Gelombang Kondisi Oseanografi Perairan

Biak Numfor Papua dengan kisaran 1,12 -1,21 m Soselisa 2006 in Amarullah 2007 dan gelombang yang terukur di Teluk Tamiang dengan kisaran 15 – 40 cm Amarullah 2007. Menurut Wahyunigrum 2001 in Amarullah 2007 menyebutkan bahwa ketinggian gelombang hingga mencapai 1 meter masih baik untuk budidaya rumput laut terutama dengan metode apung, selain itu ketinggian gelombang akan mempengaruhi pertambahan tali pelampung dan kekuatan konstruksi budidaya.

4.3.2 Pasang Surut

Berdasarkan data Dinas Hidro-Oseanografi TNI AL Jakarta untuk wilayah perairan Kabupaten Morowali diperoleh kisaran rata-rata pasang surut 144 cm, dimana nilai surut terendah sebesar 68 cm dan pasang tertinggi sebesar 212 cm Berdasarkan pengamatan fluaktuasi pasang surut pantai Kabupaten Morowali dan data dari DISHIDROS-AL menunjukkan bahwa tipe pasang surut perairan Kabupaten Morowali cenderung bertipe campuran condong ke harian ganda Anonim 2001. Menurut Aslan 1998 in Amarullah 2007 menyebutkan bahwa kedalaman perairan tidak boleh kurang dari 60 cm pada saat surut terendah sebab bila tidak demikian tanaman akan kekeringan pada saat air surut terendah dan akan mempersulit baik saat penanaman, pemeliharaan maupun pemanenan hasil.

4.3.3 Kecepatan Arus

Kecepatan arus merupakan salah satu faktor penting mempengaruhi pertumbuhan rumput laut, secara tidak langsung mencegah peningkatan pH yang signifikan dan kenaikan temperatur serta berperan dalam pertukaran gas pada kolom air. Kecepatan arus di lokasi penelitian rata-rata berkisar antara 6,80 cmdtk – 17,71 cmdtk dan arah arus berkisar antara nilai 15 o – 350 o , kecepatan arus tertinggi 17,71 cmdtk berada pada bagian timur-selatan Gugus Pulau Salabangka dan terendah 6,80 cmdtk di daerah selatan-barat gugus. Peta sebaran kecepatan arus dapat dilihat pada Gambar 6. Secara umum, kecepatan arus Gugus Pulau Salabangka terkategorikan sesuai untuk budidaya rumput laut, bila mengacu kepada Apriyana 2006 in Kamlasi 2008 kecepatan arus untuk budidaya Eucheuma spinosum di perairan Kecamatan Bluto adalah 13-39 cmdet. Kadi dan Atmadja 1988; Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya 2004 menyebutkan bahwa kecepatan arus yang baik untuk budidaya Eucheuma adalah 20-40 cmdetik. Menurut Mubarak 1981 menyatakan bahwa adanya arus air yang baik dapat menjamin tersedianya makanan yang tetap bagi rumput laut. Meskipun demikian, berdasarkan FAO 1989 bahwa suatu lokasi budidaya rumput laut dapat memiliki kecepatan arusgerakan air lebih rendah 10 cmdetik dan memiliki nutrient yang tinggi Lampiran 3 dan 4. Karena lokasi budidaya rumput laut dengan kekurangan nutrient akan membutuhkan arus yang lebih cepat, dimana kecepatan arus yang mendukung untuk pertumbuhan rumput laut tidak melebihi 30 cmdetik.