basis data dimulai. Segera setelah LSA terbaru diterima oleh sebuah router, LSA tersebut langsung dikirimkan ke router lain yang adjacent.

3.5 Perancangan Pengujian Desain Jaringan Single Area Menggunakan Protokol OSPF

Dokumen yang terkait

Analisis Kinerja Routing Dinamis Degan Teknik OSPF(Open Shortest Path First) Pada Topologi Mesh Dalam Jaringan Lan (Local Area Network) Menggunakan Cisco Packet Tracer

2 79 119

Analisis Kinerja Jaringan Metropolitan Area Network Dengan Teknologi Metro Ethernet (Studi Kasus PT Telkom Medan)

8 62 125

Analisis perbandingan routing protokol open Shortest Path First (OSPF) single area dan multiple area pada jaringan wired.

0 2 158

Analisis Perbandingan Single Dan Multiple Area Menggunakan Protokol Ospf (Open Shortest Path First) Pada Jaringan Ethernet (Studi Kasus Lab Jaringan S-1 Ilkom USU Medan)

0 0 12

Analisis Perbandingan Single Dan Multiple Area Menggunakan Protokol Ospf (Open Shortest Path First) Pada Jaringan Ethernet (Studi Kasus Lab Jaringan S-1 Ilkom USU Medan)

0 0 2

Analisis Perbandingan Single Dan Multiple Area Menggunakan Protokol Ospf (Open Shortest Path First) Pada Jaringan Ethernet (Studi Kasus Lab Jaringan S-1 Ilkom USU Medan)

0 1 4

Analisis Perbandingan Single Dan Multiple Area Menggunakan Protokol Ospf (Open Shortest Path First) Pada Jaringan Ethernet (Studi Kasus Lab Jaringan S-1 Ilkom USU Medan)

1 4 17

Analisis Perbandingan Single Dan Multiple Area Menggunakan Protokol Ospf (Open Shortest Path First) Pada Jaringan Ethernet (Studi Kasus Lab Jaringan S-1 Ilkom USU Medan)

0 0 1

Analisis Perbandingan Single Dan Multiple Area Menggunakan Protokol Ospf (Open Shortest Path First) Pada Jaringan Ethernet (Studi Kasus Lab Jaringan S-1 Ilkom USU Medan)

0 0 24

PENGARUH MODEL JARINGAN TERHADAP OPTIMASI ROUTING OPEN SHORTEST PATH FIRST (OSPF)

0 0 13