Instruksi Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Tengah Nomor

penyuluhan pertaniankoordinator penyuluh pertanian BPP, tembusannya disampaikan kepada sekretaris badan koordinasi penyuluh pertanian provinsi. 4. Sekretaris badan koordinasi penyuluhan pertanian provinsi menyampaikan laporan kepada Badan Pengembangan SDM Pertanian cq. Pusat Pengembangan Penyuluhan Pertanian Departemen Pertanian, tembusannya ke instansi terkait di tingkat Pusat.

17. Instruksi Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Tengah Nomor

5901071985 tentang Pencegahan Perubahan Tanah Pertanian Ke Non Pertanian Yang Tidak Terkendalikan. Latar belakang dikeluarkannya instruksi gubernur ini karena di Jawa Tengah disinyalir adanya kecenderungan terjadinya perubahan tanah pertanian ke non pertanian yang tidak terkendalikan, sehingga dapat mengganggu usaha peningkatan produksi pangan. Sehingga dikeluarkan instruksi ini yang berisi petunjuk teknis ijin perubahan tanah pertanian ke non pertanian yang termakstub dalam lampiran instruksi tersebut sebagai berikut. II. Ijin Perubahan Tanah Pertanian Ke Non Pertanian 1. Setiap perubahan tanah pertanian ke non pertanian, harus dengan izin dari : a. Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Tengah Cq. Kepala Direktorat Agraria bagi tanah yang luasnya lebih dari 10.000m2 ; b. BupatiWalikotamadya Kepala Daerah bagi tanah yang luasnya 10.000m2 atau kurang. 2. Dalam rangka penyelesaian permohonan izin Perubahan Tanah Pertanian Ke Non Pertanian, harus memperhatikan pertimbangan dari Panitia Pertimbangan Perubahan Tanah Pertanian Ke Non Pertanian yang dibentuk oleh BupatiWalikotamadya kepala daerah. 3. Khusus pemberian izin Perubahan Tanah Pertanian Ke Non Pertanian oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Tengah, diperlukan Rekomendasi dari BupatiWalikotamadya Kepala Daerah yang dibuat berdasarkan Pertimbangan dari Panitia Pertimbangan Perubahan Tanah Pertanian Ke Non Pertanian. 4. Susunan keanggotaan Panitia Pertimbangan Perubahan Tanah Pertanian Ke Non Pertanian kabupatenKotamadya Daerah Tingkat II sebagai berikut : a. Kepala Kantor Agraria KabupatenKotamadya sebagai Ketua merangkap anggota; b. Kepala bagian pemerintahan sebagai Wakil Ketua merangkap anggota; c. Seorang staf kantor Agraria Kabupatenkotamadya sebagai sekretas merangkap anggota; d. Ketua BAPPEDA sebagai anggota; e. Kepala Bagian Hukum dan Ortala sebagai anggota; f. Kepala Bagian Perekonomian sebagai anggota; g. Kepala Cabang Dinas Pertanian Pangan sebagai anggota tidak tetap; h. Kepala Seksi Pengairan sebagai anggota tidak tetap; i. Kepala Cabang Dinas Perkebunan sebagai anggota tidak tetap; 5. Tugas pokok Panitia Pertimbangan Perubahan Tanah Pertanian Ke Non Pertanian tersebut adalah membantu BupatiWalikotamadya kepala daerah dalam menyelesaikan permohonan ijin Perubahan Tanah Pertanian Ke Non Pertaniandengan menyajikan bahan-bahan pertimbangan tentang tanah yang dimohon, sebagai hasil kegiatan-kegiatan : a. Penelitian secara administrative atas permohonan ijin; b. Pem,bahasan-pembahasan dengan memperhatikan : 1. Fatwa tata guna tanah; 2. Planologi kotdaerah, khususnya perencanaan Pengembangan Irigasi koordinasi dengan instansi terkait; 3. Peraturan perundang-undanganketentuan-ketentuan yang berlaku; c. Mengadakan peninjauan lapangan dan wawancara dengan pemohon yang bersangkutan, khususnya yang menyangkut status tanah, keadaan fisik tanah dan lingkungan hidup sekitar; 6. Pertimbangan dari Panitia Pertimbangan Perubahan Tanah Pertanian Ke Non Pertanian dipakai juga sebagai bahan pertimbangan BupatiWalikotamadya Kepala Daerah dalam rangka pemberian rekomendasi atas permohonan ijin lokasi dan pembebasan tanah untuk keperluan perusahaan; 7. Permohonan ijin Perubahan Tanah Pertanian Ke Non Pertanian diajukan dengan cara mengisi formulir yang tersedia di kantor Agraria KabupatenKotamadya setempat disertai kelengkapan sebagai lampiran, yang terdiri dari : a. Tanda bukti kepemilikanpenggarapan tanah; b. Rencana penggunaan tanah yang terperinci; c. Surat pernyataan untuk menggunakan tanah yang sesuai dengan permohonannya yang dibuat diatas kertas bermaterai seharga Rp 500,- Bahwa segala biaya yang timbul akibat penyelesaian permohonan ijin perubahan tanah pertanian ke non pertanian, dibebankan kepada pemohon. Tujuan yang hendak dicapai dengan dikeluarkannya instruksi ini adalah perlindungan tanah pertanian agar tidak dialihfungsikan, hal ini tentunya merupakan dukungan yang positif terhadap pembangunan pertanian yang berkelanjutan. Atas instruksi ini, Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi Jawa Tengah mengeluarkan Surat Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi Jawa tengah Nomor 5902661985 tentang Petunjuk Teknis Instruksi Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Tengah Nomor 5901071985 yang ditujukan kepada seluruh kepala daerah tingkat II di Jawa Tengah. Pada angka 2 dua dari surat edaran tersebut mengatur tata cara pemberian ijin sebagai berikut. 2. Tata Cara Pemberian Ijin Adapun tata cara pemberian ijin perubahan penggunaan tanah pertanian ke non pertanian diatur sebagai berikut ; 1.1. Pemohon mengajukan permohonan ijin perubahan penggunaan tanah pertanian ke non pertanian kepada BupatiWalikotamadya Kepala daerah Tingkat II setempat lewat Kepala kantor Agraria dengan mengisi formulir peronan dan pernyataan yang telah disediakan di kantor Agraria masing- masing rangkap 3 tiga. 1.2. Pada saat megajukan permohonan, maka pemohon sudah membayar biaya untuk kebutuhan antara lain : - Pembelian blangkopengertikanpembukuanadministrasi. - Perjalanantransport panitia dalam pemeriksaan tanah ke lapang. - Honorarium siding, peninjauan lapang panitia. 1.3. Selambat-lambatnya enam hari setelah menerima permohonan dan telah membayar biaya sesuai butir 2.2. diatas maka panitia melakukan sidang dan pemeriksaan tanah yang dimohon ke lapang. 1.4. Dua hari setelah dilakukan peninjauan lapang seperti butir 2.3. diatas maka Berita Acara Hasil Pemeriksaan Lapang sudah harus diajukan kepada BupatiWalikotamadya Kepala Daerah Tingkat II setempat. 1.5. Berdasarkan Berita Acara Sidang Pemeriksaan Panitia Pertimbangan Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian Ke Non Pertanian dan fatwa Tata Guna Tanah yang diterbitkan kantor Agraria setempat, maka BupatiWalikotamadya Kepala Daerah Tingkat II mengeluarkan keputusan tentang diterima atau tideknya permohonan tersebut dan atau memberikan rekomendasi kepada Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Up. Kepala Direktorat Agraria yang kewenangannya sesuai dengan luas tanahnya pada Propinsi. 1.6. Surat keputusan dan Rekomendasi yang sebagaimana tersebut pada butir 2.5. sudah diterbitkan selambat-lambatnya 3 hari sesudah berita acara dimaksud telah diterima BupatiWalikotamadya Kepala Daerah Tingkat II setempat. 1.7. Selanjutnya dua hari setelah Surat keputusan diterima oleh Panitia Pertimbangan Perubahan Penggunaan Tanah, maka sudah dikirim surat panggilan kepada pemohon, mengenai keputusan atas permohonan ijin perubahan penggunaan tanah. Seiring dengan perubahan kebijakan otonomi daerah serta adanya perubahan struktur organisasi pemerintahan kabupaten maka perlu adanya penyesuaian terhadap struktur organisasi Panitia Pertimbangan Perubahan Tanah Pertanian Ke Non Pertanian. Perihal pembentukanPanitia Pertimbangan Perubahan Penggunaan Tanah tersebut untuk Kabupaten Sukoharjo diatur dalam Surat Keputusan Bupati Sukoharjo Nomor: 188.4-5905421995 tentang Pembentukan Panitia Perubahan Tanah Pertanian Ke Non Pertanian Kabupaten Daerah Tingkat II Sukoharjo. Diktum kedua dari surat keputusan bupati ini menjelaskan mengenai tugas dari Panitia Perubahan Tanah Pertanian Ke Non Pertanian Kabupaten Daerah Tingkat II Sukoharjo yakni sebagai berikut. KEDUA : Tugas Panitia sebagaimana dimaksud diktum pertama Surat Keputusan ini adalah : 1. Mengadakan peninjauan ke lokasi terhadap keadaan tanah yang bersangkutan; 2. Mengadakan musyawarah guna menentukan disetujui atau tidaknya tanah tersebut diadakan perubahan status dari pertanian ke non pertanian; 3. Membuat menandatangani Berita Acara Perubahan Tanah disertai pertmbangan-pertimbangan; 4. Menyiapkan persyaratan administrasi oleh Sekretaris Panitia dalam hal ini Kepala Seksi Pentatagunaan Tanah pada Kantor Pertanahan Kabupaten Sukoharjo; 5. Melaporkan dan bertanggung jawab kepada Bupati Kepala Daerah Tingkat II Sukoharjo. Untuk susunan Panitia Perubahan Tanah Pertanian Ke Non Pertanian Kabupaten Daerah Tingkat II Sukoharjo tertuang dalam Lampiran Surat Keputusan Bupati Sukoharjo Nomor: 188.4-5905421995 tentang Pembentukan Panitia Perubahan Tanah Pertanian Ke Non Pertanian Kabupaten Daerah Tingkat II Sukoharjo sebagai berikut . Tabel 13. Susunan Keanggotaan Panitia Perubahan Tanah Pertanian Ke Non Pertanian Kabupaten Daerah Tingkat II Sukoharjo JABATAN DALAM INSTANSI KEDUDUKAN DALAM PANITIA Kepala Kantor Badan Pertanahan Kabupaten Sukoharjo Ketua merangkap anggota Asisten Tata Praja Sekwilda Tingkat II Sukoharjo Wakil Ketua merangkap anggota Kepala Seksi Penatagunaan Tanah pada Kantor Badan Pertanahan Kabupaten Sukoharjo Sekretaris merangkap anggota Ketua Bappeda Kabupaten Daerah Tingkat II Sukoharjo Anggota Kepala Bagian Hukum Setwilda Tingkat II Anggota Sukoharjo Kepala Bagian Ketertiban Setwilda Tingkat II Sukoharjo Anggota Kepala Cabang Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Sukoharjo Anggota Kepala Cabang Dinas Pengairan Sungai Bengawan Solo Seksi karanganyar dan Seksi Boyolali Anggota Camat wilayah yang bersangkutan Anggota Kepala DesaKelurahan yang bersangkutan Anggota Sumber : Lampiran Surat Keputusan Bupati Sukoharjo Nomor: 188.4- 5905421995 tentang Pembentukan Panitia Perubahan Tanah Pertanian Ke Non Pertanian Kabupaten Daerah Tingkat II Sukoharjo. Jabatan Kepala Bagian Ketertiban Setwilda Tingkat II Sukoharjo dan Kepala Cabang Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Sukoharjo seiring perubahan Susunan Organisasi dan Tata Kerja SOTK Kabupaten Sukoharjo telah diubah menjadi Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian Kabupaten Sukoharjo.

18. Peraturan Bupati Sukoharjo Nomor : 6 Tahun 2007 tentang