2.4 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan  uraian  di  atas,  hipotesis  penelitian  tindakan  kelas  ini  adalah kemampuan menjelaskan petunjuk suatu alat siswa tunagrahita ringan SMPLB-C
Semarang  akan  meningkat  dan  terjadi  perubahan  perilaku  positif  setelah dilakukan  pembelajaran  menjelaskan  petunjuk  suatu  alat  melalui  metode
demonstrasi dengan media telepon.
40
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas PTK. Penelitian ini berbasis  kelas  yang  melibatkan  beberapa  komponen,  yaitu  guru,  siswa,  materi
pembelajaran,  media  pembelajaran,  dan  strategi  pembelajaran.  Semua  itu terangkum dalam proses pembelajaran. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu
bentuk  penelitian  yang  bersifat  reflektif  dengan  melakukan  tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas
secara profesional. Melalui penelitian ini dapat dilihat perubahan-perubahan yang terjadi  dalam  pembelajaran  sehingga  diharapkan  tujuan  pembelajaran  akan
tercapai secara maksimal. Penelitian  yang  akan  dilakukan  adalah  penelitian  tindakan  kelas  dengan
menggunakan dua siklus. Tiap siklus terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan,  observasi,  dan  refleksi.  Pada  tahap  perencanaan,  peneliti  menyusun
rancangan mengajar, termasuk mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP.  Selanjutnya  peneliti  melakukan  kegiatan  pembelajaran  dengan
melaksanakan  tindakan  yang  akan  dilakukan  pada  penelitian.  Setelah  dilakukan tindakan, peneliti melakukan observasi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan.
Tahap  terakhir  peneliti  melakukan  refleksi  kegiatan-kegiatan  yang  telah dilakukan.  Kelebihan  yang  ada  pada  siklus  I  akan  dipertahankan,  sedangkan
kekurangan  dalam  siklus  I  akan  diperbaiki  pada  siklus  II.  Tripp  dalam Subyantoro 2012: 34, proses penelitian tindakan kelas dengan menggunakan dua
siklus dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 3.1 Hubungan siklus I dan siklus II
3.1.1 Prasiklus
Prasiklus  merupakan  kondisi  penguasaan  siswa  terhadap  kemampuan menjelaskan  petunjuk  sebelum  dilaksanakan  tindakan.  Nilai  prasiklus  diperoleh
peneliti  melalui  pretes  sebelum  dilaksanakan  pembelajaran  dengan  disertai tindakan.  Pengambilan  nilai  prasiklus  bertujuan  untuk  mengetahui  penguasaan
awal siswa terhadap kemampuan menjelaskan petunjuk.
3.1.2 Siklus I
Proses siklus I meliputi  empat tahap. Keempat tahap tersebut adalah 1 perencanaan;  2  tindakan;  3  observasi;  dan  4  refleksi.  Hal  ini  bertujuan  agar
tindakan  pada  siklus  I  berjalan  baik  mulai  dari  perencanaan  hingga  refleksi. Proses penelitian tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.
3.1.2.1 Perencanaan
Tahap ini dimulai dengan refleksi awal. Kegiatan yang dilakukan berupa renungan atau pemikiran terhadap wawancara dengan guru mata pelajaran Bahasa
Indonesia  SMPLB-C  Widya  Bhakti  Semarang.  Kegiatan  dilanjutkan  dengan perencanaan  pembelajaran  yang  dilakukan  sebagai  upaya  memecahkan
permasalahan  yang  ditemukan  pada  refleksi  awal.  Selain  itu,  dalam  perencanaan peneliti  juga  mempersiapkan  segala  sesuatu  yang  perlu  dilakukan  pada  tahap
tindakan. Perencanaan yang dilakukan yaitu 1 meminta izin penelitian pada pihak
sekolah yang bersangkutan; 2 melakukan kalaborasi dengan guru mata pelajaran SMPLB-C  Widya  Bhakti  Semarang  untuk  bekerjasama  dalam  penelitian  yang
akan  dilakukan;  3    menyusun  rencana  pelaksanaan  pembelajaran  yang  berisi langkah-langkah  sesuai  dengan  tindakan  yang  dilakukan;  4  menyiapkan  materi
yang  relevan  dengan  pembelajaran  menjelaskan  petunjuk;  5  mempersiapkan instrumen tes dan nontes yang digunakan, antara lain berupa pedoman penilaian,
wawancara,  observasi,  jurnal,  dan  dokumentasi;  6  mempersiapkan  fasilitas  dan sarana  pendukung  yang  diperlukan  di  kelas,  yang  meliputi  media  pembelajaran
dan peralatan untuk kegiatan belajar mengajar; dan 7 berkalaborasi dengan guru mata  pelajaran  Bahasa  dan  Sastra  Indonesia  dan  teman  sejawat  tentang  kegiatan
pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Pertama,  meminta  izin  penelitian  kepada  pihak  sekolah  yang bersangkutan.  Langkah  ini  merupakan  langkah  yang  sangat  penting.  Tujuannya
agar  peneliti  dapat  melakukan  penelitian  di  SMPLB-C  Widya  Bhakti  Semarang. Kerjasama  dengan  pihak  sekolah  akan  mempermudah  peneliti  melakukan
penelitian. Kedua,  melakukan  koordinasi  dengan  guru  mata  pelajaran  untuk
kerjasama dalam penelitian yang akan dilakukan. Peneliti mempelajari kelas yang diteliti  dengan  melakukan  tanya  jawab  dengan  guru  mata  pelajaran,  khususnya
guru  mata  pelajaran  Bahasa  dan  Sastra  Indonesia.  Selain  mempelajari  kondisi kelas,  peneliti  mudah  untuk  menguasai  kelas.  Peneliti  juga  menerima  masukan
dari guru yang bersangkutan tentang materi yang diajarkan. Ketiga, menyusun rencana pembelajaran menjelaskan petunjuk suatu alat
melalui  metode  demonstrasi  dengan  media  telepon.  Langkah  ini  juga  sangat penting  dalam  keberhasilan  peneliti  melakukan  pembelajaran  menjelaskan
petunjuk.  Langkah  ini  sebagai  gambaran  peneliti  melakukan  kegiatan pembelajaran.  Oleh  karena  itu,  rencana  pelaksanaan  pembelajaran  harus
dilaksanakan secara maksimal dengan memperhatikan karakteristik dan kebutuhan siswa.
Keempat,  menyiapkan  materi  pembelajaran.  Materi  pembelajaran  yang akan  disampaikan  harus  dikuasai  secara  maksimal.  Materi  juga  disesuaikan
dengan  karakteristik  dan  kebutuhan  siswa.  Hal  ini  bertujuan  untuk  mendukung peningkatan kemampuan menjelaskan petunjuk.
Kelima,  menyiapkan  intrumen  tes  dan  nontes.  Hasil  siswa  selama pembelajaran didapat dari intrumen tes. Langkah ini bertujuan untuk mengetahui
kemampuan  siswa  dalam  menjelaskan  petunjuk  sehingga  dapat  dilakukan perbaikan  pada  pertemuan  selanjutnya.  Instrumen  nontes  digunakan  pada  tahap
observasi.  Hal  ini  bertujuan  untuk  mengetahui  aktivitas  serta  tanggapan  siswa selama pembelajaran menjelaskan petunjuk berlangsung, sehingga dapat diketahui
kelemahan-kelemahan yang perlu diperbaiki dalam pertemuan berikutnya. Keenam, mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan
di  kelas.  Fasilitas  dan  sarana  dapat  berupa  kelas,  lembar  tugas,  dan  media pembelajaran.  Semua  itu  harus  dipersiapkan  secara  matang  agar  pada  saat
pengambilan data dapat berjalan dengan lancar. Ketujuh, menyiapkan tim penelitian untuk mengambil data. Tim ini dapat
dibentuk  dari  rekan  sejawat  atau  siapa  pun  yang  mampu  membantu  dalam penelitian  ini.  Penelitian  tindakan  kelas  ini  tidak  berjalan  secara  lancar  tanpa
bantuan  dari  rekan  peneliti  lainnya.  Kegiatan  observasi  yang  dibantu  oleh  rekan kuliah  Bahasa  dan  Sastra  Indonesia  yang  sudah  dibentuk  untuk  mengambil  foto
dan alat observasi yang lain.
3.1.2.2 Tindakan
Pada  tahap  tindakan  dilakukan  pembelajaran  seperti  yang  ditulis  dalam rencana  pelaksanaan  pembelajaran.  Peneliti  menyampaikan  materi  menjelaskan
petunjuk  penggunaan  suatu  alat  melalui  metode  demonstrasi  dengan  media telepon.  Pelaksanaan  penelitian  akan  dilakukan  dalam  dua  siklus.  Tindakan
tersebut terdiri atas tiga kegiatan yaitu pendahuluan, inti, dan penutup.
Kegiatan  pendahuluan  dilakukan  dengan  tujuan  mengondisikan  siswa untuk  siap  menerima  pembelajaran.  Guru  memulai  pembelajaran  dengan
mengucapkan  salam  dan  bertegur  sapa,  dan  guru  menyampaikan  tujuan pembelajaran.
Kegiatan  inti  terdiri  atas  beberapa  kegiatan  yaitu  pembelajaran  diawali dengan memberikan materi tentang menjelaskan petunjuk suatu alat sesuai dengan
kompetensi  dasar,  selanjutnya  guru  mendemonstrasikan  menjelaskan  petunjuk telepon.  Dengan  cara  ini  maka  siswa  mengetahui  bagaimana  arah  kegiatan
sehingga  mereka  paham  bagaimana  harus  bertindak.  Dalam  tahap  ini  peneliti berkalaborasi dengan guru pengampu mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.
Kegiatan  penutup  antara  lain  siswa  dibimbing  oleh  guru  untuk menyimpulkan  hasil  pembelajaran  pada  pertemuan  tersebut.  Siswa  dan  guru
melakukan refleksi. Siswa diminta untuk mengisi jurnal siswa.
3.1.2.3 Observasi
Observasi  adalah  kegiatan  mengamati  reaksi  dan  perilaku  siswa  selama proses  pembelajaran  berlangsung.  Kegiatan  observasi  atau  pengamatan
dilaksanakan  untuk  mengumpulkan  data  mengenai  penggunaan  metode demonstrasi  dan  media  telepon  selama  proses  pembelajaran  berlangsung.
Pengambilan data dilakukan melalui tes dan nontes. Proses pengambilan data tes dilakukan  untuk  melihat  kemampuan  siswa  dalam  menyerap  materi  dan
kemampuan  siswa  dalam  menjelaskan  petunjuk.  Kegiatan  yang  berupa  tes individu dalam menjelaskan petunjuk serta peningkatan setelah dilakukannya dua
siklus.  Selain  itu,  proses  pengambilan  data  nontes  dilakukan  oleh  peneliti  untuk
mengetahui  proses  pembelajaran  dan  perilaku  siswa  selama  pembelajaran menjelaskan petunjuk melalui metode demonstrasi dengan media telepon.
Data  nontes  dilakukan  untuk  mengetahui  respon  yang  dihasilkan  dari penelitian  dengan  menggunakan  tindakan  yang  dilakukan.  Hal-hal  yang  diamati
yaitu,  1  keintensifan  proses  internalisasi  penumbuhan  minat  siswa  dalam pembelajaran menjelaskan petunjuk; 2 keaktifan siswa dalam proses tanya jawab;
3  kekondusifan  kondisi  siswa  ketika  memperhatikan  telepon  sebagai  media menjelaskan  petunjuk  suatu  alat;  4  keintensifan  siswa  dalam  menjelaskan
petunjuk;  5  keaktifan  siswa  saat  proses  menjelaskan  petunjuk;  6  keantusiasan siswa  saat  pembelajaran  menjelaskan  petunjuk  melalui  metode  demonstrasi
dengan  media  telepon;  dan  7  keberanian  dan  kepercayaan  diri  siswa  saat menjelaskan petunjuk di depan kelas.
3.1.2.4 Refleksi
Refleksi  adalah  mengkaji,  melihat,  mempertimbangkan  hasil  atau dampak  dari  tindakan.  Setelah  proses  pembelajaran  siklus  I  berakhir,  peneliti
melakukan  analisis  hasil  tes,  wawancara,  observasi,  dan  jurnal.  Hasil  analisis didapat  hasil  pembelajaran  pada  siklus  I  dan  akan  diketahui  kemampuan  siswa
dalam  menjelaskan  petunjuk,  sikap  siswa  selama  mengikuti  pembelajaran menjelaskan  petunjuk,  dan  kendala  yang  dialami  siswa  maupun  guru  dalam
melakukan proses pembelajaran. Setelah  itu  dilakukan  refleksi  mengenai  kemampuan  menjelaskan
petunjuk,  pengungkapan  sikap  siswa  dalam  pembelajaran,  dan  pengungkapan tindakan  yang  telah  dilakukan  oleh  guru  selama  proses  pembelajaran.  Dari
kekurangan-kekurangan  yang  ada  pada  siklus  I  dilakukan  perbaikan  pada  siklus II, sedangkan kelebihannya dipertahankan.
3.1.3 Siklus II
Siklus  II  merupakan  perbaikan  dari  siklus  I  dengan  tetap mempertahankan  kelebihan-kelebihan  yang  ada  pada  siklus  I.  Langkah-langkah
pada pembelajaran siklus II akan dipaparkan berikut ini.
3.1.3.1 Perencanaan
Perencanaan  pada  siklus  II  ini  merupakan  perbaikan  dari  perencanaan siklus  I  dan  merupakan  upaya  perbaikan  dari  kekurangan-kekurangan  yang
ditemukan  setelah  refleksi  pada  siklus  I.  Perbaikan  dilakukan  setelah  peneliti melakukan diskusi dan koordinasi dengan guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia.  Perbaikan  yang  dilakukan  pada  siklus  ini  meliputi  perbaikan  rencana pembelajaran, perbaikan media pembelajaran, dan perbaikan instrumen penelitian.
Kegiatan yang dilakukan pada perencanaan adalah melakukan koordinasi dengan  guru  mata  pelajaran  Bahasa  Indonesia  mengenai  penelitian  yang
dilakukan.  Selanjutnya  menyusun  rencana  pembelajaran  menjelaskan  petunjuk suatu alat melalui metode demosntrasi dengan media telepon siklus II. Kemudian
peneliti  mempersiapkan  instrumen  penelitian  berupa  rubrik  penilaian,  pedoman observasi, pedoman wawancara, pertanyaan jurnal siswa dan guru, serta pedoman
dokumentasi foto dan video.
3.1.3.2 Tindakan
Tindakan pada siklus II merupakan perbaikan dari tindakan pada siklus I. Pada siklus II, peneliti memperhatikan jurnal dan catatan harian siswa serta hasil
tes  siswa  untuk  mengetahui  kesulitan  yang  dihadapi  oleh  siswa  saat  proses pembelajaran  berlangsung.  Pada  siklus  II  kegiatan  yang  dilakukan  meliputi
pendahuluan, inti, dan penutup. Kegiatan  pendahuluan  dilakukan  dengan  tujuan  mengondisikan  siswa
untuk  siap  menerima  pembelajaran.  Guru  memulai  pembelajaran  dengan mengucapkan  salam  dan  bertegur  sapa,  dan  guru  menyampaikan  tujuan
pembelajaran. Inti  pembelajaran  pada  siklus  II  ini  diawali  dengan  diskusi  dan  tanya
jawab  guru  dengan  siswa  tentang  kesulitan  dan  kendala-kendala  yang  dihadapi siswa  saat  dilaksanakan  pembelajaran  menjelaskan  petunjuk.  Kemudian  guru
memberikan  tambahan  materi  sesuai  dengan  kekurangan  pada  siklus  I.  Guru memberikan  pengulangan  dan  penekanan  pada  pembelajaran  menjelaskan
petunjuk  melalui  metode  demonstrasi  dengan  media  telepon,  selanjutnya dilakukan pembelajaran menjelaskan petunjuk.
