masyarakat. Dengan demikian makin dirasakan betapa pentingnya kemitraan dalam era pembangunan dewasa ini dan di masa mendatang untuk menjembatani
lapisan masyarakat yang belum tersentuh oleh derasnya arus pembangunan secara lebih merata ke semua lapisan masyarakat sesuai dengan peran dan partisipasi
aktif dalam pembangunan serta menikmati hasil-hasil pembangunan tersebut Hafsah, 2000.
Karena merupakan suatu strategi bisnis, maka keberhasilan kemitraan sangat ditentukan oleh adanya kepatuhan di antara yang bermitra dalam menjalankan
etika bisnis. Dengan kata lain keberhasilan kemitraan merupakan resultan dari konsistensi dalam penerapan etika bisnis, perencanaan yang tepat dibarengi
dengan strategi yang jitu serta proses pelaksanaan yang selalu dimonitor, dievaluasi dalam lingkungan dan kondisi yang kondusif serta hal yang tidak dapat
dipungkiri adalah faktor keberuntungan Hafsah,2000
. Kemitraan juga harus memadukan prosedur guna memastikan kemajuan pada
program-program tindakan efektif dan meletakkan hal-hal dengan benar ntuk menjaga masalah-masalah tidak timbul dan berkembang dalam kemitraan Linton, 1997.
1.2.2. Indikator-Indikator Keberhasilan Kemitraan
Indikator-indikator keberhasilan kemitraan berkaitan erat dengan pola kemitraan yang diterapkan perusahaan. Pola kemitraan mendasari latar belakang
kemitraan, tujuan kemitraan dan ketentuan-ketentuan dalam kemitraan. Indikator- indikator keberhasilan suatu kemitraan disesuaikan dengan pola kemitraan yang
diterapkan oleh perusahaan. Namun, ada beberapa indikator yang berlaku secara umum dan digunakan untuk menentukan keberhasilan suatu kemitraan,
diantaranya:
Universitas Sumatera Utara
1 Pada Penelitian Putro 2008, Aryani 2008, dan Iftaudin 2005, pendapatan mitra merupakan indikator keberhasilan petani mitra. Ukuran pendapatan
digunakan karena memilki cakupan yang luas, yaitu mencakup ukuran tunai dan ukuran-ukuran non tunai
. Penelitian keberhasilan kemitraan berdasarkan
pendapatan dilakukan dengan melihat pendapatan kotor usahatani, pendapatan bersih usahatani, dan RC rasio Soekartawi, 1986. RC rasio biasanya digunakan
oleh peneliti untuk melihat perbandingan petani mitra dan petani lain yang tidak tergabung dalam kemitraan.
2 Pertumbuhan aset usahatani mengidikasikan keberhasilan petani mitra dalam meningkatkan skala usahanya. Pertumbuhan aset erat kaitannya dengan akumulasi
kapital, yaitu besarnya pendapatan yang disisihkan untuk menambahkan modal usaha Soekartawi, 1986. Pertumbuhan aset yang tinggi menunjukan
perkembangan usahatani dimana secara tidak langsung akan mempengaruhi kemandirian petani mitra dan pertumbuhan sektor pertanian suatu daerah.
3 Transparansi antara perusahaan dengan petani mitra Putro, 2008. Tranparansi dapat meminimalisir kecurangan baik dari pihak perusahaan ataupun pihak
peternak mitra. Transparansi sangat penting dalam kemitraan usahatani biasanya berkaitan dengan penjualan produk. Pihak perusahaan harus memberikan catatan
yang lengkap agar petani mitra mengetahui seberapa besar hak yang diterimanya sesuai dengan perjanjian yang disepakati. Petani mitra juga harus bisa
menjelaskan aktifitas budidaya yang dilakukan, kondisi sumberdaya, pemberian pupuk, dan bisa menjelaskan dengan jelas apabila target perusahaan tidak tecapai
atau adanya kegagalan dalam panen. Dalam janka panjang transparansi dapat menimbulkan rasa percaya sehingga sistem kemitraan akan semakin kuat.
Universitas Sumatera Utara
4 Kepatuhan peternak mitra terhadap kontrak Putro, 2008. Dalam kemitraan, perusahaan menetapkan kebijakan-kebijakan dalam hal standar produk yang
diterima, pola tanam, dan kewajiban-kewajiban petani lainnya. Namun, masih ada saja kewajiban-kewajiban yang disetujui antara petani dan perusahaan yang
dilanggar. Sehingga hal ini akan berpengaruh negatif terhadap keuntungan yang diterima petani dan perusahaan. Selain itu, kepercayaan perusahaan juga akan
menurun apabila petani mitra tidak mematuhi ketentuan-ketentuan yang telah disepakati dalam kontrak kemitraan yang telah disepakati sebelumnnya.
5 Menurut Soetardjo 1994 beberapa indikator keberhasilan kemitraan dapat dirumuskan, diantaranya:
a. Keuntungan perusahaan lebih besar apabila menerapkan sistem kemitraan daripada mengerjakan sendiri. Dalam kemitraan kedelai edamame, perusahaan
melakukan kemitraan karena memiliki keterbatasan lahan usaha, sehingga produksi kedelai edamame terbatas dan permintaan pasar tidak dapat
terpenuhi. Kemitraan membantu perusahaan dalam memproduktifkan sumberdaya modal yang dimilikinya sehingga keuntungan perusahaan dapat
dioptimalkan. Namun, perlu ada kajian yang lebih dalam mengenai perbandingan tambahan keuntungan melalui kemitraan dengan keuntungan
perusahaan apabila memelihara sendiri dengan menyewa lahan. b. Adanya kepastian pasar, jumlah, dan harga bagi petani mitra.
c. Peningkatan sumberdaya manusia terutama berkaitan dengan teknis dan manajemen usaha.
6 Peningkatan jumlah petani mitra dan peningkatan jumlah aset perusahaan yang dikelola melalui sisem kemitraan Putro, 2008. Semakin besar peningkatan yang
Universitas Sumatera Utara
terjadi, maka sistem kemitraan dapat dikatakan semakin berhasil. Kondisi ini menunjukan adanya perkembangan sistem kemitraan yang dijalankan.
1.2.3.
Biaya Produksi