dengan teman sebaya. Peneliti menggunakan dua sekolah sebagai parameter, yaitu SMA Global Prima Nasional Plus dan SMA Pangeran Antasari.
SMA Global Prima Nasional Plus merupakan sekolah bergengsi dengan reputasi tinggi dan berkualitas dengan taraf nasional plus. Kurikulum yang diterapkan
adalah gabungan kurikulum nasional dan internasional. Sekolah ini menggunakan bahasa Inggris 70, Indonesia 20 dan Mandarin 10 sebagai bahasa
pengantar dengan guru yang berkualifikasi S1S2 dari dalam maupun luar negeri. Jumlah murid tiap kelas tidak terlalu banyak sehingga proses belajar lebih efektif dan
ditunjang oleh fasilitas yang unggul, seperti ruang full AC, kolam renang, tempat bermain, laboratorium sains, laboratorium komputer, klinik, perpustakaan, wi-fi,
ruang tari, lapangan olahraga dan auditorium. Kebanyakan murid di sekolah ini berasal dari golongan status sosial-ekonomi yang relatif menengah ke atas karena
uang sekolah 2 kali lipat lebih tinggi dari sekolah nasional biasa, seperti SMA Pangeran Antasari yang mempraktikkan 100 kurikulum nasional dengan bahasa
pengantar bahasa Indonesia. Jumlah murid tiap kelas lebih banyak sehingga proses belajar-mengajar kurang efektif. Fasilitasnya juga terbatas, hanya seperti lapangan
olahraga, ruang komputer, perpustakaan dan ruang kelas tanpa pendingin udara.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah ada perbedaan dampak maloklusi anterior terhadap status psikososial pada siswa SMA Global Prima Nasional Plus dan SMA Pangeran Antasari.
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui persentase maloklusi anterior pada siswa SMA Global Prima Nasional Plus dan SMA Pangeran Antasari.
2. Untuk mengetahui dampak maloklusi anterior terhadap status psikososial dari aspek kepercayaan diri terhadap gigi geligi pada siswa SMA Global Prima
Nasional Plus dan SMA Pangeran Antasari.
Universitas Sumatera Utara
3. Untuk mengetahui dampak maloklusi anterior terhadap status psikososial dari aspek sosial pada siswa SMA Global Prima Nasional Plus dan SMA Pangeran
Antasari. 4. Untuk mengetahui dampak maloklusi anterior terhadap status psikososial
dari aspek psikososial pada siswa SMA Global Prima Nasional Plus dan SMA Pangeran Antasari.
5. Untuk mengetahui dampak maloklusi anterior terhadap status psikososial dari aspek estetis pada siswa SMA Global Prima Nasional Plus dan SMA Pangeran
Antasari. 6. Untuk mengetahui perbedaan dampak maloklusi anterior terhadap status
psikososial berdasarkan jenis kelamin pada siswa SMA Global Prima Nasional Plus dan SMA Pangeran Antasari.
7. Untuk mengetahui perbedaan dampak maloklusi anterior terhadap status psikososial berdasarkan sekolah pada siswa SMA Global Prima Nasional Plus dengan
SMA Pangeran Antasari.
1.4 Hipotesis Penelitian
1. Tidak ada perbedaan dampak maloklusi anterior terhadap status psikososial berdasarkan jenis kelamin pada siswa SMA Global Prima Nasional Plus dan SMA
Pangeran Antasari.
2. Tidak ada perbedaan dampak maloklusi anterior terhadap status psikososial berdasarkan sekolah pada siswa SMA Global Prima Nasional Plus dengan SMA
Pangeran Antasari.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti Hasil penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan peneliti mengenai
dampak maloklusi anterior terhadap status psikososial pada siswa SMA di Medan sehingga nantinya dapat memberikan wawasan kepada masyarakat dalam praktek
Universitas Sumatera Utara
sehari-hari bahwa penampilan gigi geligi berpengaruh terhadap perkembangan psikososial remaja.
2. Bagi institusi pendidikan Memberikan sumbangan ilmu pengetahuan mengenai dampak maloklusi
anterior terhadap status psikososial remaja SMA dan sebagai kontribusi untuk perkembangan ilmu kedokteran gigi.
3. Bagi peneliti lain Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan bacaan dan acuan bagi
peneliti lain untuk dikembangkan lebih lanjut. 4. Bagi remaja dan masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan gambaran kepada remaja dan masyarakat mengenai dampak maloklusi anterior terhadap status psikososial dan
memberikan pengetahuan pengetahuan kepada remaja dan masyarakat bahwa pentingnya perawatan ortodonti untuk meningkatkan status psikososial remaja
sehingga dapat dilakukan pencegahan maloklusi yang lebih parah agar tidak terjadi penyimpangan dan gangguan perkembangan psikososial remaja.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA