obligasi perusahaan. Rasio aktivitas diukur menggunakan Total Assets Turnover dengan cara membagi pendapatan bersih dengan total aktiva.
2.4.3 Rasio Nilai Pasar
Market value ratio adalah rasio yang mengukur harga pasar relatif
terhadap nilai buku. Market value ratio diproksikan dengan Price Earning Ratio PER. PER merefleksikan ekspektasi investor mengenai kinerja masa depan
perusahaan. PER merupakan fungsi dari pendapatan yang diharapkan dimasa depan perusahaan. Jika pendapatan di masa yang akan datang membaik maka
perusahaan akan dapat melunasi kewajiban-kewajibannya sehingga dapat meningakatkan peringkat obligasi perusahaan. PER dihitung dengan cara harga
saham dibagi dengan laba bersih. Alasan tidak digunakannya rasio keuangan profitabilitas karena dalam
penelitian terdahulu secara konsisten menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Sedangkan leverage dalam penelitian
terdahulu secara konsisten menunjukkan bahwa tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi.
2.5 Corporate Governance
Corporate governance timbul karena kepentingan perusahaan untuk
memastikan kepada pihak penyandang dana principal atau investor bahwa dana yang ditanamkan digunakan secara tepat dan efisien. Selain itu dengan corporate
governance , perusahaan memberikan kepastian bahwa manajemen agent
bertindak yang terbaik demi kepentingan perusahaan. Corporate governance bertujuan untuk menciptakan nilai tambah bagi pihak-pihak pemegang
kepentingan Almilia dan Sifa, 2006. FCGI Forum for Corporate Governance in Indonesia menyatakan bahwa
corporate governance adalah seperangkat peraturan yang mengatur hubungan
antara pemegang saham, pengurus pengelola perusahaan, pihak kreditor, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern
lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan. Penerapan
corporate governance memberikan empat manfaat FCGI, 2000, yaitu 1
meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses pengambilan keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi perusahaan, serta lebih
meningkatkan pelayanan kepada stakeholders, 2 mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih murah dan tidak rigit karena faktor kepercayaan
yang pada akhirnya akan meningkatkan corporate value, 3 mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia, dan 4
pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan karena sekaligus akan meningkatkan shareholders’s values dan dividen.
Kesimpulannya corporate governance adalah peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus perusahaan, pihak kreditor,
pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka. Corporate governance bertujuan menciptakan
nilai tambah bagi pihak pemegang kepentingan dengan memastikan kepada investor bahwa dana yang ditanamkan digunakan secara tepat dan efisien.
2.6 Prinsip-prinsip Corporate Governance
Prinsip-prinsip utama corporate governance pada dasarnya memiliki tujuan untuk memberikan kemajuan terhadap kinerja suatu perusahaan. Prinsip-
prinsip utama dari corporate governance tersebut, sebagaimana diuraikan oleh Organization for Economic Cooperation and Development
OECD dalam Presetyo, 2010 adalah:
1. Fairness Keadilan
Prinsip keadilan fairness merupakan prinsip perlakuan yang adil bagi seluruh pemegang saham. Menjamin perlindungan hak-hak para pemegang saham,
termasuk hak-hak pemegang saham minoritas dan para pemegang saham asing, serta menjamin terlaksananya komitmen dengan para investor. Dalam
melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan
asas kewajaran dan kesetaraan. 2.
Disclosure atau Transparency Keterbukaan atau Transparansi Transparansi adalah adanya pengungkapan yang akurat dan tepat pada
waktunya serta transparansi atas hal penting bagi kinerja perusahaan, kepemilikan, serta pemegang kepentingan. Mewajibkan adanya suatu informasi
yang terbuka, tepat waktu, serta jelas, dan dapat diperbandingkan yang menyangkut keadaan keuangan, pengelolaan perusahaan, dan kepemilikan
perusahaan. Untuk menjaga objektifitas, perusahaan harus menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah untuk diakses
dan dipahami oleh pemangku kepentingan. 3.
Accountability Akuntabilitas Akuntabilitas menjelaskan peran dan tanggung jawab, serta mendukung
usaha untuk menjamin penyeimbangan kepentingan manajemen dan pemegang saham, sebagaimana yang diawasi oleh Dewan Komisaris dalam
Two Tiers System . Menekankan pada pentingnya sistem pengawasan yang
efektif berdasarkan pembagian kekuasaan antara komisaris, direksi, dan pemegang saham yang meliputi monitoring, evaluasi, dan pengendalian
terhadap manajemen untuk meyakinkan bahwa manajemen bertindak sesuai dengan kepentingan pemegang saham dan pihak-pihak berkepentingan
lainnya. 4.
Responsibility Responsibilitas Responsibility
responsibilitas adalah adanya tanggung jawab pengurus dalam manajemen, pengawasan manajemen serta pertanggungjawaban
kepada perusahaan dan para pemegang saham. Memastikan dipatuhinya peraturan serta ketentuan yang berlaku sebagai cerminan dipatuhinya nilai-
nilai sosial. Prinsip ini diwujudkan dengan kesadaran bahwa tanggung jawab merupakan konsekuensi logis dari adanya wewenang, menyadari akan adanya
tanggung jawab sosial, serta menghindari penyalahgunaan wewenang.
2.7 Manfaat Corporate Governance