BAB 5 PEMBAHASAN
5.1 Rancangan Penelitian
Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental laboratoris yaitu kegiatan percobaan yang bertujuan untuk mengungkapkan suatu
gejala atau pengaruh yang timbul akibat adanya perlakuan tertentu. Tujuan umum penelitian eksperimental laboratoris adalah untuk meneliti pengaruh dari suatu
perlakuan tertentu terhadap gejala suatu kelompok tertentu dibandingkan dengan kelompok lain yang menggunakan perlakuan berbeda. Desain penelitian yang
digunakan pada penelitian ini adalah jenis post test only group control yang artinya nilai stabilitas warna sampel penelitian berperan sebagai variabel terikat yang
diberikan post test perlakuan akhir tanpa terlebih dahulu diberikan pre test perlakuan awal. Desain ini digunakan karena tidak mungkin dilakukan pengujian
stabilitas warna pada tahap perlakuan awal pada sampel. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan adanya pengaruh antara beberapa kelompok
perlakuan dengan cara memberikan perlakuan kepada satu atau lebih kelompok perlakuan, kemudian hasil dari kelompok-kelompok perlakuan tersebut dibandingkan
satu sama lain.
5.2 Hasil Penelitian
5.2.1 Stabilitas Warna Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas Setelah Perendaman dalam Ekstrak Buah Lerak 0,01 Selama 2,
3, 4, 5 dan 7 Hari
Stabilitas warna diukur dengan menggunakan alat UV-Vis Spektrofotometer UV Mini 1800 Shimadzu, Jepang. Hasil yang diperoleh setelah dilakukan penelitian,
maka nilai panjang gelombang yang menunjukkan warna sampel dalam satuan nanometer nm adalah 530 nm dan nilai absorbansi menunjukkan jumlah zat warna
dalam sampel pada kelompok A, kelompok B, kelompok C, kelompok D, kelompok
Universitas Sumatera Utara
E, kelompok F, kelompok G, kelompok H, kelompok I, dan kelompok J. Nilai absorbansi terkecil pada kelompok A adalah 0,0132 sedangkan yang terbesar adalah
0,0145. Nilai absorbansi terkecil pada kelompok B adalah 0,0125 sedangkan yang terbesar adalah 0,0130. Nilai absorbansi terkecil pada kelompok C adalah 0,0121
sedangkan yang terbesar adalah 0,0126. Nilai absorbansi terkecil pada kelompok D adalah 0,0114 sedangkan yang terbesar adalah 0,0120. Nilai absorbansi terkecil pada
kelompok E adalah 0,0101 sedangkan yang terbesar adalah 0,0113. Nilai absorbansi terkecil pada kelompok F adalah 0,0219 sedangkan yang terbesar adalah 0,0233.
Nilai absorbansi terkecil pada kelompok G adalah 0,0234 sedangkan yang terbesar adalah 0,0241. Nilai absorbansi terkecil pada kelompok H adalah 0,0259 sedangkan
yang terbesar adalah 0,0277. Nilai absorbansi terkecil pada kelompok I adalah 0,0279 sedangkan yang terbesar adalah 0,0299. Nilai absorbansi terkecil pada
kelompok J adalah 0,0309 sedangkan yang terbesar adalah 0,0320 Hasil penelitian menunjukkan perbedaan angka dari masing-masing kelompok perlakuan. Aditiana
dkk 2011 menyatakan perbedaan angka ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor misalnya perbedaan mikroporositas dari hasil sampel yang digunakan dalam
penelitian yang dapat disebabkan karena pengadukan yang kurang homogen dan kandungan flavonoid yang terdapat pada ekstrak.
22
Nilai rerata dan simpangan baku kelompok A adalah 0,0140 ± 0,0005. Nilai rerata dan simpangan baku kelompok B adalah 0,0127 ± 0,0002. Nilai rerata dan
simpangan baku kelompok C adalah 0,0123 ± 0,0002. Nilai rerata dan simpangan baku kelompok D adalah 0,0117 ± 0,0002. Nilai rerata dan simpangan baku
kelompok E adalah 0,0107 ± 0,0004. Nilai rerata dan simpangan baku kelompok F adalah 0,0226 ± 0,0006. Nilai rerata dan simpangan baku kelompok G adalah 0,0239
± 0,0003. Nilai rerata dan simpangan baku kelompok H adalah 0,0270 ± 0,0007. Nilai rerata dan simpangan baku kelompok I adalah 0,0289 ± 0,0007. Nilai rerata dan
simpangan baku kelompok J adalah 0,0314 ± 0,0004. Hal ini menunjukkan warna kelompok J yang paling gelap bila dibandingkan dengan kelompok lain sedangkan
warna kelompok E yang paling pudar bila dibandingkan dengan kelompok lain.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Meutia R 2006, pada perendaman dalam akuades sebagai kontrol dapat menyebabkan memudarnya warna basis gigitiruan. Hal ini disebabkan karena
terjadi penyerapan air diantara makromolekul yang menyebabkan makromolekul menjadi lebih mudah bergerak dengan konsekuensi melemahnya lempeng basis
gigitiruan. Melemahnya ikatan makromolekul tersebut kemungkinan menyebabkan terlepasnya pigmen dari basis gigitiruan sehingga memudarkan warna bahan basis
gigitiruan. Memudarnya warna basis gigitiruan yang direndam dalam akuades sesuai dengan hasil penelitian dimana warna basis gigitiruan semakin memudar dalam
perendaman 2 hari, 3 hari, 4 hari, 5 hari dan 7 hari sehingga nilai absorbansinya semakin mengecil.
