4. Waktu Perendaman
Waktu perendaman mempengaruhi stabilitas warna resin akrilik karena resin akrilik akan menyerap larutan tersebut dengan lambat dalam suatu waktu.
2.4 Alat Ukur Stabilitas Warna
Perubahan warna dapat diukur melalui beberapa metode antara lain metode visual dan metode instrumental. Pada pengukuran melalui metode visual, umumnya
peneliti mengamati perubahan warna dari bahan dengan meletakkan bahan pada tempat berlatar belakang putih, kemudian perubahan warna diamati dan digolongkan
menjadi: ringan, sedang dan parah. Pengukuran perubahan warna secara visual juga dapat dilakukan dengan mengambil foto atau gambar sebelum dan sesudah perlakuan
kemudian perubahan warna diamati.
5
Perubahan warna dengan panjang gelombang di luar 350-750 nm tidak dapat terlihat secara visual oleh mata karena keterbatasan mata dalam menangkap panjang
gelombang yang terlalu kecil atau terlalu besar dan kemampuan mata menilai warna berkaitan dengan persepsi adalah sangat bervariasi. Pada pengukuran perubahan
warna secara instrumental, ada berbagai alat yang dapat digunakan untuk mengukur warna. Alat yang umum digunakan untuk mengukur stabilitas warna adalah
calorimeter,spektroskopi inframerah dan spektrofotometer UV-Vis.
5,38
2.4.1 Kalorimeter
Kalorimeter merupakan alat sensitif yang digunakan untuk mengukur intensitas warna dari suatu benda dalam kaitannya dengan komponen warna merah,
biru dan hijau dari cahaya yang dipantulkan dari suatu sampel dan umumnya hanya mengukur pada panjang gelombang yang dapat ditangkap oleh mata.
38
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1. Kalorimeter
2.4.2 Spektroskopi Inframerah
Inframerah merupakan salah satu dari spektrum gelombang elektromagnetik yang memiliki jumlah gelombang antara 10 sampai 14000 per cm panjang
gelombang 0.8 – 1000 µm. Area spektrum ini berada di antara spektrum microwave dan spektrum cahaya tampak. Spektrum cahaya tampak adalah panjang gelombang
yang dapat diterima oleh retina mata manusia dan dapat diterjemahkan menjadi spektrum warna, seperti warna pada pelangi . Lampu memancarkan spektrum cahaya
tampak sehingga mata kita dapat menangkap cahaya yang dipancarkannya. Meskipun demikian, lampu memancarkan gelombang dalam spektrum cahaya tampak hanya
sekitar 10 dari total gelombang elektromagnetik yang dipancarkan, sedangkan sisanya merupakan adalah gelombang inframerah yang tidak dapat kita lihat. Untuk
spektroskopi inframerah mengaplikasikan sistem FTIR Fourier Transform Infrared, di mana dengan interferometer, mekanisme pancaran spektrum elektromagnetiknya
pada range tertentu biasanya pada kisaran wavenumber 400-4000 cm
-1
terjadi secara simultan, sehingga prosesnya lebih cepat. Berbeda dengan spektroskopi ultraviolet
yang menggunakan monokromator dimana spektrum gelombang ultraviolet biasanya pada kisaran 200-800 nm dipancarkan secara berurutan.
39
Fourier Transform Infrared Spectroscopy FTIR adalah sebuah teknik yang digunakan untuk mendapatkan spektrum inframerah dari penyerapan, emisi,
fotokonduktivitas dari zat padat, cair atau gas. Spektrometer FTIR secara bersamaan
Universitas Sumatera Utara
mengumpulkan data spektral dalam berbagai spektrum yang luas. Spektrometer FTIR memiliki keuntungan yaitu non-destruktif, dapat menganalisis multikomponen secara
cepat, dan dapat meminimumkan gangguan selama pengoperasian. Spektrometer FTIR tidak mengukur panjang gelombang satu demi satu, melainkan dapat mengukur
intensitas transmitans pada berbagai panjang gelombang secara serempak. Pada FTIR, monokromator digantikan dengan interferometer. Interferometer ini mengatur
intensitas sumber sinar inframerah dengan mengubah dari posisi cermin pemantul yang memantulkan sinar dari sumber sinar ke sampel. Jadi, keberadaan interferometer
membuat spektrometer mampu mengukur semua frekuensi optik secara serempak dengan mengatur intensitas dari semua frekuensi tunggal sebelum sinyal mencapai
detektor. Hasil scanning interferometer yang berupa interferogram tidak dapat diinterpretasikan dalam bentuk aslinya. Proses matematika transformasi fourier akan
mengubah interferogram menjadi spektrum antara intensitas dan frekuensi. Sampel yang akan dianalisis menggunakan spektroskopi inframerah dicampur dengan
senyawa garam yang tidak mengintervensi absorbansi gelombang inframerah oleh senyawa yang diidentifikasi. Jenis garam yang biasa digunakan adalah potasium
bromida KBr, yang kemudian setelah dicampur dengan sampel, dicetak dalam bentuk sebuah piringan disk. Disk inilah yang kemudian dimasukkan dalam
spektroskopi. Untuk alat FTIR modern, dengan penambahan instrumen tertentu telah mampu menganalisa sampel dalam bentuk larutan, sehingga lebih praktis.
40
Gambar 2. Instrumen Fourier Transform Infrared Spectroscopy
40
Universitas Sumatera Utara
2.4.3 Spektrofotometer UV – Vis