Perkembangan usaha perikanan binaan pemerintah dan usaha peikanan binaan swasta Perkembangan omzet dan laba rugi

pemerintah dan 20 orang pembudidaya binaan swasta. Rata-rata luas kolam pembudidaya binaan pemerintah adalah 91 m² dan rata-rata luas kolam pembudidaya binaan swasta sebesar 28 m². Dari tingkat pengalaman budidaya, ada sedikit perbedaan antara kedua kelompok sampel yaitu rata-rata pengalaman pembudidaya binaan Pemerintah adalah 6 tahun dan 3 tahun untuk pembudidaya binaan Swasta. Untuk rata-rata tingkat pendidikan yang telah ditempuh semua sampel adalah 9 tahun, sehingga dapat dilihat bahwa tidak ada perbedaan yang berarti untuk rata-rata tinggkat pendidikan responden. Ada perbedaan antara umur kedua kelompok sampel yaitu kelompok pembudidaya binaan Pemerintah rata-rata berumur 40 tahun sedangkan kelompok pembudidaya binaan swasta berumur 36 tahun. Dalam hal manajemen kelompok, kelompok pembudidaya binaan pemerintah hanya melaksanakan 3 poin dari 8 total poin sedangkan kelompok pembudidaya binaan Swasta 8 poin. Untuk kepatuhan, kelompok pembudidaya binaan pemerintah hanya melaksanakan 5 poin dari 6 total poin, sedangkan kelompok pembudidaya binaan Swasta 6 poin. Kelompok pembudidaya binaan Pemerintah pernah mengikuti 3 kali pelatihan dan pendampingan usaha budidaya, sedangkan kelompok pembudidaya binaan Swasta lebih banyak mengikuti pelatihan dan pendampingan yaitu 5 kali.

4.3. Hasil Analisis

4.3.1. Perkembangan usaha perikanan binaan pemerintah dan usaha peikanan binaan swasta

Perkembangan jumlah anggota merupakan pertambahan jumlah anggota kelompok usaha perikanan binaan Pemerintah dan kelompok usaha perikanan Universitas Sumatera Utara binaan Swasta. Untuk mengetahui perkembangan kelompok usaha perikanan binaan Pemerintah dan kelompok usaha perikanan binaan Swasta selama 5 tahun terakhir dapat dilihat pada table 8 berikut ini : Tabel 8. Perkembangan Jumlah Anggota Perkembangan Tahun Kelompok usaha perikanan binaan Pemerintah Kelompok usaha perikanan binaan Swasta Jumlah Perkembangan Jumlah Perkembangan Anggota Orang 2007 20 10 2008 23 15 13 30 2009 23 - 17 30,7 2010 27 17,4 20 17,6 2011 27 - 23 15 2012 27 - 25 9 Rata-rata Perkembangan 5,4 20,46 Sumber : Kelompok usaha perikanan binaan pemerintah dan kelompok usaha perikanan binaan Swasta Dari Tabel 8 diatas dapat dilihat bahwa perkembangan jumlah anggota kelompok usaha binaan pemerintah selama 5 tahun terakhir hanya 5,4, hal ini terjadi karena anggota masyarakat yang ingin bergabung menjadi anggota kelompok budidaya ikan lele sangat sedikit atau kurang berminat disebabkan anggota masyarakat berpendapat jika ada bantuan baru mau menjadi anggota kelompok pembudidaya. Sedangkan perkembangan jumlah anggota kelompok usaha binaan Swasta selama 5 tahun terakhir lebih tinggi yaitu sebesar 20,46, hal ini terjadi karena pihak swasta memberikan pelatihan kepada beberapa masyarakat tentang peluang keberhasilan budidaya belut dan kepastian pasar kontrak harga. Universitas Sumatera Utara Untuk lebih jelasnya perkembangan jumlah anggota kelompok usaha perikanan binaan pemerintah dan anggota kelompok usaha perikanan binaan swasta dapat dilihat pada gambar di bawah ini : Gambar 2. Perkembangan Jumlah anggota kelompok usaha perikanan binaan pemerintah dan anggota kelompok usaha perikanan binaan swasta

4.3.2. Perkembangan omzet dan laba rugi

Perkembangan omzet dan laba rugi sangat dipengaruhi harga jual dan biaya produksi. Untuk usaha ikan lele harga jual tidak pasti, sehingga jika harga jual rendah dan biaya produksi tinggi maka pembudidaya dapat mengalami kerugian. Nilai harga jual ikan lele pada daerah penelitian mulai dari Rp 7000 – Rp. 13.5000kg sedangkan biaya pakan mulai dari Rp. 8000 – Rp. 8500kg . Omzet penjualan rata-rata 1388 kg musim panen atau sekitar Rp 13.880.000 – Rp 18.738.000,- Untuk usaha belut, ada kepastian harga jual yaitu mulai dari Rp 35.000 – Rp 50.000,-kg. Sehingga omzet penjualan rata-rata 347 kg musim panen atau sekitar Rp 12.145. 000 – Rp. 17.350.000,- 5 10 15 20 25 30 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Ju m la h An ggo ta Tahun Kelompok binaan pemerintah Kelompok binaan Swasta Universitas Sumatera Utara

4.3.3. Faktor – faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha perikanan.

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Keberhasilan Usaha Perikanan Rakyat(Studi kasus : Desa Sei Bamban, Kec. Sei Bamban, Kab. Serdang Bedagai)

0 1 9

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Keberhasilan Usaha Perikanan Rakyat(Studi kasus : Desa Sei Bamban, Kec. Sei Bamban, Kab. Serdang Bedagai)

0 0 2

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Keberhasilan Usaha Perikanan Rakyat(Studi kasus : Desa Sei Bamban, Kec. Sei Bamban, Kab. Serdang Bedagai)

0 0 40

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Keberhasilan Usaha Perikanan Rakyat(Studi kasus : Desa Sei Bamban, Kec. Sei Bamban, Kab. Serdang Bedagai)

0 0 13

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Keberhasilan Usaha Perikanan Rakyat(Studi kasus : Desa Sei Bamban, Kec. Sei Bamban, Kab. Serdang Bedagai)

0 0 2

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Keberhasilan Usaha Perikanan Rakyat(Studi kasus : Desa Sei Bamban, Kec. Sei Bamban, Kab. Serdang Bedagai)

0 0 20

Analisis Perbandingan Usahatani Padi Sawah Antara Sistem Tanam Jajar Legowo Dan Sistem Tanam Tegel (Kasus: Desa Sei Bamban, Kec. Sei Bamban, Kab. Serdang Bedagai)

0 0 21

Analisis Perbandingan Usahatani Padi Sawah Antara Sistem Tanam Jajar Legowo Dan Sistem Tanam Tegel (Kasus: Desa Sei Bamban, Kec. Sei Bamban, Kab. Serdang Bedagai)

0 1 2

Analisis Perbandingan Usahatani Padi Sawah Antara Sistem Tanam Jajar Legowo Dan Sistem Tanam Tegel (Kasus: Desa Sei Bamban, Kec. Sei Bamban, Kab. Serdang Bedagai)

0 0 7

Analisis Perbandingan Usahatani Padi Sawah Antara Sistem Tanam Jajar Legowo Dan Sistem Tanam Tegel (Kasus: Desa Sei Bamban, Kec. Sei Bamban, Kab. Serdang Bedagai)

0 0 19