2.2 Psikososial Remaja
Remaja berasal dari bahasa Latin “adolescere” yang berarti “tumbuh untuk mencapai kematangan”. Remaja sudah tidak tergolong anak-anak, tetapi belum juga
dapat diterima sebagai orang dewasa. Oleh karena itu, remaja sering kali dikenal dengan fase “mencari jati diri” karena belum mampu menguasai dan mengfungsikan
perannya secara maksimal. Fase remaja juga merupakan fase perkembangan yang sedang berada dalam masa sangat potensial, baik dilihat dari aspek kognitif, emosi
maupun fisik. Secara psikologis, remaja adalah suatu masa di mana individu
terintegrasi ke dalam masyarakat dewasa, anak merasa tidak berada di bawah tingkat orang yang lebih tua, melainkan merasa sama, atau paling tidak sejajar.
27
Periode remaja menurut para ilmuwan sosial dapat dikelompokkan menjadi tiga, berdasarkan jenjang pendidikan, yaitu periode remaja awal usia 11-14 tahun,
periode remaja pertengahan usia 15-18 tahun dan periode remaja akhir usia 18-21 tahun. Menurut analisis perkembangan remaja di Indonesia, masa perkembangan
remaja berlangsung antara usia 12 sampai 21 tahun, yang dibagi menjadi masa remaja awal 12-15 tahun, masa remaja pertengahan 15-18 tahun dan masa remaja akhir
18-21 tahun.
12
Sedangkan menurut World Health Organization WHO, batasan usia remaja yaitu 10-14 tahun adalah remaja awal dan 15-24 tahun adalah remaja
akhir. Psikososial adalah setiap perubahan dalam kehidupan individu, baik yang
bersifat psikologis maupun sosial yang mempunyai pengaruh timbal balik. Masalah kejiwaan dan kemasyarakatan yang mempunyai pengaruh timbal balik, akibat
terjadinya perubahan sosial dan atau gejolak sosial dalam masyarakat yang dapat menimbulkan gangguan jiwa.
28
Psikososial merupakan keterkaitan antara 2 aspek yaitu aspek psikologis dan sosial. Aspek psikologis berkaitan dengan perkembangan emosi dan kognitif yang
berhubungan dengan kemampuan belajar, merasakan dan mengingat. Sedangkan, aspek sosial berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam menjalin hubungan
dengan orang lain dan dalam mengikuti norma-norma sosial dan budaya.
12
Universitas Sumatera Utara
Salah satu ahli psiko-analisis, Erickson pada tahun 1950 memperkenalkan teori perkembangan psikososial manusia. Perkembangan psikososial manusia
menurut beliau terjadi sepanjang hidup seiring dengan peningkatan usia, yang dikelompokkan menjadi delapan tahap perkembangan karakter, yaitu:
12
1. Tahap percaya lawan tidak percaya trust vs mistrust
2. Tahap otonomi lawan perasaan malu dan ragu-ragu autonomy vs shame,
doubt 3.
Tahap inisiatif lawan rasa bersalah initiative vs guilt 4.
Tahap industri lawan perasaan rendah diri industry vs inferiority 5.
Tahap identitas lawan kebingungan identitas identity vs identity confusion
6. Tahap kedekatan lawan kesendirian intimacy vs isolation
7. Tahap generatifitas lawan stagnasi generativity vs stagnation
8. Tahap identitas ego lawan keputusasaan ego identity vs despair
Tahap identitas lawan kebingungan identitas identity vs identity confusion terjadi pada masa remaja, yakni usia 10 sd 20 tahun. Pada tahap inilah remaja
mengekplorasi kemandirian dan membangun kepekaan dirinya. Remaja dihadapkan dengan penemuan siapa mereka, bagaimana mereka nantinya dan menuju kemana
mereka dalam kehidupannya menuju tahap kedewasaan. Mereka dihadap- kan memiliki banyak peran baru dan status sebagai orang dewasa, misalnya pekerjaan
dan romantisme.
12,13
Disamping itu, mulai muncul kepedulian akan tanggapan orang lain tentang penampilan dan identitas diri. Pandangan dari orang lain ini akan berpengaruh dalam
pembentukan konsep diri. Konsep diri yaitu suatu pandangan individu tentang seluruh keadaan dirinya, yang mencakup dimensi fisik, karakter, motivasi, kelemahan,
kegagalan, kepandaian, dan lain sebagainya. Konsep diri terdiri dari berbagai komponen, yaitu subject self kita melihat diri sendiri seperti apa, body image
kesadaran tentang penampilan diri, ideal self gambaran diri yang ideal, real self diri kita yang sebenarnya dan social self bagaimana masyarakat luas melihat diri
Universitas Sumatera Utara
kita. Jika remaja menjajaki peran-peran yang ada dengan cara yang sehat dan positif untuk diikuti dalam kehidupan, identitas positif akan dicapai. Bagi mereka yang
menerima dukungan memadai maka eksplorasi personal, kepekaan diri, perasaan mandiri dan kontrol dirinya akan muncul dalam tahap ini. Bagi mereka yang tidak
yakin terhadap kepercayaan diri dan hasratnya, akan muncul rasa tidak aman dan bingung terhadap diri dan masa depannya.
12,13
2.3 Pengukuran Status Psikososial dengan Indeks PIDAQ