•
Setiap tahun PT. BPR”X” selalu memperoleh surat penilaian kesehatan bank oleh BI dengan kategori bank sehat.
•
Mendapatkan penghargaan best UKM usaha kecil menengah dari bank mandiri pada tanggal 5 Agustus 2005
PT. BPR”X” telah dapat meningkatkan kemampuan teknologi informasinya dengan online system di seluruh riil kerja yang tersebar di kantor pos
dan program peningkatan kualitas SDM sumber daya manusia melalui training center department.
4.3. Susunan Kepengurusan PT. BPR”X”
Dalam pendirian suatu BPR, khususnya PT. BPR”X” jalannya organisasi tidak terlepas dari struktur organisasi yang dibentuk. Susunan kepengurusan ini
tidak begitu detail, hanya sebagian seperti komisaris, direksi, direktur dan pemegang saham saja yang dimasukan ke dalam susunan kepengurusan
PT.BPR”X”.
Gambar 4.1. Susunan Kepengurusan PT.BPR”X”
Komisaris Utama
Anton B. S. Hudyana
Komisaris
Arfan Sani
Direksi
Rahmat, SE
Direktur
Irwan Saputra
Pemegang Saham
- Suryadinata Sumantri - Rahmat, SE
- Inge Irgarjati - Arfan Sani
4.4. Ikhtisar Keuangan PT. BPR”X”
Sejak tahun 2003 sampai akhir 2005 PT. BPR”X” telah mengalami kemajuan pesat. Kondisi ini ditandai dengan peningkatan jumlah asset dan kredit
yang diberikan kepada masyarakat serta parameter kuantitatif lainnya. PT.
BPR”X” mencapai kinerja meyakinkan, dilihat dari pencapaian jumlah asset pada akhir tahun 2005 sebesar Rp.141,4 Milyar atau mengalami peningkatan 64,80
persen dibanding pencapaian tahun 2004 yaitu sebesar 85,8 Milyar. Jumlah kredit yang diberikan per 31 Desember 2005 sebesar Rp.91 Milyar tidak termasuk
portofolio kredit yang bersumber dari dana Linkage Programme sebesar 70 Milyar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel
4.1. Tabel 4.1. Ikhtisar Keuangan PT. BPR”X”
Uraian 2003 2004
2005 Asset
Kredit yang diberikan DPK
Pendapatan bunga bersih Laba rugi operasional
Pendapatan beban non operasional Laba sebelum pajak
88,025 42,410
77,701 7,166
1,981 12
1,970 85,789
59,604 71,412
7,635 3,919
88 3,831
141,411 90,997
123,603 15,225
5,812 54
5,758
1. belum termasuk dana yang berasal dari Linkage Programme 2. Nilai dalam Rp.juta
Pada Tabel 4.1, jumlah perolehan kredit meningkat sebesar 52,68 persen dibanding pencapaian di tahun 2004 dimana jumlah kredit yang diberikan pada
tahun 2004 adalah sebesar Rp.59,6 Milyar. Dari jumlah kredit tersebut, 80 persen disalurkan kepada pegawai negeri dan swasta serta para pensiun yang semuanya
mempunyai penghasilan tetap. Kredit ini akan di tingkatkan pada akhir tahun
2006 menjadi lebih dari 95 persen. Laba sebelum pajak tahun 2004 sebesar Rp.3,8 Milyar. Perusahaan telah berhasil menghimpun DPK berupa tabungan, deposito
dan dana dari Linkage Programme tahun 2005 sebesar 123,6 Milyar. Jumlah DPK meningkat sebesar 73,1 persen.
Selain meninjau kinerja suatu bank, Bank Indonesia juga menilai tingkat kesehatan PT. BPR”X”. Tingkat kesehatan suatu bank ini dapt di lihat dari
beberapa inidikator seperti LDR, ROE, ROA, BOPO, CAR dan NPL seperti terlihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.2. Key Performance Indicators PT. BPR”X” Uraian 2003 2004 2005
LDR ROE
ROA BOPO
CAR NPL
TKS BI Opini Audit
67,74 21,39
3,12 87,13
20,74 1,83
92 Sehat Unqualified
Opinion 91,10
24,09 3,61
83,53 29,51
1,27 97 Sehat
Unqualified Opinion
86,90 27,83
3,34 71,36
37,47 0,66
97 Sehat Unqualified
Opinion
TKS BI : Tingkat kesehatan BI
Tabel 4.2 diatas menunjukan bahwa tingkat kesehatan PT. BPR”X” sangat baik. Hal ini ditandai dengan peningkatan nilai Loan to Deposit Ratio
LDR dari tahun 2003 sampai tahun 2004. Namun pada tahun 2005 LDR mengalami penurunan sebesar 4,2 persen akan tetapi nilai tersebut tidak
menurunkan nilai tingkat kesehatan PT. BPR”X” oleh BI bahkan meningkat. Nilai ROA meningkat pada tahun 2004 menjadi 3,61 persen dari tahun 2003 3,12
persen sedangkan pada tahun 2005 menurun sebesar 0,27 persen menjadi 3,34 persen. Dalam penentuan tingkat kesehatan bank, BI lebih mementingkan
penilaian ROA dan tidak mementingkan unsur ROE karena, BI sebagai pembina dan pengawas perbankan lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang
diukur dengan asset yang dananya sebagian besar berasal dari dana simpanan masyarakat. Persentase Non Performing Loan NPL mengalami penurunan dari
tahun ke tahun.sehingga di asumsikan bahwa pemberian kredit oleh PT. BPR”X” mengalami perbaikan dan telah mengikuti prinsip-prinsip pemberian kredit yang
sehat.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Karakteristik Responden
Responden dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok nasabah PT. BPR”X” masyarakat yang meminjam kredit pada PT. BPR”X” dan
kelompok non nasabah PT. BPR”X” masyarakat sekitar PT. BPR X yang meminjam kredit selain pada PT. BPR”X” yakni seperti pada lembaga kredit baik
lembaga formal kredit atau lembaga informal kredit maupun individu. Karakteristik responden ini dapat dilihat dari deskripsi faktor demografi dan
faktor ekonomi. Faktor demografi ini melihat dari sisi jenis kelamin responden, umur responden, pendidikan responden, pekerjaan responden dan jumlah anggota
keluarga responden. Sedangkan faktor ekonominya adalah dilihat dari sisi pendapatan dan sisi pengeluarannya.
5.1.1. Deskripsi Faktor Demografi
a. Jenis kelamin Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner dengan
melakukan wawancara, mayoritas jenis kelamin responden adalah laki-laki yaitu sebesar 53 persen, sedangkan jenis kelamin perempuan 47 persen. Perbedaan jenis
kelamin responden tidak begitu besar, hanya 6 persen dari total seluruh responden. Sebaran kelompok responden nasabah PT. BPR”X” dan kelompok Non nasabah
berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Gambar 5.1.