Kegiatan  penutup  pembelajaran  siklus  II  dilakukan  dengan  mengadakan tanya  jawab  dengan  siswa  tentang  kesulitan  yang  dihadapi  oleh  siswa  dalam
menjelaskan  petunjuk  melalui  metode  demonstrasi  dengan  media  telepon, selanjutnya guru mengadakan refleksi pembelajaran menjelaskan petunjuk dengan
meminta  siswa  memberikan  komentar  dan  pendapatnya  tentang  kegiatan pembelajaran menjeaskan petunjuk.
3.1.3.3 Observasi
Observasi  dilakukan  setelah  pembelajaran  berlangsung.  Hal-hal  yang diamati  dalam  observasi  siklus  II  ini  yaitu,  1  keintensifan  proses  internalisasi
penumbuhan minat siswa dalam pembelajaran menjelaskan petunjuk; 2 keaktifan siswa  dalam  proses  tanya  jawab;  3  kekondusifan  kondisi  siswa  ketika
memperhatikan  telepon  sebagai  media  menjelaskan  petunjuk  suatu  alat;  4 keintensifan  siswa  dalam  menjelaskan  petunjuk;  5  keaktifan  siswa  saat  proses
menjelaskan  petunjuk;  6  keantusiasan  siswa  saat  pembelajaran  menjelaskan petunjuk  melalui  metode  demonstrasi  dengan  media  telepon;  dan  7  keberanian
dan kepercayaan diri siswa saat menjelaskan petunjuk di depan kelas.
3.1.3.4 Refleksi
Refleksi pada siklus II berupa perenungan selama penelitian berlangsung. Kelemahan-kelemahan  tentang  pembelajaran  menjelaskan  petunjuk  ditemukan
mulai dari awal perencanaan hingga hasil akhir siklus II. Refleksi yang dilakukan peneliti adalah melihat, mengkaji, dan mempertimbangkan hasil serta dampak dari
tindakan. Refleksi  untuk  mengetahui  keefektifan  penggunaan  metode  demonstrasi
dan media telepon dalam pembelajaran menjelaskan petunjuk. Selain itu, refleksi pada  siklus  II  ini  digunakan  untuk  mengetahui  kualitas  proses  pembelajaran
menjelaskan  petunjuk,  peningkatan  pembelajaran  menjelaskan  petunjuk  dari siklus  I  ke  siklus  II,  serta  perubahan  perilaku  yang  terjadi  pada  siswa  selama
pembelajaran  menjelaskan  petunjuk  dengan  metode  demonstrasi  dan  media telepon.
3.2 Subjek Penelitian
Penelitian  ini  berupaya  untuk  meningkatkan  kemampuan  menjelaskan petunjuk.  Subjek  yang  menjadi  sasaran  penelitian  kemampuan  menjelaskan
petunjuk suatu alat melalui metode demonstrasi dengan media telepon pada siswa kelas  VII.  Sumber  data  penelitian  ini  yaitu  siswa  kelas  VII  SMPLB-C  Widya
Bhakti Semarang  yang berjumlah 7 siswa, terdiri atas 4 siswa putri, dan  3 siswa putra. Tingkat intelegensi masing-masing siswa sebagai berikut.
