Angka-angka pada diagram batang yang diikuti huruf a,b menunjukkan jenis pelarut memberikan pengaruh berbeda nyata p0,05 terhadap nilai rendemen
Gambar 8 Nilai total fenol lamun dugong
Ekstrak lamun dugong dalam pelarut metanol memiliki kandungan total fenol tertinggi yaitu sebesar 1022,58 mg GAE1000g ekstrak , diikuti oleh ekstrak
etil asetat sebesar 36,19 mg GAE1000g ekstrak dan ekstrak n-heksan sebesar 5,23 mg GAE1000g ekstrak. Senyawa fenol cenderung larut dalam pelarut polar
namun kelarutannya dapat berbeda pada setiap jenis pelarut dan sumbernya Harborne 1987. Muchtadi 2001 juga menyebutkan bahwa kadar total fenol
pada tumbuhan dipengaruhi oleh perbedaan komposisi sel, ketebalan dinding sel, dan permeabilitas membran plasma.
4.5 Komponen Fitokimia
Pengujian komponen bioaktif pada ekstrak kasar n-heksana nonpolar, etil asetat semipolar, dan metanol polar dilakukan dengan menggunakan
uji fitokimia. Fitokimia memiliki peran penting dalam penelitian obat yang dihasilkan dari tumbuh-tumbuhan. Uji fitokimia bertujuan untuk mengetahui
komponen bioaktif yang terdapat pada masing-masing ekstrak kasar lamun dugong. Uji fitokimia yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi uji alkaloid,
steroid, triterpenoid, flavonoid, saponin, fenol hidrokuinon, dan tannin. Hasil uji fitokimia ekstrak lamun dugong dapat dilihat pada Tabel 3.
5,23
a
36,19
b
1022,58
b
Tabel 3 Hasil uji fitokimia ekstrak kasar lamun dugong
Uji Fitokimia Jenis Pelarut
Standar warna N-heksan
Etil asetat
Metanol Alkaloid:
a. Dragenford -
- -
Endapan merah atau jingga b. Meyer
- -
- Endapan putih kekuningan
c. Wagner -
- -
Endapan coklat Steroid
+ ++
- Perubahan dari merah menjadi
biruhijau
Triterpenoid +
++ ++
Perubahan dari merah menjadi biruhijau
Flavonoid ++
+++ ++
Lapisan amil alkohol berwarna merahkuninghijau
Fenol hidrokuinon
+ ++
++ Warna hijau atau hijau biru
Tanin -
- -
Perubahan warna dari hijau menjadi biru hingga hitam
Saponin -
- -
Terbentuk busa
Keterangan: - = tidak terdeteksi
+ = lemah
++ = kuat
+++ = sangat kuat
Secara umum, komponen fitokimia yang terdapat dalam lamun dugong yang diamati meliputi steroid, triterpenoid, flavonoid, dan fenol hidrokuinon.
Ketiga ekstrak dengan pelarut yang berbeda mengandung keempat komponen bioaktif tersebut kecuali ekstrak dengan pelarut metanol tidak mengandung
komponen steroid. Hal ini dikarenakan proses ekstraksi dengan pelarut yang memiliki kepolaran yang berbeda akan mengekstrak senyawa yang berbeda pula.
Steroidtriterpenoid pada
ekstrak lamun
dugong diuji
dengan menggunakan pereaksi Liebermann-Burchard, yang memberikan warna biru-
hijau. Triterpenoid adalah senyawa alam yang terbentuk dengan proses biosintesis
dan terdistribusi secara luas dalam dunia tumbuhan dan hewan Sirait 2007. Berbeda dengan steroid yang pada mulanya dipertimbangkan hanya sebagai
komponen pada substansi hewan saja sebagai hormon seks, homon adrenal, asam empedu, dan lain sebagainya, akan tetapi akhir-akhir ini steroid juga ditemukan
pada substansi tumbuhan Harborne 1987.
Hasil pengujian fitokimia pada lamun dugong menunjukkan bahwa komponen steroidtriterpenoid ini terdeteksi pada ekstrak kasar lamun dugong
dalam pelarut etil asetat dan n-heksana, sedangkan triterpenoid terdeteksi pada ketiga jenis pelarut dengan tingkat kepolaran yang berbeda.
Prekursor dari pembentukan triterpenoidsteroid adalah kolesterol yang bersifat nonpolar
Harborne 1987, sehingga diduga triterpenoidsteroid dapat larut pada pelarut organik nonpolar. Hal ini terbukti pada penelitian yang telah dilakukan bahwa
komponen triterpenoidsteroid terdeteksi pada ekstrak kasar lamun dugong dengan pelarut n-heksana non polar dan etil asetat semipolar. Hasil penelitian ini juga
menunjukkan bahwa triterpenoidsteroid juga terdeteksi pada ekstrak kasar dengan pelarut metanol polar. Hal ini dapat terjadi mengingat metanol
merupakan pelarut polar, yang juga dapat mengekstrak komponen lainnya yang bersifat non polar ataupun semipolar. Hasil uji steroidtriterpenoid ekstrak lamun
dugong dapat dilihat pada Gambar 9. + ++ ++
+ ++ -
a b c Gambar 9 Hasil uji steroidtriterpenoid ekstrak n-heksan a,
etil asetat b, dan metanol c Flavonoid umumnya terdapat pada tumbuhan sebagai glikosida dan
terdapat pada seluruh bagian tanaman termasuk pada buah, tepung sari, dan akar Sirait 2007. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ketiga ekstrak lamun dugong
mengandung komponen flavonoid dan ditunjukkan dengan terbentuknya warna kuning pada lapisan amil alkohol yang dapat dilihat pada Gambar 10. Flavonoid
Uji Triterpenoid
Uji Steroid
sangat efektif untuk digunakan sebagai antioksidan karena komponen bioaktif ini merupakan komponen fenol terbesar.
Senyawa-senyawa fenolat yang terkandung dalam tumbuhan mampu menangkap radikal-radikal peroksida dan dapat
mengkelat logam besi yang mengkatalis peroksida lemak. Efektivitas sebagai antioksidan tergantung pada jumlah dan posisi OH, senyawa flavonoid ini banyak
terdapat pada bagian daun tanaman. Selain itu sebagai antioksidan, senyawa ini
dapat juga menangkap spesies oksigen reaktif ROS yang terbentuk selama proses penceraan makanan di dalam tubuh Muchtadi 2001.
++ +++ ++ a b
c
Gambar 10 Hasil uji flavonoid ekstrak n-heksan a,
etil asetat b, dan metanol c Kuinon adalah senyawa berwarna dan memiliki kromofor dasar. Kuinon
dapat dibagi menjadi empat kelompok yaitu, benzokuinon, naftokuinon. antrakuinon, dan kuinon isoprenoid.
Senyawa kuinon yang terdapat sebagai glikosida sedikit larut dalam air, kuinon lebih mudah larut dalam lemak dan akan
terekstraksi dalam tumbuhan bersama-sama dengan karotenoid dan klorofil. Hasil
pengujian menunjukkan bahwa lamun dugong mengandung komponen fenol hidrokuinon. Hal ini ditandai dengan adanya warna hijau atau hijau biru pada
ketiga ekstrak dengan pelarut berbeda. Hasil uji fenol hidrokuinon ditunjukkan pada Gambar 11.
++ ++ -
a b c
Gambar 11 Hasil uji fenolhidrokuinon ekstrak metanol a, etil asetat b, dan n-heksan c
4.5 Aktivitas Antioksidan dengan Metode DPPH