Jenis Data Metode Pengambilan Data

didasarkan pada batas administrasi desa Gambar 5. Dengan pertimbangan kondisi pengambilan sampel bersifat homogen, maka teknik pengambilan responden menggunakan teknik acak sederhana. Tabel 1 Jenis Data dan Parameter yang diukur No Jenis Data Parameter AlatMetode 1. Data Fisika Data Kimia - Kedalaman m - Kecepatan arus cmdetik - Keterlindungan - Dasar perairan - Kecerahan - Suhu o C - Salinitas ppt - Derajat keasamanpH - Oksigen terlarut mgl - Nitrat mgl - Fosfat mgl - Batu Duga dan Data Sekunder - Layang-layang arus drift float, stop watch dan kompas geologi - Data Sekunder - Visual - Secchi Disk - Termometer - Salinometer - pH meter - Titrasi - Spektrofotometer Laboratorium - Spektrofotometer Laboratorium 2. Budidaya rumput laut - Jumlah petani rumput laut - Tenaga kerja - Jenis bibit rumput laut - Hasil panen ton dalam bentuk basah dan kering - Keuntungan Rporang - Luas lahan budidaya ha - Harga jual per kg basah dan kering 3. Kebutuhan Ruang Ekologis Ecological Footprint - Produksi rumput laut ton - Luas lahan ha - Jumlah Pembudidaya kapita - Permintaan ton 4. Sosial – Ekonomi - Tempat tinggal - Umur - Sumber pendapatan - Pengalaman - Pengeluaran pembudiaya Kuisioner Se la t Sa lab a n gka L A U T B A N D A Pa d a b a le Ka l e ro a n g Ka m p u h b a u D o ng k a l a Ko l o n o Pa d o p a d o Le m o Po Bo e t a l is e W a ru w a ru La k o m b u lo Bu a j a n gk a Ba k a la Pa k u Ko b u ru Bu to n Ja w i ja w i Bu n g i n ke l a P . P ad op ad o Tg . L a bo P . B ap a Tg . K e e s a ha Tg . K a da ng a P . T a di n an g P . P ad ab al e P . W a ru w ar u P . K a le ro an g P . K a ra ntu P . P ak u Tg . L o tor e n de K A B U P A T E N M O R O W A L I U P E T A L O K A S I P E N E L I T I A N M A SIT A S A R I C 2 5 1 0 5 0 12 1 Pr o g r a m S tu d i Pe n g e l o la a n S u m b er d a y a Pe s is i r d an L a u ta n Se k o la h P ar c a s a rj a n a In s titu t Pe r ta n ia n B o g o r B o g o r 20 0 7 Si n g ka t an P : P u la u T g : T a n ju n g Su m b e r : 1. P e ta R u p a B u m i I n d o n e s i a , l e m b ar 2 2 1 2- 5 4 K a le ro a n g , B A K O S U R T A N AL , ta h u n 1 9 9 2 2. S u r v ey l a p a n g a n t a h u n 2 0 0 6 G a r is pa n tai J a la n la in J a la n s e t a p a k B el uk a r D ar a t S u la w e s i H u t a n La ut P as i r Ke r a ka l P em u k im a n Te ga lL a d a n g S ta s iu n P ar a m e t e r B io fi sik S ta s iu n S o s e k L e g e n d a Pe t a S k a l a 1 : 80 . 0 0 0 1 1 2 km Pe t a I n d e k s PR O V . SU L A WE SI T EN G G A R A PR O V . SU L A W E SI T EN G A H Ke p. Sa l aba ng k 3 °2 3° 2 3 °0 3° 12 2 ° 0 0 12 2 ° 0 0 12 2 ° 2 0 12 2 ° 2 0 P ROV. SUL A WES I T E NGAH PR OV. S ULA WE S I SE L AT AN PR OV. S UL A WE S I T ENGGA R A PR OV. S UL A WE S I B AR AT PR OV. GO R ONT ALO PR OV. S UL A WE S I U TAR A Ke p. S al ab an gk a LA U T BA N D A S EL A T M AK A SS A R LA U T FL O RE S TE LU K B O N E LA U T M AL U K U LA U T SU LA W E SI 11 9 11 9 12 0 12 0 12 1 12 1 12 2 12 2 12 3 12 3 12 4 12 4 12 5 12 5 -7 -7 -6 -6 -5 -5 -4 -4 -3 -3 -2 -2 -1 -1 1 2 2 1 12 2 °2 6 0 0 12 2 °2 6 0 0 12 2 °2 3 5 0 12 2 °2 3 5 0 12 2 °2 1 4 0 12 2 °2 1 4 0 12 2 °1 9 3 0 12 2 °1 9 3 0 2° 5 9 2 2 °5 9 2 3 °1 3 3 °1 3 3 °3 4 3 °3 4 3 °5 5 3 °5 5 G U G U S P U L A U S A B A L AN G K A K AB U P A T E N M O R O W AL I S U L AW E S I TE N G A H Gambar 5 Lokasi Penelitian Analisis Ruang Ekologis Pemanfaatan Sumberdaya Pulau-pulau Kecil untuk Budidaya Rumput Laut Gugus Pulau Salabangka, Kabupaten Morowali, Propinsi Sulawesi Tengah 2 4

