Peraturan Bupati Sukoharjo Nomor 18 Tahun 2008 tentang Peraturan Bupati Sukoharjo Nomor 56 tahun 2009 tentang Alokasi Dan

kabupaten yang terkait. Sedangkan keikutsertaan Direktur Utama PT. Sritex sebagai anggota komisi irigasi Kabupaten Sukoharjo patut dipertanyakan mengingat PT. Sritex bukan perusahaan yang memanfaatkan sarana irigasi secara langsung. Seharusnya kesempatan keanggotaan tersebut dapat diberikan kepada pemangku kepentingan lain yang langsung berkaitan dengan sarana irigasi.

19. Peraturan Bupati Sukoharjo Nomor 18 Tahun 2008 tentang

Pembentukan Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, Dan Kehutanan. Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, Dan Kehutanan Kabupaten Sukoharjo ini dibentuk sebagai tindak lanjut ketentuan Undang- Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. Komisi Penyuluhan yang dimaksud dalam peraturan ini dijelaskan dalam Pasal 1 angka 8 yaitu “Komisi Penyuluhan adalah kelembagaan independen yang dibentuk oleh Bupati Sukoharjo yang terdiri dari para pakar dan atau praktisi yang mempunyai keahlian dan kepedulian dalam bidang penyuluhan atau pembangunan pedesaan“. Susunan organisasi Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, Dan Kehutanan Kabupaten Sukoharjo terdiri atas Pasal 4 : a. Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, Dan Kehutanan; b. Sekertariat terdiri atas: 1. urusan umum; 2. urusan teknologi dan kelembagaan; 3. urusan perencanaan, evaluasi dan pelaporan; 4. urusan program dan programa penyuluhan. c. Kelompok jabatan Fungsional; d. Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kecamatan; dan e. Pos Penyuluhan DesaKelurahan Masing-masing kedudukan diatas mempunyai tugas dan fungsi masing- masing. Kaitannya dengan pertanian berkelanjutan, tugas Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, Dan Kehutanan yang dimuat pada Pasal 7 Huruf f yaitu “melaksanakan peningkatan kapasitas Penyuluh PNS, swadaya, swasta melalui proses pembelajaran secara berkelanjutan“. Sehingga diharapkan pembentukan Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, Dan Kehutanan ini dapat mendorong terciptanya pembangunan pertanian berkelanjutan di Kabupaten Sukoharjo.

