6. Penyakit, yaitu penyakit sistemik, kelainan endokrin, penyakit lokal gangguan saluran pernafasan, penyakit gusi, dan jaringan penyangga gigi, tumor,
dan gigi berlubang 7. Malnutrisi
Kelainan maloklusi dapat disebabkan oleh faktor herediter atau lingkungan atau dapat disebabkan oleh keduanya. Salah satu dari beberapa penyebab umum
maloklusi adalah tidak proporsionalnya ukuran antara rahang dan gigi atau rahang atas dan rahang bawah.
Seorang anak yang mewarisi ukuran rahang yang kecil dari ibunya dan ukuran gigi yang besar dari ayahnya dapat memiliki ukuran gigi yang
terlalu besar untuk rahangnya, sehingga menyebabkan gigi berjejal. Kebiasaan buruk seperti menghisap jari, menggigit bibir dan bernafas dari mulut juga dapat
menyebabkan maloklusi dengan memperburuk pertumbuhan oklusi normal.
20
Maloklusi yang terjadi dapat berupa banyak jenis. Beberapa ciri umum pada maloklusi, seperti gigi berjejal, celah diastema antargigi, gigitan yang tidak tepat
antara rahang atas dan rahang bawah dan tidak proposionalnya ukuran dan kesejajaran antara rahang atas dan rahang bawah. Namun tidak semua maloklusi
memerlukan perawatan, seperti kasus maloklusi yang tidak begitu menggangu estetis, kesehatan gigi dan jaringan periodontal.
20
2.1.1 Maloklusi Gigi Anterior
1. Gigi anterior berjejal Crowded Teeth Sejauh ini, gigi berjejal merupakan kasus yang paling umum dikeluhkan oleh
para pasien yang mencari perawatan ortodonti, apalagi bila terletak di bagian anterior yang mempengaruhi penampilan wajah.
20
Gigi berjejal adalah keadaan berjejalnya gigi di luar susunan yang normal karena lengkung basal yang terlalu kecil daripada
lengkung koronal. Lengkung basal merupakan lengkung prosesus alveolaris dari apeks gigi yang tertanam, sedangkan lengkung koronal merupakan lengkung yang
paling lebar dari mahkota gigi atau jumlah mesiodistal yang paling besar dari mahkota gigi.
Universitas Sumatera Utara
Gigi berjejal dapat terlihat di bagian anterior maupun posterior pada satu atau kedua lengkung rahang. Crowded yang terjadi dapat ringan atau parah, unilateral atau
bilateral, lokal atau umum. Menurut beberapa teori dari para ortodontis, banyak penyebab gigi berjejal, di antaranya: evolusi, keturunan, maupun faktor
lingkungan.
12,20,23,24
Kasus gigi berjejal dibedakan berdasarkan derajat keparahannya, yaitu gambar 1:
12,23,24
a Gigi berjejal ringan, yaitu hanya sedikit gigi yang berjejal, sering terjadi pada anterior mandibula, dianggap suatu variasi normal dan tidak memerlukan
perawatan. Kebutuhan ruang yang diperlukan berada dalam kisaran 2 sampai 3 mm. b Gigi berjejal sedang. Kebutuhan ruang yang diperlukan berada dalam
kisaran 4 sampai 6 mm. c Gigi berjejal berat, yaitu gigi-gigi sangat berjejal sehingga menimbulkan
kebersihan mulut yang buruk. Kebutuhan ruang yang diperlukan berada dalam kisaran 6 mm.
Gambar 1. Derajat keparahan gigi berjejal.
20
A Gigi berjejal ringan B Gigi berjejal sedang C Gigi berjejal berat
2. Gigi anterior bercelah diastema Diastema anterior merupakan suatu keadaan dimana terdapat ruang di antara
gigi geligi anterior yang seharusnya berkontak. Diastema dapat terlihat pada satu atau
A B
C
Universitas Sumatera Utara
kedua lengkung rahang. Dapat terjadi secara lokal maupun umum dan unilateral atau bilateral dalam lengkung gigi. Diastema di antara dua gigi insisivus maksila di
midline disebut sebagai diastema midline. Diastema dapat terjadi karena kebiasaan buruk seperti menghisap jempol atau menggigit lidah. Penyebab lainnya adalah lidah
yang besar, mikrodonsia dan makrognathia.
20,23,24
Diastema ada dua jenis gambar 2:
23,24
a. Lokal, jika terdapat diantara 2 atau 3 gigi. Penyebabnya adalah frenulum labialis yang abnormal, kehilangan gigi, kebiasaan jelek dan persistensi.
b. Umum, jika terdapat pada sebagian besar gigi dan dapat disebabkan oleh faktor keturunan, makroglosia dan oklusi yang traumatis.
Gambar 2. Kasus-kasus diastema anterior.
25
A Diastema midline akibat tingginya perlekatan frenulum B Diastema
anterior akibat hilangnya gigi insisivus lateralis dengan kebiasaan mendorong lidah
3. Protrusi anterior Protrusi adalah gigi anterior yang posisinya lebih maju ke depan lebih dari 4
mm. Overjet normal adalah 2-4 mm. Overjet berlebihan terutama gigi insisivus maksila yang terlalu ke anterior menyebabkan insisivus maksila tidak mengenai
insisivus mandibula dan terjadi kontak prematur antara insisivus atas dan bawah. Protrusi dapat disebabkan oleh faktor keturunan, kebiasaan jelek seperti menghisap
jari dan menghisap bibir bawah, mendorong lidah ke depan, kebiasaan menelan yang salah, serta bernafas melalui mulut gambar 3.
23,24,26
A B
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3. Protrusi anterior maksila akibat menghisap jempol dan bibir
20
2.1.2 Protrusi Bimaksiler