Manfaat Perkreditan Prosedur Umum Perkreditan

3,154 terdiri dari 2,164 kantor pusat 203 kantor cabang, 787 kantor pelayanan kas, dan diantaranya sebanyak 89 BPR beroperasi berdasarkan prinsip syariah. Indikator-indikator ini menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap Industri BPR terus membaik dan peran BPR dalam memberikan pelayanan jasa keuangan kepada masyarakat juga terus meningkat. Media Informasi Bank Perkreditan Rakyat, Edisi VI September 2005 Dari uraian diatas terlihat bahwa peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah di satu sisi dapat mendorong tumbuh dan berkembangnya BPR. Namun, di sisi lain justru semakin meningkatkan persaingan antar BPR maupun dengan lembaga keuangan lainnya. Untuk menghadapi fenomena tersebut, BPR perlu melakukan pendekatan manajemen terpadu dalam merumuskan strategi bagi pengembangannya di masa yang akan datang. Pendekatan ini dimaksudkan agar BPR dapat bertahan di tengah ketatnya persaingan lembaga perbankan di Indonesia. Dengan demikian, tujuan BPR sebagai lembaga intermediasi bagi masyarakat pedesaan akan dapat terwujud dan berperan dalam pengembangan sektor agribisnis di Indonesia.

2.1.3. Manfaat Perkreditan

Perkreditan melibatkan beberapa pihak, yaitu kreditur bank, debitur penerima kredit, otoritas moneter dan masyarakat pada umumnya Dendawijaya, 2001. Oleh karena itu, manfaat perkreditan berbeda-beda tergantung pada pihak- pihak tersebut . 1. Bagi kreditur bank a. Perkreditan merupakan sumber utama pendanaannya. b. Pemberian kredit merupakan perangsang pemasaran produk-produk lainnya dalam persaingan. c. Perkreditan merupakan instrumen penjaga likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas bagi bank. 2. Bagi debitur a. Kredit berfungsi sebagai sarana untuk membuat kegiatan usaha semakin lancar dan kinerja usaha semakin membaik. b. Kredit meningkatkan minat berusaha dan keuntungan sebagai jaminan kelangsungan kehidupan perusahaan. c. Kredit memperluas kesempatan berusaha dan bekerja dalam perusahaan. 3. Bagi otoritas moneter a. Kredit berfungsi sebagai instrumen moneter. b. Kredit berfungsi menciptakan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha yang memperluas sumber pendapatan dan kemungkinan membuka sumber pendapatan negara. c. Kredit berfungsi sebagai instrumen untuk ikut serta menungkatkan mutu dunia manajemen dunia usaha, sehingga terjadi efisiensi dan mengurangi pemborosan di semua sektor. 4. Bagi masyarakat a. Kredit dapat menimbulkan backward dan forward linkage dalam kehidupan perekonomian. b. Kredit dapat mengurangi pengangguran, karena membuka peluang usaha, bekerja dan pemerataan pendapatan. c. Kredit meningkatkan fungsi pasar, karena ada peningkatan daya beli.

2.1.4. Prosedur Umum Perkreditan

Pengajuan kredit pada BPR melalui beberapa tahap atau prosedur, mulai dari tahap permohonan kredit sampai dengan tahap pencairan kredit. Prosedur pemberian kredit merupakan suatu tata cara yang mengatur tahapan serta langkah- langkah yang perlu dilakukan di dalam pemberian suatu kredit. Umumnya tahapan yang dilakukan dapat digolongkan dalam beberapa kelompok, yaitu : 1. Pengumpulan informasi Tahapan ini merupakan tahap awal dalam proses pemberian kredit. Kegiatan yang dilakukan adalah mengumpulkan berbagai informasi yang diperlukan mengenai calon nasabah. Data dan infomasi merupakan unsur pokok dalam aktivitas pengambilan suatu keputusan, oleh karena itu tersedianya data dan informasi yang cukup perlu diusahakan secara serius. 3. Penilaian permohonan kredit Tahapan ini merupakan tahapan analisa atas suatu usulan kredit untuk menyimpulkan apakah permohonan tersebut memenuhi syarat atau tidak. 4. Penilaian agunan Tahapan ini dilakukan jika data-data usaha tadi layak, maka selanjutnya melakukan pengecekan jaminannya. Dalam menilai estimasi jaminan, account officer harus jujur dan obyektif sehingga jangan sampai menyulitkan BPR suatu saat kemudian hari apabila terjadi credit crunch. Jaminan tersebut dapat berupa jaminan pokok dan jaminan tambahan bila diperlukan seperti jaminan barang bergerak perhiasan, barang elektronik, buku tabungan, sk pegawai, sk pensiun dan barang tidak bergerak kendaraan, tanah, rumah 5. Persetujuan kredit Setelah penilaian permohonan kredit selesai, selanjutnya usulan kredit tersebut dilanjutkan ke direktur BPR untuk dianalisa dan dipertimbangkan serta mendapatkan persetujuannya. 6. Pencairan kredit Tahapan inilah sebenarnya kredit secara riil dimulai. Persiapan-persiapan terutama yang berkaitan dengan aspek hukum pemenuhan berbagai syarat yang ditentukan perlu dilakukan secara cermat dan diyakini kelengkapan serta keabsahannya. Dalam persiapan realisasi kredit tersebut, dilakukan proses sebagai berikut : a. Menerima berkas-berkas permohonan kredit tersebut berikut dokumen aslinya dari direktur BPR seperti : 1bukti agunan, 2aplikasi permohonan kredit, 3lembar analisa kredit, 4lembar usulan kredit, 5lembar putusan kredit. b. Melakukan pengetikan pengikatan seperti tanda surat agunan, surat pengalihan hak milik dan surat perjanjian kredit. Kemudian kwitansi pendukung juga turut dilkukan pengetikan seperti nota atau kwitansi penyalur kredit dengan bukti pembayaran, nota atau kwitansi pravisi atau administrasi kredit dengan bukti penerimaan serta nota atau kwitansi premi asuransi dengan bukti pembayaran. c. Penyerahan kembali ke direktur BPR dan debitur kemudian memberikan cap, kemudian diserahkan ke teller untuk melakukan persiapan realisasi transaksi. d. Teller memeriksa keabsahan bukti transaksi tersebut dan menghitung umlah uang yang akan dicairkan. e. Mencatat transaksi ke dalam buku register penerimaan dan pengeluaran kas.

2.1.5. Nasabah