Daya Dukung Ruang Ekologi untuk Pengembangan Rumput Laut
Existing Biocapacity
0,00 0,20
0,40 0,60
0,80 1,00
1,20
100 200
300 400
500 600
700 800
Luasan Ha H
a K
a p
it a
Gambar 26 Daya Dukung Ruang Ekologi terhadap Pemanfaatan Ruang untuk Budidaya Rumput Laut Gugus Pulau Salabangka
Beberapa penyebab belum optimalnya pemanfaatan ruang untuk budidaya rumput laut antara lain kondisi lingkungan perairan yang dipengaruhi oleh musim,
keterbatasan modal, dan rendahnya harga rumput laut. Terkait kondisi lingkungan dimana perairan Gugus Pulau Salabangka dipengaruhi oleh musim musim barat
dan musim timur dengan bentuk topografi pantai relatif lebih datar sehingga berpengaruh terhadap pola tanam, selain itu pemanfaatan perairan yang tidak
ramah lingkungan penangkapan ikan menggunakan racun dan bom; pengambilan karang berakibat menurunnya kualitan peraian yang mempengaruhi pertumbuhan
biota rumput laut. Secara sosial, budidaya rumput laut telah dilakukan sejak lama dimana
kegiatan ini dilakukan hanya dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup dan rendahnya dukungan pemerintah terhadap kegiatan tersebut menyebabkan usaha
ini dilakukan berdasarkan kemampuan modal pembudidaya. Berdasarkan hasil wawancara menyebutkan sumber modal untuk usaha budidaya rumput laut berasal
dari modal sendiri 71,15 persen, pinjaman ke pengumpul 19,16 , koperasi 2,77 dan lainnya 6,32 . Sebagimana disebutkan bahwa budidaya rumput laut,
baik dalam bentuk usaha rumah tangga maupun badan usaha, memerlukan modal antara lain untuk pengadaan bahan dan bibit yang jumlahnya ditentukan oleh
metode, luas area budidaya dan target produksi serta upah tenaga kerja Anonim 1990.
Secara ekonomi rendahnya harga rumput laut berkisar antara Rp.3.800 – Rp.4.700 di tingkat pembudidaya menyebabkan kegiatan ini bersifat usaha
sampingan. Namun, adanya permintaan pasar untuk budidaya rumput laut, banyak masyarakat mulai melakukan budidaya rumput laut. Hasil wawancara
menunjukkan bahwa bahwa 79,45 persen pembudidaya melakukan budidaya rumput laut sebagai pekerjaan utama dan 20,55 sebagai pekerjaan sampingan.
Adapun bentuk permintaan rumput laut terkatogorikan dalam bentuk bahan baku yaitu rumput laut bentuk kering.
Lebih lanjut dapat dikatakan bahwa perairan Gugus Pulau Salabangka mengalami surplus dan memiliki tingkat keberlanjutan untuk pengembangan
budidaya rumput laut berdasarkan tingkat kebutuhan rumput laut lebih kecil dibandingkan daya dukung ruang untuk budidaya rumput laut 0,25 hakapita
1,08 hakapita Gambar 27.
Biocapacity
Ecological Footprint
0,00 0,20
0,40 0,60
0,80 1,00
1,20
100 200
300 400
500 600
700 800
Luasan Ha H
a K
a p
it a
Gambar 27 Daya Dukung Ruang Ekologi terhadap Tingkat Kebutuhan Ruang untuk Budidaya Rumput Laut Gugus Pulau Salabangka
Beberapa faktor menunjukkan keberlanjutan budidaya rumput laut di Gugus Pulau Salabangka antara lain adanya upaya pemerintah daerah terhadap kegiatan
budidaya rumput laut antara lain peran pemerintah dalam penegakkan hukum terkait dengan pemanfaatan ruang perairan yang tidak ramah lingkungan, bantuan
pemerintah berupa modal pada kelompok-kelompok pembudidaya berdasarkan batas administasi desa, lingkungan perairan yang mendukung untuk budidaya
dimana tidak adanya industri sebagai sumber pencemaran, dan berdasarkan
Undang – Undang No.27 tahun 2007 bahwa pemanfaatan perairan pesisir diberikan dalam luasan dan waktu tertentu dengan mempertimbangkan
kepentingan kelestarian ekosistem pesisir dan pulau-pulau kecil, maka pengembangan budidaya rumput laut dapat diterapkan sesuai dengan biocapacity
perairan Gugus Pulau Salabangka.
VI KESIMPULAN DAN SARAN