3.4 Analisis Data

Menurut Wilson dan Anielski 2005, ruang ekologis merupakan dampak yang ditimbulkan dari setiap kegiatan pemanfaatan sumberdaya alam dalam memenuhi kebutuhan hidup. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kemajuan terhadap keberlanjutan masyarakat dalam pemanfaatan sumberdaya alam dengan pendekatan ecological footprint. Keberlanjutan dalam konteks ini, berarti untuk mencapai hidup yang memuaskan tanpa melampaui kapasitas regeneratif suatu lingkungan. Lebih lanjut Wackernagel menggunakan konsep ecological footprint untuk menghitung tingkat konsumsi terhadap sumberdaya, dan didasarkan pada pemikiran bahwa ketersediaan sumberdaya alam hayati ruang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup manusia, dihasilkan oleh suatu luasan bumi yang produktif secara biologis Ludvianto 2001. Selanjutnya Adrianto 2006a menyebutkan bahwa pendekatan ecological footprint merupakan suatu konsep daya dukung lingkungan dengan memperhatikan tingkat konsumsi populasi, dimana perbedaan kebutuhan area dengan ketersedian ecological capacity dapat menunjukkan overshoot atau undershoot terhadap pemanfaatan sumberdaya. Analisis daya dukung ruang dalam penelitian ini menggunakan pendekatan ecological footprint berdasarkan kebutuhan ruang ekologi untuk pengembangan rumput laut dimana perhitungan ecological footprint didasarkan tingkat kebutuhan rumput laut terhadap biocapacity yang didasarkan pada ketersediaan ruang yang secara ekologi mendukung budidaya rumput laut Adrianto 2006a.

3.4.1 Analisis Kebutuhan Ruang Perairan

Analisis kebutuhan ruang ini didasarkan pada tingkat kebutuhan rumput laut untuk menunjukkan area perairan dalam kegiatan budidaya rumput laut yang digunakan per kapita dari perhitungan terhadap populasi pembudidaya suatu wilayah. Model Haberl’s digunakan sebagai model dasar perhitungan ecological footprint rumput laut Haberl et al. 2001 in Ditya 2007 , yaitu sebagai berikut : EqF EF EF i Y EX i Y IM i Y DE EF i lok lok i reg i lok i i ∑ = − + = dimana Dimana : EF i : Ecological Footprint rumput laut pulau ke-i Hakapita EF lok : Total Ecological Footprint lokal Hakapita DE i : Tingkat Konsumsi rumput laut pulau ke-i Tonkapita IM i : Produksi rumput laut yang ”di impor” dari pulau lain TonHa EX i : Produksi rumput laut yang ”di ekspor” ke pulau lain TonHa Y lok i : Produktivitas rumput laut di pulau ke-iTonHa Y reg i : Produktivitas di gugus ke-i TonHa EqF : Equivalence Factor

3.4.2 Analisis Ketersediaan Ruang

Analisis ketersedian ruang biocapacity ini didasarkan pada kesesuaian perairan yang mendukung budidaya rumput laut. Kesesuaian ruang perairan untuk budidaya rumput laut secara spasial menggunakan konsep evaluasi lahan. Konsep ini didasarkan pada parameter fisika, kimia dan biologi perairan yang secara ekologi merupakan prasyarat kelayakan dalam budidaya rumput laut. Untuk itu digunakan teknik Sistem Informasi Geografis SIG, guna melihat luas perairan yang sesuai untuk budidaya rumput laut di Gugus Pulau Salabangka. Dalam menentukan tingkat kesesuaian perairan untuk budidaya rumput laut ditentukan dengan metode skoring dengan mengambil beberapa parameter dan menggunakan teknik tumpang susun overlay bertingkat. Selanjutnya menentukan tingkat kelayakan dengan memberikan bobot pada setiap parameter yang terukur berdasarkan hasil studi pustaka dan informasi dari para pakar. Matriks kesesuaian perairan dapat dilihat pada Tabel 2. Bobot terbesar sampai terkecil diberikan berdasarkan besarnya pengaruh parameter terhadap kegiatan budidaya rumput laut. Nilai skor diperoleh dari hasil perkalian batasan nilai setiap kategori dan bobot, sehingga nilai skor yang diperoleh merupakan hasil kelayakan lokasi tersebut. Dalam penelitian ini kelas kesesuaian lahanperairan dibedakan pada tiga tingkatan FAO 1976 yang diacu oleh Hardjowigeno et.al 2001 dan didefinisikan sebagai berikut :