Pengaruh Penggoyangan Media terhadap Pertumbuhan Rhizoctonia sp.

Pada sistem kehidupan ada tiga jenis larutan penyangga yang amat berperan yaitu larutan protein, bikarbonat dan fosfat yang memiliki sistem sendiri. Walaupun suatu jenis mikroorganisme mampu hidup pada pH lingkungan atau pH eksternal berselang luas, akan tetapi enzim yang bekerja di dalam sel akan tetap bekerja pada pH internal sel. Hal ini dapat terjadi karena enzim pada sitoplasma memiliki suatu sistem mekanisme sendiri sehingga organisme tersebut dapat beradaptasi terhadap lingkungan yang eksternal pH-nya luas. Dengan mekanisme tersebut suatu bentuk kehidupan akan dapat bertahan hidup pada pH eksternal atau lingkungan yang berselang luas, akan tetapi pH internalnya dimana enzim bekerja tidak harus berselang luas Hawab, Bintang, Kustaman, 1989. Moore-Landecker 1972 menjelaskan bahwa pengaruh pH terhadap pertumbuhan ada dua. Pengaruh yang pertama adalah terdapatnya ion logam. Ion logam ini dapat membentuk ikatan kompleks dan pada tingkat pH tertentu sulit dipecahkandiuraikan. Pengaruh kedua adalah pada permeabilitas sel yang dapat berubah pada tingkat kemasaman atau kebasaan yang berbeda. Akibatnya yang terutama dapat terlihat pada senyawa-senyawa yang mengalami ionisasi. Penjelasan yang mungkin adalah pada pH rendah membran protoplasma dipenuhi dengan ion hidrogen, sehingga aliran kation- kation yang essensial terhambatterbatas. Sebaliknya pada pH tinggi membran protoplasma dipenuhi dengan ion hidroksil yang akan menghambat aliran anion-anion yang essensial. Pada pH rendah asam p-Aminobenzoic berada sebagai asam bebas, selain itu pH rendah merupakan kondisi yang baik untuk pengambilan vitamin. Pada pH 6 dibutuhkan delapan kali lebih banyak asam asam p-aminobenzoic dibanding pada pH 4 untuk mendukung pertumbuhan cendawan.

3. Pengaruh Penggoyangan Media terhadap Pertumbuhan Rhizoctonia sp.

Penggoyangan ditujukan untuk meningkatkan kadar oksigen dalam larutan, dengan mekanisme seperti dalam ruang yang terisolasi, larutan yang dikocok molekul H 2 O nya akan lebih banyak mengikat oksigen dari udara Stanier et al., 1982. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggoyangan media nyata menghambat pertumbuhan miselia cendawan dibanding media yang diam. Pada kondisi larutan media diam, rata-rata bobot kering miselianya sebesar 0.112 g, hampir dua kali dari pertumbuhan pada media yang digoyang 0.058 g. Pada proses penggoyangan, gaya sentrifugal menyebabkan miseliumnya tenggelam. Pada kondisi diam miselium cendawan berada dipermukaan larutan dan dapat memanfaatkan oksigen atmosfer di atas larutan yang kadarnya jauh lebih besar dan merupakan oksigen bebas. Pertumbuhan Rhizoctonia sp. akan lebih terhambat dalam kondisi tenggelam, hal ini berkaitan dengan proses respirasi cendawan yang membutuhkan oksigen dalam kadar tertentu untuk berlangsungnya metabolisme. Apabila kadar oksigen kurang dari batas kritis maka metabolisme terganggu, dan pertumbuhan terhambat Lilly dan Barnett, 1951. Hal tersebut dapat terjadi disebabkan cendawan Rhizoctonia sp. merupakan cendawan aerobik, yang membutuhkan oksigen untuk respirasi, merombak makanan, menghasilkan energi dan CO 2 . Selain itu cendawan Rhizoctonia sp. bukanlah cendawan yang habitat hidupnya pada kondisi jenuh air RH ≥100 dan merupakan soil borne pathogen dimana kondisi lingkungannya memiliki kelembaban udara kurang lebih 65 sampai jenuh. Penyakit yang ditimbulkannya akan lebih parah pada tanah lembab, dibanding pada tanah yang tergenang atau kering Agrios, 1988. Komponen dari udara yang paling banyak digunakan adalah oksigen dan karbondioksida. Cendawan merupakan spesies aerobik, dan oksigen yang cukup diperlukan untuk pertumbuhan miselia Chang dan Miles, 1997. Cendawan yang merupakan aerobik obligat hanya dapat menggunakan molekul oksigen bebas, dari atmosfer, sedangkan cendawan yang anaerobik fakultatif dapat menggunakan oksigen terikat sebagai pengganti terhadap oksigen bebas. Seperti hidrogen, oksigen adalah suatu unsur yang penting dari campuran organik yang disintesis di dalam miselium Moore-Landecker, 1972 Pemanfaatan secara efektif atas bahan-bahan karbon atau nitrogen sebagai sumber bahan makanan ada kemungkinan terpengaruh oleh jumlah oksigen yang tersedia di di atmosfer; sebagai contoh, Mucor rouxii bisa menggunakan variasi sumber karbon yang berlimpah dan asam amino untuk pertumbuhan pada atmosfer aerobik, tetapi dalam kondisi anaerobik hanya dapat menggunakan heksosa sebagai suatu sumber karbon dan asam amino sebagai sumber nitrogen. Kurangnya oksigen yang mencukupi juga meningkatkan kebutuhan nutrisi pada M. rouxii dan menurunkan laju pertumbuhan Bartnicki-Garcia dan Nickerson, 1962 dalam Moore- Landecker,1972. Bagaimanapun, oksigen adalah hal vital bagi respirasi selular di mana suatu sumber energi dioksidasi menjadi karbondioksida dan air, serta energi yang dihasilkan tersedia bagi sel Moore-Landecker, 1972. Oksigen juga digunakan cendawan sebagai bahan untuk melakukan reaksi enzimatik seperti pada enzim oksidase dan respirasi Deacon, 1984.

4. Struktur Miselia Rhizoctonia sp.