kita. Jika remaja menjajaki peran-peran yang ada dengan cara yang sehat dan positif untuk diikuti dalam kehidupan, identitas positif akan dicapai. Bagi mereka yang
menerima dukungan memadai maka eksplorasi personal, kepekaan diri, perasaan mandiri dan kontrol dirinya akan muncul dalam tahap ini. Bagi mereka yang tidak
yakin terhadap kepercayaan diri dan hasratnya, akan muncul rasa tidak aman dan bingung terhadap diri dan masa depannya.
12,13
2.3 Pengukuran Status Psikososial dengan Indeks PIDAQ
Psychosocial Impact of Dental Aesthetics Quistionnaire PIDAQ merupakan suatu instrumen atau alat untuk mengukur dampak psikososial dari estetika gigi dan
kualitas hidup yang berkaitan dengan kesehatan mulut pada dewasa muda.
18,29
Butir pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner PIDAQ ini telah teruji validitas dan
reliabilitasnya oleh Ulrich, dkk.
13,24,29
Kuesioner PIDAQ ini terdiri atas 6 butir pertanyaan tentang aspek kepercayaan diri terhadap gigi geligi, 8 butir pertanyaan
mengenai aspek sosial, 6 butir pertanyaan mengenai dampak psikologis dari estetika gigi-geligi, dan 3 butir pertanyaan mengenai estetika wajah.
29
Faktor pertama dari kuesioner PIDAQ ini yaitu rasa percaya diri terhadap gigi- geligi dental self-confidence yang menunjukkan dampak dari estetika gigi geligi
terhadap keadaan emosional seseorang. Rasa percaya diri self-confidence merupakan suatu keyakinan akan diri sendiri yang ditandai dengan sikap menerima
dan menghargai diri, optimis akan kemampuan yang dimiliki, menerima kekurangan yang dimiliki dan merasa tidak perlu membandingkan diri dengan orang lain.
Individu yang memiliki penerimaan diri yang positif akan memiliki sikap yang positif terhadap diri sendiri dan positif dalam menjalani hidup. Hal-hal yang dapat
mengakibatkan kurangnya rasa percaya diri salah satunya karena faktor internal, yang berasal dari dalam individu sendiri, seperti harga diri dan minat yang kurang.
Kemudian faktor lain yaitu faktor eksternal, yang berasal dari lingkungan di sekitar anak, misalnya lingkungan keluarga yang protektif, maka anak akan memiliki rasa
kurang percaya diri.
12,29
Universitas Sumatera Utara
Faktor kedua yaitu dampak sosial, yang menunjukkan masalah potensial dalam lingkungan sosial seseorang yang dapat timbul karena persepsi subjektif
tentang penampilan gigi-geligi yang kurang baik baik dari diri sendiri maupun orang lain. Maloklusi sering dihubungkan dengan kepribadian yang kurang menyenangkan
oleh orang lain. Hal ini yang kemudian akan mempengaruhi pembentukan konsep diri dalam diri individu.
29
Persepsi akan penampilan gigi geligi dan wajah dipengaruhi oleh berbagai faktor, di antaranya jenis kelamin, latar belakang sosial ekonomi dan usia. Perempuan
lebih memperhatikan gigi-geligi mereka dibandingkan laki-laki. Orang dengan sosial ekonomi tinggi akan lebih memperhatikan kondisi gigi-geliginya dan lebih kritis
dalam menilai penampilan dentofasial mereka. Anak-anak dengan usia lebih muda ±13 tahun lebih kurang memperhatikan penampilan gigi-geligi mereka
dibandingkan usia remaja pertengahan ±17 tahun.
14
Faktor ketiga yaitu dampak psikologis. Butir-butir pernyataan ini berkaitan dengan perasaan rendah diri dan tidak bahagia pada saat individu membandingkan
diri sendiri dengan orang lain yang lebih baik estetika giginya.
29
Faktor keempat yaitu dampak estetika, yang berisi pernyataan yang menunjukkan perasaan tidak puas dengan keadaan gigi-geligi saat melihat gigi geligi
sendiri dengan cermin, foto ataupun video.
29
Setiap butir pertanyaan pada keempat faktor di atas diukur dengan skala Guttman
yang diberi skor “1” atau “0”. Pemilihan skala Guttman karena bentuk jawaban yang diberikan tegas, berupa jawaban “ya” atau “tidak”.
30
2.4 Deskripsi Sekolah 2.4.1 Global Prima Nasional Plus