dijalankan oleh pemerintah pusat, pemerintah propinsi, ataupun pemerintah daerah.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1995 Tentang Perbenihan
Tanaman.
Latar belakang dikeluarkannya peraturan ini adalah bahwa benih tanaman merupakan salah satu sarana budidaya tanaman yang mempunyai peranan yang
sangat menentukan dalam upaya peningkatan produksi dan mutu hasil budidaya tanaman yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan petani dan
kesejahteraan masyarakat, oleh karena itu sistem perbenihan tanaman harus mampu
menjamin tersedianya
benih bermutu
secara memadai
dan berkesinambungan. Berdasarkan latar belakang yang termuat dalam konsideran
tersebut dapat ditafsirkan bahwa peraturan ini menjamin ketersediaan benih yang mampu mendukung pertanian yang berkelanjutan.
Tujuan dikeluarkannya peraturan ini adalah Pasal 2: a.
Menjamin terpenuhinya kebutuhan benih bermutu secara memadai dan berkesinambungan;
b. Menjamin kelestarian plasma nutfah dan pemanfaatannya.
Kelemahan dari peraturan ini adalah belum sejalan dengan prinsip otonomi daerah mengingat peraturan ini dikeluarkan pada tahun 1995 yang mana sistem
pemerintahan masih terpusat. Sehingga pejabat yang berwenang dalam hal perizinan, sertifikasi, pendaftaran, pembinaan, dan pengawasan benih ini hanya
menteri pertanian dan pejabat yang ditunjuk olehnya. Peraturan ini belum memberikan batasan wewenang yang harus dijalankan oleh pemerintah pusat,
pemerintah propinsi, ataupun pemerintah daerah.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi.
Pasal 2 peraturan pemerintah ini menyatakan bahwa “Irigasi berfungsi mendukung produktivitas usaha tani guna meningkatkan produksi pertanian dalam
rangka ketahanan pangan nasional dan kesejahteraan masyarakat, khususnya petani, yang diwujudkan melalui keberlanjutan sistem irigasi“. Sistem irigasi yang
berkelanjutan sebagai salah satu sarana pendukung pertanian secara logika akan mendorong pencapaian pembangunan pertanian yang berkelanjutan pula.
Wewenang dan tanggung jawab daerah dalam pengelolaan irigasi dijelaskan dalam Pasal 18 dan Pasal 19 Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun
2006 tentang Irigasi sebagai berikut :
Pasal 18 Wewenang
dan tanggung
jawab pemerintah
kabupatenkota dalam
penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi meliputi:
a. menetapkan kebijakan kabupatenkota dalam pengembangan dan pengelolaan
sistem irigasi berdasarkan kebijakan pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi
nasional dan
provinsi dengan
memperhatikan kepentingan
kabupatenkota sekitarnya; b.
melaksanakan pengembangan sistem irigasi primer dan sekunder pada daerah irigasi dalam satu kabupatenkota;
c. melaksanakan pengelolaan sistem irigasi primer dan sekunder pada daerah
irigasi dalam satu kabupatenkota yang luasnya kurang dari 1.000 ha; d.
memberi izin penggunaan dan pengusahaan air tanah di wilayah kabupatenkota yang bersangkutan untuk keperluan irigasi;
e. menjaga efektivitas, efisiensi, dan ketertiban pelaksanaan pengembangan
sistem irigasi primer dan sekunder pada daerah irigasi yang utuh dalam satu kabupatenkota;
f. menjaga efektivitas, efisiensi, dan ketertiban pelaksanaan pengelolaan sistem
irigasi primer dan sekunder pada daerah irigasi dalam satu kabupatenkota yang luasnya kurang dari 1.000 ha;
g. memfasilitasi penyelesaian sengketa antardaerah irigasi yang berada dalam
satu kabupatenkota yang berkaitan dengan pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi;
h. memberikan bantuan kepada masyarakat petani dalam pengembangan dan
pengelolaan sistem irigasi yang menjadi tanggung jawab masyarakat petani atas permintaannya berdasarkan prinsip kemandirian;
i. membentuk komisi irigasi kabupatenkota;
j. melaksanakan pemberdayaan perkumpulan petani pemakai air; dan
k. memberikan izin pembangunan, pemanfaatan, pengubahan, danatau
pembongkaran bangunan danatau saluran irigasi pada jaringan irigasi primer dan sekunder dalam satu kabupatenkota.
Pasal 19 Wewenang dan tanggung jawab pemerintah desa atau yang disebut dengan nama
lain meliputi: a.
melaksanakan peningkatan dan pengelolaan sistem irigasi yang dibangun oleh pemerintah desa;
b. menjaga efektivitas, efisiensi, dan ketertiban pelaksanaan peningkatan sistem
irigasi pada daerah irigasi yang dibangun oleh pemerintah desa; dan
c. menjaga efektivitas, efisiensi, dan ketertiban pelaksanaan pengelolaan sistem
irigasi pada daerah irigasi yang dibangun oleh pemerintah desa. Pasal 12 Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi juga
mengamanatkan pemerintah daerah untuk membentuk Komisi Irigasi. Oleh karena
amanat peraturan
tersebut, Pemerintah
Daerah Kabupaten
Sukoharjo mengeluarkan Peraturan Bupati Sukoharjo Nomor : 6 Tahun 2007 tentang
Pembentukan, Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Komisi Irigasi Kabupaten Sukoharjo Dan Penyelenggaraan Koordinasi Daerah Irigasi.
7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2001 tentang Pupuk Budidaya