penggunaan pestisida terbatas”. Sedangkan pestisida terbatas menurut Pasal 5 angka 5 adalah :
Pasal 5 4
Pestisida yang berdasarkan cara penggunaannya diklasifikasikan sebagai pestisida terbatas, adalah pestisida yang memiliki kriteria sebagai berikut:
a. formulasi pestisida korosif pada mata menyebabkan kerusakan tak
terkembalikan pada jaringan okular atau mengakibatkan pengerutan kornea atau iritasi sampai 7 tujuh hari atau lebih;
b. formulasi pestisida korosif terhadap kulit menyebabkan kerusakan
jaringan dalam dermis dan atau luka bekas atau mengakibatkan iritasi berat sampai 72 tujuh puluh dua jam atau lebih;
c. bila digunakan seperti tertera pada label, atau menurut praktek yang biasa
dilakukan, pestisida tersebut masih menyebabkan keracunan yang nyata secara subkronik, kronik atau tertunda bagi manusia sebagai akibat
pemaparan secara tunggal dan majemuk terhadap pestisida tersebut atau residunya; dan
d. termasuk dalam golongan bahan perusak lapisan ozon.
14. Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 42 Permentan SR.140 5 2007
tentang Pengawasan Pestisida.
Pengertian Pengawasan pestisida dalam peraturan ini terdapat dalam Pasal 1 angka 2 sebagai berikut : “Pengawas Peatisida adalah serangkaian kegiatan
pemeriksaan terhadap produksi, peredaran, penyimpanan dan penggunaan pestisida agar terjamin mutu dan efektivitasnya, tidak mengganggu kesehatan dan
keselamatan manusia serta kelestarian lingkungan hidup dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku”. Sedangkan Petugas Pengawas
Pestisida atau Pengawas Pestisida menurut Pasal 1 angka 18 adalah Pegawai Negeri Sipil tertentu baik di Pusat maupun Daerah yang diberi tugas untuk
melakukan pengawasan pestisida”. Pengawas pestisida terdapat mulai di tingkat kabupatenkota hingga
tingkat pusat dengan aturan penunjukan sebagaimana disebutkan dalam Pasal 7 ayat 1, 2, dan 3 peraturan ini sebagai berikut :
Pasal 7 1
Pengawas Pestisida sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ditunjuk oleh Menteri, Gubernur atau BupatiWalikota.
2 Penunjukan Pengawasan Pestisida sebagaimana dimaksud padaayat 1
dilakukan sebagai berikut :
a. Pengawas pestisida Pusat ditunjuk oleh Menteri Pertanian atas usul dari
Pimpinan instansi satuan administrasi pangkal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat 2 huruf a;
b. Pengawas Pestisida Provinsi ditunjuk oleh Gubernur atas usul dari
pimpinan instansi satuan administrasi pangkal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat 2 huruf a di provinsi;
c. Pengawas pestisida KabupatenKota ditunjuk oleh BupatiWalikota atas
usul pimpinan instansi satuan administrasi pangkal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat 2 huruf a di kabupatenkota;
3 Penunjukan Pengawas Pestisida sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 berlaku
untuk jangka waktu 4 empat tahun dan dapat ditunjuk kembali atas usul pimpinan instansi satuan administrasi pangkal sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 ayat 2 Huruf a.
Pemerintah Kabupaten Sukoharjo atas amanah peraturan menteri tersebut mengeluarkan Keputusan Bupati Sukoharjo Nomor : 521.3942009 tentang
Pembentukan Komisi Pengawasan Pupuk Bersubsidi Dan Pestisida KP3 Kabupaten Sukoharjo.
15. Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 61PermentanOT.140112008