20. Peraturan Bupati Sukoharjo Nomor 56 tahun 2009 tentang Alokasi Dan

Harga Eceran Tertinggi HET Pupuk bersubsidi untuk Sektor Pertanian Di Kabupaten Sukoharjo tahun Anggaran 2010. Pupuk sebagai salah satu sarana produksi yang mendukung pembangunan pertanian perlu untuk dijaga ketersediaannya dalam harga yang wajar untuk melindungi daya beli petani. Oleh sebab itu, Kabupaten Sukoharjo mengeluarkan peraturan bupati tentang alokasi dan harga eceran tertinggi HET pupuk bersubsidi untuk sektor pertanian pada setiap tahun anggaran. Pada tahun anggaran 2010 ditetapkan Peraturan Bupati Sukoharjo Nomor 56 tahun 2009 tentang Alokasi Dan Harga Eceran Tertinggi HET Pupuk bersubsidi untuk Sektor Pertanian Di Kabupaten Sukoharjo tahun Anggaran 2010. Alokasi pupuk bersubsidi dalam Peraturan Bupati ini diatur dalam Pasal 3 sebagai berikut. Pasal 3 1 Alokasi pupuk bersubsidi dihitung sesuai dengan anjuran pemupukan berimbang spesifik lokasi dengan mempertimbangkan usulan kebutuhan yang diajukan oleh Kecamatan serta Alokasi Pupuk Bersubsidi tahun Anggaran 2010. 2 Alokasi pupuk bersubsidi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dirinci lebih lanjut menurut Kecamatan untuk masing-masing sub sektor, jenis, jumlah dan sebaran bulanan, sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Bupati ini. 3 Alokasi pupuk bersubsidi sebagaimana dimaksud pada ayat 2 agar memperhatikan usulan yang diajukan oleh petani, pekebun, peternak, pembudidaya ikan danatau udang berdasarkan RDKK yang disetujuioleh penyuluh pertanian dan kepala desa setempat. 4 Dinas yang membidangi tanaman pangan, holtikultura, peternakan, perkebunan dan pembudidaya ikan danatau udang setempat wajib melakukan pembinaan kepada kelompok tani untuk menyusun RDKK sesuai luas areal usaha tani di tingkat petani di wilayahnya. Sedangkan ketentuan mengenai penyaluran dan harga eceran tertinggi diatur dalam Pasal 6 dan Pasal 8 sebagai berikut. Pasal 6 1 Pupuk bersubsidi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 terdiri atas pupuk Urea, ZA, SP-36, NPK dan pupuk Organik yang diadakan oleh Produsen. 2 Produsen sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah PT.Pupuk Sriwijaya dan PT. Petrokimia Gresik. 3 Penyaluran pupuk bersubsidi oleh penyalur di Lini IV kepada petani danatau kelompok tani berdasarkan RDKK denga mempertimbangkan alokasi pupuk bersubsidi yang telah ditetapkan dalam Peraturan Bupati. Pasal 8 1 Penyalur di lini IV yang ditunjuk harus menjual pupuk bersubsidi sesuai harga Eceran Tertinggi HET. 2 Harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 ditetapkan sebagai berikut : a. Pupuk Urea = Rp. 1.200,-kg; b. Pupuk ZA = Rp. 1.050,-kg; c. Pupuk SP-36 = Rp. 1.550,-kg; d. Pupuk NPK Phonska 15:15:15 = Rp. 1.750,-kg; e. Pupuk NPK Pelangi 20:10:10 = Rp. 1.830,-kg; f. Pupuk Organik = Rp. 500,-kg; 3 Harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dalam kemasan 50kg,40kg, atau 20kg yang dibeli oleh petani, pekebun, peternak, dan pembudidaya ikan atau udang di Penyalur Lini IV secara tunai.. Peraturan Bupati ini melampirkan data mengenai jumlah kebutuhan pupuk dibanding dengan jumlah alokasi pupuk bersubsidi untuk tanaman pangan tahun anggaran 2010 di kabupaten Sukoharjo. Dari data tersebut diketahui bahwa alokasi pupuk bersubsidi di kabupaten Sukoharjo telah mencukupi kebutuhan pupuk petani bahkan surplus di beberapa jenis pupuk. Dengan tercukupinya kebutuhan pupuk, maka dapat mendorong pembangunan pertanian yang berkelanjutan. 21. Keputusan Bupati Sukoharjo Nomor : 521.3942009 tentang Pembentukan Komisi Pengawasan Pupuk Bersubsidi Dan Pestisida KP3 Kabupaten Sukoharjo. Komisi Pengawasan Pupuk Bersubsidi Dan Pestisida KP3 Kabupaten Sukoharjo dibentuk untuk menjamin kegiata pengadaan, kelancaran penyaluran bersubsidi dan pestisida agar memenuhi enam prinsip tepat yaitu tepat jumlah, waktu, mutu, tempat dan harga serta mencegah terjadinya penyimpangan- penyimpangan yang berkaitan dengan pupuk bersubsidi dan pestisida di Kabupaten Sukoharjo. Tugas komisi pengawasan sebagaimana dsebutkan dalam diktum kedua peraturan ini adalah sebagai berikut. a. Mengusulkan alokasi pupuk bersubsidi daerah Kabupaten Sukoharjo, mengusulkan alokasi penetapan Kecamatan dan advokasi dalam kebijakan pupuk bersubsidi yang ditetapkan pemerintah; b. Mengawasi pengadaan, ketersediaan dan penyaluran pupuk bersubsidi i tingkat petani; c. Memfasilitasi penggunaan pupuk berimbang dan pemanfaatan pestisida yang efektif dan efisien d. Mendorong dan membina serta memfasiitasi pengawasan pupuk besubsidi dan pestisida; e. Mengumpukan bahan dan keterangan adanya indikasi penyimpangan penyaluran pupuk bersubsidi untuk diteruskan kepada institusi yang berwenang melakukan penyelidikan dan penyidikan; f. Memberikan pertimbangan kepada produsen untuk menjatuhkan sanksi administrasi bagi penyimpangan dan penyalahgunaan pupuk bersubsidi untuk menjamin ketersediaan pupuk bersubsidi sesuai kewenangannya; g. Menyampaikan laporan hasil pelaksanaan kegiatan sebagaimana di huruf a sampai dengan huruf f kepada Bupati Sukoharjo. Pembentukan komisi ini yang mempunyai tugas untuk mengawasi pengadaan, ketersediaan dan penyaluran pupuk bersubsidi dan memfasilitasi penggunaan pupuk berimbang dan pemanfaatan pestisida yang efektif dan efisien, tentunya memberikan dampak positif bagi pembangunan pertanian yang berkelanjutan. Susunan keanggotaan Komisi Pengawasan Pupuk Bersubsidi Dan Pestisida KP3 Kabupaten Sukoharjo dijabarkan dalam lampiran peraturan ini sebagai berikut.