53
Hasil penelitian stabilitas warna bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam ekstrak buah lerak 0,01 sesuai dengan
hasil penelitian yang dilakukan Subramanya dan Muttagi 2011 dengan menggunakan resin akrilik sewarna gigi yang direndam dalam ekstrak teh dan kopi
selama 15 hari menunjukkan terjadinya perubahan warna yang signifikan. Subramanya dan Muttagi 2011 menyatakan perubahan warna terjadi karena air
memasuki matrik resin dengan penyerapan langsung. Air yang diserap oleh matriks resin akan menghidrolisis bahan dan membentuk micro-cracks. Micro-cracks
menyebabkan penetrasi zat warna dan menyebabkan perubahan warna. Meningkatnya nilai absorbansi pada hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi perubahan warna
bahan basis gigitiruan yang direndam ekstrak buah lerak 0,01 menjadi semakin gelap karena penyerapan zat warna flavonoid yang terkandung dalam buah lerak.
23
Duymus ZY, Yanikoglu N, Arik M 2010 menyatakan bahwa waktu perendaman dan larutan pewarna juga merupakan faktor yang dapat mempengaruhi
stabilitas warna. Semakin lama waktu perendaman, maka perubahan warna akan semakin tampak karena larutan tersebut akan berdifusi ke dalam resin akrilik.
7,17
Perubahan warna dipengaruhi oleh penyerapan air, kekasaran permukaan, jenis pewarna makanan, dan waktu perendaman. Jika akrilik direndam dengan suatu
cairan, maka larutan tersebut akan terserap oleh akrilik. Penyerapan cairan tersebut terjadi karena adanya mikroporus pada akrilik. Semakin banyak porositas maka akan
Universitas Sumatera Utara
semakin banyak absorbsi sehingga ikatan partikel bahan perendam semakin kuat. Permukaan yang kasar akan menyebabkan pengumpulan plak, penyerapan air dan
pewarna makanan. Permukaan yang halus akan memberikan stabilitas warna yang baik. Warna resin akrilik akan berubah warna mengikuti warna larutan perendamnya
karena resin akrilik menyerap larutan tersebut melalui mikroporus. Waktu perendaman mempengaruhi stabilitas warna resin akrilik karena resin akrilik akan
menyerap larutan tersebut dengan lambat dalam suatu waktu.
5,17,21
5.2.2 Perbedaan Stabilitas Warna Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas Setelah Perendaman dalam Akuades dan
Ekstrak Buah Lerak 0,01 Pada Masing-Masing Kelompok Waktu.
Pada tabel 5 diperoleh hasil uji t-independen yang menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna, yaitu kelompok A dan kelompok F dengan nilai p = 0,025
p 0,05, kelompok B dan kelompok G dengan nilai p = 0,030 p 0,05, kelompok C dan kelompok H dengan nilai p = 0,014 p 0,05, kelompok D dan kelompok I
dengan nilai p = 0,024 p 0,05, kelompok E dan kelompok J dengan nilai p = 0,034 p 0,05.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Khazil AS 2008 yang merendam RAPP dalam kopi, teh hitam, teh hijau, saus tomat, pepsi
dan menggunakan akuades sebagai kontrol. Khazil AS 2008 menyatakan terjadi perubahan warna yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok larutan
berwarna tersebut. Hal ini disebabkan karena zat warna dapat merubah warna dari bahan yang diteliti. Bahan basis gigitiruan warnanya lebih stabil di dalam air tapi
dapat berubah warna jika berkontak dengan larutan kopi dan teh.
37
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Larasati DM, Firsty KN, Yogiartono M 2012 yang menyatakan bahwa warna resin
akrilik menjadi lebih gelap pada saat direndam dalam jus strawberry dibandingkan dengan kontrol yang direndam dalam akuades. Hal ini disebabkan karena adanya
anthocyani komponen flavonoid yang diserap oleh resin akrilik. Perubahan warna
Universitas Sumatera Utara
resin akrilik dapat disebabkan oleh penyerapan cairan karena kemampuan bahan, sehingga penyerapan tersebut dapat bereaksi dengan elemen dari resin akrilik.
Perubahan warna resin akrilik tidak hanya disebabkan karena perendaman dalam desinfektan tetapi juga karena makanan dan minuman yang dikonsumsi sehari-hari
seperti teh, kopi dan minuman bersoda yang dapat membuat warna resin akrilik menjadi lebih gelap. Resin akrilik memiliki kemampuan untuk menyerap air dengan
lambat dalam periode waktu tertentu. Perubahan warna resin akrilik disebabkan oleh penyerapan larutan karena kemampuan dari bahan ini sehingga larutan yang diserap
akan bereaksi dengan elemen resin akrilik.
