Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Peringkat Obligasi Pengaruh Komisaris Independen terhadap Peringkat Obligasi

laba melalui mekanisme kepemilikan institusional. Kepemilikan institusional memiliki kemampuan untuk mengendalikan pihak manajemen melalui proses monitoring secara efektif sehingga mengurangi tindakan manajemen laba. Persentase saham tertentu yang dimiliki oleh institusi dapat mempengaruhi proses penyusunan laporan keuangan yang tidak menutup kemungkinan terdapat akrualisasi sesuai kepentingan pihak manajemen Boediono, 2005. Dengan adanya kepemilikan institusional maka tata kelola perusahaan yang baik dapat dilaksanakan, sehingga dapat mencegah hazard dari manajemen atau segera melakukan tindakan perbaikan manajemen yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan peringkat surat utangnya tinggi Rinaningsih, 2008. Dapat disimpulkan bahwa semakin banyak kepemilikan institusional suatu perusahaan maka peringkat obligasinya semakin baik. Hal tersebut didukung oleh Bhojraj dan Sangupta 2003 yang menemukan bahwa presentase kepemilikan institusi dan proporsi komisaris independen berhubungan positif dengan peringkat obligasi.

2.11.2 Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Peringkat Obligasi

Kepemilikan manajerial merupakan konsentrasi kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak manajemen agen dalam suatu perusahaan. Besar kecilnya jumlah kepemilikan saham manajerial dalam perusahaan dapat mengindikasikan adanya kesamaan congruence kepentingan antara manajemen dengan pemegang saham Faisal, 2005. Kepemilikan saham oleh pihak manajerial akan mengakibatkan pihak manajemen cenderung lebih fokus pada keuntungan jangka pendek perusahaan dengan melakukan praktik manajemen laba untuk memaksimalkan insentif mereka. Manajemen laba akan mengakibatkan nilai perusahaan dalam jangka panjang akan menurun dan mengakibatkan penurunan peringkat terhadap obligasi yang diterbitkan. Dapat disimpulkan bahwa semakin sedikit kepemilikan manajerial suatu perusahaan maka peringkat obligasinya akan semakin baik. Ausbaugh et.al 2004 dalam Setyaningrum 2005 mengungkapkan bahwa adanya kepemilikan saham oleh manajerial bisa menjadi indikator untuk mengukur adanya kepentingan pribadi dari manajemen management self- interest , sehingga adanya kepemilikan saham oleh manajerial menyebabkan peringkat obligasi menjadi rendah karena buruknya kualitas laba perusahaan.

2.11.3 Pengaruh Komisaris Independen terhadap Peringkat Obligasi

Komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak terafiliasi dengan manajemen, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen atau bertindak semata-mata demi kepentingan perusahaan Komite Nasional Kebijakan Governance , 2004 dalam Ujiyantho dan Pramuka, 2007. Keberadaan komisaris dapat menyeimbangkan kekuatan pihak manajemen terutama CEO dalam pengelolaan perusahaan melalui fungsi monitoringnya Wardhani, 2008. Keberadaan komisaris independen pada suatu perusahaan dapat mempengaruhi integitas suatu laporan keuangan yang dihasilkan oleh manajemen. Jika perusahaan memiliki komisaris independen maka laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen cenderung lebih berintegritas, karena di dalam perusahaan terdapat badan yang mengawasi dan melindungi hak pihak-pihak di luar manajemen perusahaan Herawaty, 2008. Dengan adanya komisaris independen dapat meminimalkan tindak kecurangan. Kecurangan yang terjadi menimbulkan penurunan pada nilai perusahaan, sehingga terjadi penurunan peringkat obligasi. Dapat disimpulkan bahwa semakin banyak komisaris independen suatu perusahaan maka peringkat obligasinya semakin baik. Bhojraj dan Sangupta 2003 meneliti pengaruh corporate governance pada peringkat obligasi dan yield obligasi. Dalam penelitian ini proksi dari corporate governance adalah kepemilikan institusi dan komisaris independen. Hasil yang diperoleh oleh Bhojraj dan Sangupta 2003 menunjukkan bahwa persentase kepemilikan institusi dan proporsi komisaris independen berhubungan positif dengan peringkat obligasi.

2.11.4 Pengaruh Kualitas Audit terhadap Peringkat Obligasi