formal atau informal kredit maupun individu. Untuk meninjau hubungan antara pendapatan dengan pengeluaran baik nasabah PT. BPR”X” maupun Non nasabah
ini dapat dilihat pada Tabel 5.5 dan Tabel 5.6 Mayoritas nasabah memiliki pendapatan dan pengeluaran antara Rp.1.000.001 sampai Rp.1.500.000 yaitu
sebanyak 21 responden.. Bila dibandingkan dengan responden Non nasabah, responden ini ada yang memiliki pendapatan lebih dari Rp.2.000.000 per bulan.
Untuk responden mayoritas pendapatan dan pengeluaran antara Rp.1.500.001 sampai Rp.2.000.000 sebanyak 26 responden.
5.2. Hasil Partisipasi dan Akses Terhadap Kredit
Partisipasi responden merupakan suatu hal yang sangat penting bagaimana responden dapat memperoleh pinjaman atau kredit dari suatu lembaga formal
atau informal kredit maupun individu. sedangkan untuk nasabah PT. BPR”X” dapat merasakan bagaimana mendapatkan kepuasan dari pelayan terhadap atribut-
atribut yang diberikan PT. BPR”X”.
5.2.1. Tingkat kompatibilitas
Tingkatan ini menggambarkan tentang kesesuaian dengan kehidupan fisik dan sosial yang ditunjukan dengan tingkat kepuasan terhadap atribut-atribut
pelayanan dan fasilitas-fasilitas yang diberikan PT.BPR”X”. Pada Tabel 5.7 menunjukan bahwa tingkat kepuasan yang mendominasi adalah responden yang
menyatakan puas sebesar 72,1 persen dengan atribut dari PT. BPR”X” yaitu bahwa petugas dapat memberikan informasi yang akurat. Berdasarkan hasil,
tingkat kepuasan nasabah dari 10 atribut yang ditelaah, tidak ada nasabah yang
menilai ke 10 atribut tersebut tidak puas, sehingga hal ini dapat diasumsikan bahwa semua nasabah PT. BPR”X” merasakan puas terhadap pelayanan dari
atribut-atribut yang diberikan PT. BPR X. Oleh karena itu, dapat disimpulkan ternyata pelayanan dari atribut-atribut yang diberikan PT. BPR”X” terhadap
nasabah sangat baik Tingkat kepuasan nasabah ini dapat dijelaskan secara detail seperti terlihat pada tabel berikut :
Tabel 5.7. Tingkat Kepuasan Terhadap Atribut Yang Diberikan PT.BPR”X”
Tingkat Kepuasan persen Atribut
Sangat Puas Puas
Cukup Puas
Kurang Puas
Tidak Puas
1. Keamanan 52,5 45,9
1,6 2. Bunga yang diperoleh
11,5 52,4 36,1 3. Lokasi yang strategis
26,2 55,8 18
4. Pelayanan secara keseluruhan 24,6 62,3 11,5
1,6 5. Kemudahan dalam proses pelayanan
dan transaksi 34,4 57,4
8,2 6. Kebersihan dan kenyamanan
11,5 55,7 27,9 4,9
7. Petugas cepat dalam penanganan keluhan nasabah
13,1 65,6 21,3 8. Petugas memberikan informasi yang akurat
14,8 72,1 13,1 9. Pelayanan yang diberikan cepat dan
tepat waktu 34,4 55,8
9,8 10.Petugas berkomunikasi dengan baik
dengan nasabah 19,7 68,8 11,5
5.2.2. Tingkat Aksesibilitas
Tingkatan ini menggambarkan tentang seberapa jauh tempat tinggal responden dengan PT. BPR”X”. Jarak tempat tinggal responden dengan PT.
BPR”X” sangat beragam mulai dari yang terdekat sampai yang terjauh. Kebanyakan jarak tempat tingal responden nasabah dengan PT. BPR”X” kurang
dari 5 Km yaitu sebanyak 34,5 persen. Secara umum, Jarak minimum tempat
tinggal total responden nasabah dengan PT. BPR”X” adalah 1 Km, jarak maksimumnya 90 Km dan rataannya 19,43 Km.
Indikator lain yang digunakan untuk melihat kemudahan aksesibilitas calon nasabah adalah terkait dengan keberadaan PT. BPR”X”. Sumber informasi
mengenai keberadaan PT. BPR”X” cukup beragam. Faktor yang mendominasi
tentang keberadaan PT. BPR”X” ini adalah teman sebanyak 57,4 persen. Informasi mengenai keberadaan PT. BPR”X” selengkapnya dapat dilihat pada
Gambar 5.8.
Gambar 5.11 Informasi Akses Nasabah Tentang keberadaan PT. BPR”X”
Sumber informasi ini beragam mulai dari keluarga hingga media cetak. Hal menarik yang patut untuk dicermati adalah responden nasabah memperoleh
informasi dari teman, sementara itu yang bersumber dari PT. BPR”X” sendiri hanya 3,3 persen. Hal ini secara tidak langsung mengindikasikan bahwa media
promosi person to person relatif lebih efektif. Dihubungkan dengan hasil sebelumnya hal ini setidaknya menunjukan adanya korelasi positif.
Nasabah
0.0 10.0
20.0 30.0
40.0 50.0
60.0 70.0
keluarga media
cetak pihak
bank teman
lainnya Nasabah
Pada tingkat aksesibilitas dapat dilihat bahwa tempat tinggal nasabah dengan PT. BPR”X” cukup beragam. Mayoritas tempat tinggal nasabah tidak
begitu jauh dengan PT. BPR”X”, akan tetapi ada juga nasabah yang tempat tinggalnya sangat jauh dengan PT.BPR”X” sampai puluhan kilo meter. Informasi
yang di akses oleh nasabah terhadap keberadaan PT.BPR”X” merupakan hal yang sangat penting. Informasi keberadaan PT.BPR”X” tersebut dapat dipengaruhi oleh
berbagai pihak seperti pihak keluarga, teman, tetangga dan yang lainnya. Pihak yang mempengaruhi nasabah dalam memilih PT. BPR”X” dapat dilihat pada
Gambar 5.9 berikut ini:
Gambar 5.12 Pihak yang Mempengaruhi Nasabah Memilih PT. BPR”X” Dalam gambar 5.9 menunjukan bahwa faktor yang mempengaruhi
nasabah dalam memilih PT. BPR”X” didominasi oleh pihak keluarga yaitu sebesar 49,2 persen. Selain pihak keluarga, faktor teman sangat besar juga
pengaruhnya terhadap nasabah dalam memilih PT. BPR”X” yaitu sebanyak 31,2 persen, sedangkan faktor lainnya seperti tetangga, pihak bank, kantor pos dan
pengetahuan sendiri sangat sedikit mempengaruhi nasabah PT. BPR”X”.
Nasabah
0.0 10.0
20.0 30.0
40.0 50.0
60.0
keluarga teman
tetangga info
pihak bank
kantor pos
sendiri Nasabah
PT. BPR”X” dapat memberikan kredit atau pinjaman kepada nasabah dengan jumlah tertentu sesuai keperluan nasabah dan tentunya dengan jumlah
bunga yang sudah ditentukan. Kredit yang dibutuhkan responden baik nasabah maupun Non nasabah sangat beraneka ragam. jumlah minimum kredit seluruh
responden adalah Rp.100.000, jumlah maksimum kreditnya Rp.30.000.000 dan rata-rata pinjamannya Rp
.
9.907.692. Sedangkan jumlah minimum kredit yang diberikan PT. BPR”X” adalah Rp.500.000 dan maksimum kreditnya
Rp.100.000.000. Kredit ini dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu kredit Makro dan kredit Mikro. Kredit Makro adalah kredit yang penjaminan kreditnya dengan
seluruh surat keterangan SK asli pegawai atau pensiun, sedangkan kredit Mikro adalah kredit dengan jaminan salah satu SK asli pegawai atau pensiun atau dengan
fotokopiannya saja. Jika dilihat dari sampel nasabah, jumlah minimum kredit yang diajukan oleh nasabah adalah Rp.1.000.000, jumlah maksimum kreditnya
Rp.30.000.000 dan rata-rata pinjamannya adalah Rp.12.195.238. Dilihat dari kelompok responden non nasabah, jumlah minimum pinjaman Rp.100.000,
jumlah maksimum Rp. 5.000.000 dan rata-rata pinjamannya Rp. 1.388.889. dapat dikatakan bahwa jumlah pinjaman yang diajukan nasabah PT. BPR”X” relatif
lebih besar bila dibandingkan dengan pinjaman yang diajukan responden Non nasabah.
Untuk memperoleh suatu kredit, perlu melihat syarat-syarat yang diajukan PT.BPR”X” mengenai permohonan kredit, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Foto copy KTP pemohon yang berlaku. 2. Foto copy KTP suami atau isteri pemohon yang berlaku.
3. Foto copy kartu keluarga pemohon yang berlaku. 4. Struk gaji terakhir asli.
5. Foto copy struk gaji terakhir. 6. Foto copy karip atau buku asabri.
7. Foto copy SK pensiun. 8. Surat kuasa pengambilan gaji yang sudah ditandatangani oleh serendah-
rendahnya kepala desa atau lurah asli. 9. SK pensiun asli sebagai jaminan kredit.
10. Mengisi buku profesi yang telah disediakan PT.BPR”X” secara lengkap dan ditandatangani oleh juru bayar gaji.
Sesuai hasil wawancara dengan petugas PT.BPR”X”, jika persyatan yang diterima sudah lengkap, maka permohonan kredit bisa langsung cair. Untuk calon debitur
dalam pengajuan kredit ini tidak dapat diwakilkan dan jika debitur meninggal dunia, maka otomatis pinjaman atau kreditnya lunas.
Dalam perolehan kredit, total responden rata-rata meminjam hanya satu kali pada lembaga keuangan maupun individu yaitu sebanyak 93 persen. Akan
tetapi ada juga responden nasabah PT. BPR”X” yang meminjam kredit dua kali bahkan sampai tiga kali meminjam kredit pada PT. BPR”X”. Untuk responden
nasabah yang meminjam dua kali sebanyak 6 persen sedangkan responden yang meminjam tiga kali 1 persen.
Responden Non nasabah memperoleh kredit dari lembaga kredit formal atau informal kredit maupun individu cukup bervariasi.
Hal ini dapat diuaraikan berdasarkan hasil wawancara langsung bahwa responden Non nasabah memperoleh kredit dari beberapa lembaga kredit formal seperti BRI
Bank Rakyat Indonesia dan BCA Bank Central Asia. Untuk lembaga informalnya, responden memperoleh kredit dari Bank Keliling, sedangkan untuk
individunya, responden memperoleh kredit dari saudara dan tetangga responden. Dalam mengajukan kredit, baik PT. BPR”X” maupun lembaga keuangan
lainnya akan meninjau secara detail calon nasabahnya seperti kepastian penjaminannya, pekerjaannya, usianya dan lain sebagainya agar mekanisme
pengembalian kreditnya berjalan lancar sesuai yang diharapkan sehingga tidak terjadi pengembalian kredit yang kurang baik.
10 20
30 40
50 60
70 80
90
tidak ada barangsurat
berharga SK
Nasabah Non Nasabah
Gambar 5.13 Penjaminan Terhadap Pinjaman Nasabah dan Non
Nasabah PT. BPR”X”
Gambar 5.13 menyajikan perbandingan penjaminan yang diterima oleh nasabah dan Non nasabah. Jaminan pinjaman yang dikeluarkan oleh PT. BPR”X”
berdasarkan hasil, mayoritas nasabah memperoleh kredit dengan jaminan SK sebanyak 82 persen diantaranya SK.pegawai dan SK.pensiun. sedangkan dengan
jaminan surat berharga hanya 18 persen. Jika dibandingkan dengan responden Non nasabah, sebanyak 71,8 persen responden memperoleh pinjaman tanpa
dengan jaminan, seperti pada Bank Keliling yang hanya dengan memberikan
fotokopi KTP kartu tanda pengenal saja akan tetapi setiap minggu Bank Keliling tersebut meminta angsuran kepada Non nasabah bahkan ada yang setiap hari.
Berbeda halnya dengan PT. BPR”X” yang jaminannya seperti dengan SK pensiun, karena nasabah tidak perlu repot-repot datang ke PT. BPR”X” untuk
memberikan angsuran, akan tetapi PT. BPR”X” sendiri akan mengambil sebagian gaji atau pensiunan nasabah di kantor pos sesuai dengan jumlah angsuran yang
telah disepakati antara PT. BPR”X” dengan nasabahnya. Dalam prosedur permohonan kredit PT. BPR”X” harus melalui beberapa
tahap seperti yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya. Dalam proses pengajuan kredit sampai pada pencairan memerlukan biaya administrasi. Secara
rata-rata biaya yang dikeluarkan oleh nasabah PT. BPR”X” yaitu sebesar Rp.20.442. Adapun biaya yang dikeluarkan nasabah tersebut adalah untuk
pembelian materai dan untuk biaya fotokopi saja. Pada tahapan proses pencairan kredit membutuhkan waktu yang relatif lama. Waktu untuk proses pencairan
kredit ini, responden harus menunggu beberapa saat lamanya. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, waktu tunggu pencairan kredit ini ada yang relatif
singkat seperti pada responden Non nasabah yang mengajukan pinjaman pada bank keliling atau individu yakni responden hanya menunggu pencairan dana
selama 5 sampai 10 menit saja dengan besar pinjaman yang relatif kecil yaitu berkisar antara Rp.50.000 sampai Rp.500.000. Akan tetapi ada juga waktu tunggu
pencairan kredit yang relatif lama karena syarat-syarat permohonan kredit dari lembaga keuangan cukup detail seperti pada BCA, BRI dan PT. BPR”X”
sehingga syarat-syarat permohonan kredit bagi responden harus lengkap terlebih
dahulu. Waktu tunggu pencairan kredit pada PT. BPR”X” cukup beragam mulai dari 15 menit sampai 7 hari lamanya. Rata-rata waktu tunggu pencairan kredit
pada PT. BPR”X” yaitu antara 30 menit sampai 1 jam lamanya. Sedangkan nasabah yang menunggu proses mulai dari pengajuan sampai pencairan kredit
selama 7 hari ini dikarenakan syarat-syarat yang diajukan PT. BPR”X” belum lengkap atau belum memenuhi syarat
Selain dari variabel waktu tunggu pencairan kredit ini, variabel yang perlu dicermati adalah variabel jangka waktu pengembalian pinjaman atau kredit.
Jangka waktu pengembalian pinjaman ini cukup bervariasi. Hal ini dijabarkan sesuai hasil wawancara dengan responden, secara rata-rata untuk sampel nasabah
PT. BPR”X” jangka waktu pengembalian pinjamannya adalah 6 tahun. Jangka waktu pengembalian minimum untuk nasabah PT. BPR”X” adalah 6 bulan dan
maksimumnya 7 tahun. Hal ini berbeda untuk sampel Non nasabah dengan jangka waktu pengembalian minimum 5 hari dan maksimumnya 1 tahun.
Setelah mendapatkan kredit, ada satu variabel yang perlu ditelaah yaitu variabel yang bertanggung jawab dalam mengembalikan pinjaman. Variabel ini
dapat dilihat pada gambar 5.14. secara umum total responden mayoritas yang bertanggung jawab mengembalikan pinjaman adalah suami sebesar 52 persen. Hal
ini membuktikan bahwa suami sebagai kepala keluarga berpengaruh besar dalam pengembalian kredit yang dipinjam.
total responden
10 20
30 40
50 60
suami isteri sama-sama
suami isteri
lainnya total responden
Gambar 5.14. Sebaran responden Berdasarkan Pihak Yang Bertanggung Jawab Mengembalikan Pinjaman
Untuk melihat perbandingan antara nasabah dan non nasabah PT.BPR”X”
mengenai pihak yang bertanggung jawab dalam mengembalikan pinjaman, dapat dijelaskan pada Gambar 5.15. Untuk sampel nasabah, pihak yang bertanggung
jawab dalam mengembalikan pinjaman didominasi oleh suami sebesar 57,3 persen, sedangkan untuk sampel non nasabah adalah suami isteri sama-sama
sebesar 46,1 persen.
Gambar 5.15. Sebaran Nasabah dan Non Nasabah PT.BPR”X” Berdasarkan Pihak yang Bertanggung Jawab Mengembalikan Pinjaman
0.0 10.0
20.0 30.0
40.0 50.0
60.0 70.0
suami isteri sama-sama
suami isteri
lainnya nasabah
non nasabah
5.3. Perkembangan Jumlah Nasabah PT. BPR”X”