17
5.2.3 Pengaruh Lama Perendaman Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas dalam Ekstrak Buah Lerak 0,01 Selama 2, 3,
4, 5 dan 7 Hari
Sebelum dilakukan uji statistik, terlebih dahulu dilakukan uji Levene untuk mengetahui homogenitas data dan diperoleh hasil uji homogenitas pada ekstrak buah
lerak 0,01 menunjukkan nilai 0,705 dengan tingkat signifikansi p = 0,598 p 0,05. Nilai ini menunjukkan data yang diperoleh homogen. Setelah uji homogenitas,
kemudian dilakukan uji ANOVA satu arah. Hasil uji menunjukkan signifikansi p = 0,0001 p 0,05 pada ekstrak buah lerak 0,01. Nilai ini menunjukkan adanya
pengaruh lama perendaman basis gigitiruan RAPP yang direndam dalam ekstrak buah lerak 0,01 selama 2, 3, 4, 5 dan 7 hari terhadap stabilitas warna.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Wardhana WD, Subianto A, Melanie T 2010 yang menyatakan ada perubahan warna pada resin akrilik
polimerisasi panas yang direndam dalam larutan obat kumur propolis yang mengandung bioflavonoid selama 8 jam dan 16 jam. Wardhana WD, Subianto A,
Melanie T 2010 menyatakan makin lama suatu benda direndam, maka semakin banyak perubahan warna yang terjadi. Warna resin akrilik akan berubah menjadi
gelap seperti larutan perendamnya.
21
Universitas Sumatera Utara
5.2.4 Perbedaan Pengaruh Lama Perendaman Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas dalam Ekstrak Buah Lerak 0,01
Selama 2, 3, 4, 5 dan 7 Hari
Hasil uji LSD pada tabel 7 menunjukkan menunjukkan adanya perlakuan yang bermakna antar beberapa kelompok, yaitu kelompok F dengan kelompok G dengan
nilai p = 0,002 p 0,05, kelompok F dengan kelompok H dengan nilai p = 0,0001 p 0,05, kelompok F dengan kelompok I dengan nilai p = 0,0001 p 0,05,
kelompok F dengan kelompok J dengan nilai p = 0,0001 p 0,05, kelompok G dengan kelompok H dengan nilai p = 0,0001 p 0,05, kelompok G dengan
kelompok I dengan nilai p = 0,001 p 0,05, kelompok G dengan kelompok J dengan nilai p = 0,0001 p 0,05, kelompok H dengan kelompok I dengan nilai p =
0,0001 p 0,05, kelompok H dengan kelompok J dengan nilai p = 0,0001 p 0,05 dan kelompok I dengan kelompok J dengan nilai p = 0,0001 p 0,05.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Thalib B dkk 2013 yang melakukan perendaman dengan ekstrak bunga rosela
selama 5 menit, 10 menit, 15 menit sekali seminggu, dan 5 menit, 10 menit, dan 15 menit dua kali seminggu selama satu bulan. Hal ini disebabkan karena waktu kontak
yang tidak terlalu lama sehingga zat warna alami dalam ekstrak kelopak bunga rosela belum berdifusi ke dalam akrilik dan menyebabkan perubahan warna yang berarti
pada resin akrilik. Sedangkan dalam penelitian ini, peneliti merendam bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas dalam ekstrak lerak 0,01 selama 2 hari, 3
hari, 4 hari, 5 hari dan 7 sehingga waktu kontak lebih lama dan terjadi perubahan warna. Adanya perbedaan waktu 24 jam sudah dapat menyebabkan perubahan warna
yang signifikan.
16
Berdifusinya cairan ke dalam resin akrilik merupakan salah satu kekurangan dari resin akrilik karena proses penyerapan cairan secara perlahan-lahan dalam jangka
waktu yang lama tidak hanya mempengaruhi stabilitas warna resin akrilik, tetapi juga sifat mekanis dan dimensi polimernya. Permukaan yang kasar juga dapat
mempengaruhi stabilitas warna akrilik karena hal tersebut dapat menyebabkan penyerapan air dan pewarna makanan yang lebih banyak.
16
Universitas Sumatera Utara
Kelemahan pada penelitian ini yang dapat mempengaruhi stabilitas warna RAPP adalah teknik pengadukan manual yang kecepatan dan kekuatannya tidak
dapat dikendalikan secara sempurna, adanya perbedaan waktu dari proses pengepresan sampai dengan proses kuring, adanya perbedaan konsistensi resin akrilik
saat dimasukkan ke dalam mold, perhitungan dan hal menentukan waktu perendaman dimana dalam penelitian ini direndam secara terus menerus tetapi dalam praktiknya
sehari-hari direndam selama 5 menit dan alat yang digunakan untuk mengukur stabilitas warna . Selain itu, sebaiknya sampel yang akan diuji dalam satu kelompok
waktu harus dikuring pada waktu yang bersamaan sehingga sampel yang dihasilkan lebih homogen.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan