3. Habitat Cendawan
Rhizoctonia sp. dikenal sebagai salah satu patogen penyebab lodoh.
Faktor lingkungan yang mempengaruhi penyakit lodoh antara lain RH tanah, pH tanah, bahan organik dan tanaman inang Bilgrami dan Dube, 1976.
Untuk pertumbuhannya, Rhizoctonia sp. memerlukan suhu 12-32
о
C bagi kebanyakan strainnya, suhu optimum untuk infeksi berkisar 15-18
о
C, tapi beberapa strainnya aktif pada suhu tinggi hingga batas suhu 35
о
C. Penyakit yang ditimbulkannya lebih parah pada tanah lembab dibanding pada
tanah yang tergenang atau kering Agrios, 1988. Kondisi yang sesuai untuk pertumbuhan Rhizoctonia sp. adalah suhu
tanah yang hangat, 12-32 °C 70 - 90°F. Meskipun pada kelembaban tanah
yang sedang 65 kejenuhan tanah kecuali tanaman terluka, maka kelembaban tanah yang lebih tinggi memungkinkan untuk pertumbuhan
Moorman, 2002.
B. Faktor-Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Pertumbuhan Cendawan
Pada perkembangan cendawan, faktor yang mempengaruhi adalah nutrisi makanan, daya tahan hidup survival, suhu, kelembaban, derajat kemasaman
pH, dan cahaya.
1. Nutrisi makanan
Kebutuhan cendawan akan karbohidrat lebih besar dari pada nutrisi lainnya, akan tetapi sumber nitrogen juga harus dipenuhi. Secara alami
Deuteromycetes memiliki kemampuan genetik mensintesa enzim untuk dapat memakai karbon dari berbagai macam sumber, salah satu diantaranya
adalah selulosa, sumber karbon yang jumlahnya melimpah Barnett dan Hunter, 1998.
Spora dalam perkecambahannya, berkembang menjadi tabung kecambah, dengan memanfaatkan suplai cadangan protein, karbohidrat dan
lemak yang sudah ada dari awal. Pada umumnya cendawan mampu untuk merombak karbohidrat dan bahan-bahan organik lainnya dengan reaksi
enzimatis sehingga membuatnya lebih mudah untuk asimilasi Butler Jones, 1995.
2. Suhu
Suhu sangat penting dalam menentukan jumlah dan tingkat pertumbuhan. Peningkatan temperatur mempunyai efek yang umum dalam
meningkatkan aktifitas enzim dan aktifitas kimia Moore-Landecker, 1972. Dua hal yang umum berlaku mengenai pengaruh suhu, yaitu 1
kisaran suhu untuk kemungkinan terjadinya sporulasi lebih sempit dibandingkan dengan kisaran untuk pertumbuhan, dan 2 suhu optimum
untuk pertumbuhan satu macam spora mungkin berlainan dari suhu optimum untuk produksi bentuk spora yang lain serta untuk pertumbuhan
satu jenis cendawan Hadi, 1989.
3. Kelembaban
Cendawan memerlukan tingkat kelembaban relatif tinggi. Walaupun banyak dari tingkatan cendawan yang lebih tinggi mampu berkembang
dalam ketidakhadiran air bebas, kelembaban yang relatif tinggi juga diperlukan. Pertumbuhan maksimum untuk kebanyakan cendawan terjadi
pada kelembaban relatif 95-100 dan pertumbuhan menurun atau terhambat pada kelembaban 80-85 . Beberapa cendawan akan tumbuh
pada kelembaban relatif ≤ 65 Moore-Landecker, 1972.
Imperfect fungi mampu tumbuh pada larutan nutrisi cair yang kurang
oksigen, akan tetapi banyak juga Deuteromycetes mampu tumbuh pada kondisi tanpa cairan. Spora dari banyak cendawan Deuteromycetes
membutuhkan kelembaban Barnett dan Hunter, 1998.
4. Oksigen
Sebagian besar jenis cendawan adalah aerobik, sedang sebagian yang lain adalah anaerobik. Cendawan aerobik tidak akan dapat berkembang bila
tidak tersedia cukup oksigen. Sporulasi dapat tertekan apabila kekurangan oksigen atau mungkin juga terlalu banyak CO
2
Hadi, 1989. Rhizoctonia
memerlukan pasokan oksigen dan pembuangan CO
2
hasil respirasi untuk sporulasi Adam dan Butler, 1983b dalam Ogoshi et al.,1985.
5. Derajat kemasaman