Rendemen Ekstrak Lamun Dugong

Berdasarkan analisis serat pangan diketahui bahwa nilai serat pangan larut 7,55 g100g tidak berbeda jauh dengan serat pangan tidak larut 7,83 g100g. Fraksi SDF sebagian besar terdapat buah, sayuran, kacang-kacangan; sedangkan IDF paling banyak terkandung dalam sereal dan kacang-kacangan. Beberapa penelitian melaporkan bahwa secara fisiologis, SDF lebih efektif dalam mereduksi plasma kolesterol yaitu low density lipoprotein LDL, meningkatkan kadar high density lipoprotein HDL, dan membuat perut merasa cepat kenyang, dan mereduksi absorpsi glukosa dalam usus. Serat pangan tidak larut IDF tidak terlalu signifikan sebagai agen hipokolesterolemik, tetapi peranannya sangat penting dalam pencegahan disfungsi alat pencernaan. Total serat pangan lamun dugong yang diuji memiliki nilai sebesar 15,38 g100g. Komponen serat pangan yang terkandung dalam suatu bahan dipengaruhi oleh spesies, tingkat kematangan, bagian tanaman, dan perlakuan terhadap bahan tersebut seperti perebusan, pengukusan, dan penumisan Muchtadi 2001.

4.3 Rendemen Ekstrak Lamun Dugong

Ekstraksi merupakan proses penarikan komponen zat aktif suatu bahan dengan menggunakan pelarut tertentu. Proses ekstraksi dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh bagian-bagian tertentu dari bahan yang mengandung komponen-komponen aktif Harborne 1987. Metode ekstraksi yang dilakukan pada penelitian ini yaitu maserasi tipe pelarut tunggal. Pelarut yang digunakan adalah pelarut organik dengan tingkat kepolaran yang berbeda-beda yaitu n-heksana nonpolar, etil asetat semipolar, dan metanol polar. Penggunaan ketiga pelarut tersebut bertujuan untuk mengetahui rendemen dan identifikasi komponen aktif dari lamun dugong yang masih belum diketahui kepolarannya. Ekstrak kasar masing-masing pelarut yang dihasilkan dari proses evaporasi menghasilkan karakteristik yang berbeda. Ekstrak n-heksana berwarna coklat kekuningan, ekstrak etil asetat memiliki warna coklat tua, sedangkan ekstrak metanol memiliki warna coklat kehijauan. Ekstrak dari ketiga jenis pelarut ini berbentuk pasta dan memiliki aroma khas. Hasil ekstrak lamun dugong dengan menggunakan tiga pelarut dengan tingkat kepolaran berbeda yaitu pelarut metanol polar, etil asetat semipolar dan n-heksana nonpolar dapat dilihat pada Gambar 6. a b c Gambar 6 Ekstrak kasar metanol a, etil asetat b dan n-heksana c Rendemen ekstrak hasil ekstrasi tiga pelarut berbeda menmberikan nilai yang berbeda pula. Rendemen ekstrak merupakan perbandingan jumlah ekstrak yang dihasilkan dengan jumlah sampel awal yang diekstrak dan hasilnya dinyatakan dalam persen. Nilai rendemen ekstrak dari masing-masing pelarut dapat dilihat pada Gambar 7. . Angka-angka pada diagram batang yang diikuti huruf a,b menunjukkan jenis pelarut memberikan pengaruh berbeda nyata p0,05 terhadap nilai rendemen Gambar 7 Nilai rendemen ekstrak kasar lamun dugong Rendemen ekstrak lamun dugong dipengaruhi secara nyata oleh jenis pelarut. Rendemen ekstrak tertinggi dari sampel lamun dugong terdapat pada 0,74 a 0,64 a 17,11 b ekstrak metanol 17,11, diikuti oleh ekstrak n-heksana 0,74, dan ekstrak etil asetat 0,64. Data tersebut menunjukkan bahwa komponen bioaktif yang bersifat polar banyak terkandung pada jaringan lamun dugong, karena dapat larut dalam pelarut polar yaitu metanol sedangkan komponen bioaktif yang bersifat semipolar dan nonpolar terdapat dalam jumlah yang lebih kecil pada lamun dugong. Hal ini mengindikasikan bahwa lamun dugong mengandung senyawa- senyawa fenol yang cenderung larut dalam pelarut polar dan sangat banyak terdapat dalam tanaman Harborne 1987.

4.4 Kandungan Total Fenol Ekstrak Lamun Dugong