Tabel 3.1 Tingkat Intelegensi Siswa No.
Responden Jenis Kelamin
Tingkat IQ
1. R1
P 57
2. R2
L 63
3. R3
L 60
4. R4
P 58
5. R5
L 67
6. R6
P 67
7. R7
P 66
Kompetensi  menjelaskan  petunjuk  merupakan  salah  satu  kompetensi dasar aspek berbicara kebahasaan  yang harus dicapai siswa kelas VII. Penentuan
subjek penelitian tersebut didasarkan atas beberapa pertimbangan berikut ini. 1
Kemampuan  menjelaskan  petunjuk  suatu  alat  merupakan  kompetensi  dasar aspek berbicara kebahasaan SMPLB-C kelas VII.
2 Hasil  wawancara  dengan  guru  mata  pelajaran  Bahasa  dan  Sastra  Indonesia
kelas  VII  yang  mengatakan  bahwa  sebagian  besar  siswa  masih  memiliki kemampuan menjelaskan petunjuk suatu alat yang rendah.
3 Selama ini pembelajaran menjelaskan petunjuk di kelas VII SMPLB-C Widya
Bhakti  Semarang  belum  begitu  efektif,  salah  satunya  belum  adanya  media pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan perkembangan zaman.
3.3 Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu kemampuan menjelaskan petunjuk  suatu  alat  dan  metode  demonstrasi  dengan  media  telepon.  Penggunaan
dua variabel tersebut dapat diuraikan sebagai berikut ini.
3.3.1 Variabel Menjelaskan Petunjuk suatu Alat
Variabel  kemampuan  menjelaskan  petunjuk  suatu  alat  dapat  diartikan sebagai  suatu  kemampuan  menggambarkan  atau  menyajikan  informasi  secara
lisan kegunaan suatu alat. Sebelum menjelaskan petunjuk suatu alat siswa terlebih dahulu harus paham kegunaan suatu benda yang akan didiskripsikan. Kemampuan
menjelaskan  petunjuk  alat  ini  sesuai  dengan  yang  tercantum  dalam  kurikulum SMPLB-C  Widya  Bhakti  Semarang  kelas  VII,  yaitu  menjelaskan  petunjuk
penggunaan suatu alat dengan bahasa yang sederhana. Target  tingkat  keberhasilan  masing-masing  siswa  yaitu  siswa  dapat
menjelaskan  petunjuk  dengan  urutan  yang  baik,  ketepatan  ucapan,  dan  pilihan kata  diksi,  kenyaringan  suara,  dan  kelancaran.  Peningkatan  kemampuan
menjelaskan petunjuk siswa dibandingkan antara hasil tes prasiklus, siklus I, dan siklus  II.  Target  keberhasilan  pembelajaran  yaitu  nilai  rata-rata  kelas  pada  hasil
tes pembelajaran menjelaskan petunjuk tiap siklus sebesar 75.
3.3.2 Variabel Metode Demonstrasi dengan Media Telepon
Variabel  metode  demonstrasi  pada  dasarnya  merupakan  metode  yang dikembangkan untuk  membantu  siswa mengenal  dan mengamati  benda telepon
yang  akan  didemonstrasikan.  Setelah  benda  telepon  tersebut  didemonstrasikan,
maka  siswa  diminta  untuk  menjelaskan  penggunaan  petunjuk  telepon  di  depan teman-temannya.
3.4 Indikator Kinerja
Indikator  kinerja  merupakan  ukuran  kuantitatif  dan  atau  kualitatif  yang menggambarkan  tingkat  pencapaian  suatu  hal.  Indikator  kinerja  yang  digunakan
dalam  penelitian  ini  terdiri  atas  indikator  data  kuantitatif  dan  indikator  data kualitatif. Indikator tersebut dapat diuraikan berikut ini.
3.4.1 Indikator Data Kuantitatif
Dalam  indikator  ini,  penilaian  dilakukan  berdasarkan  tes  unjuk  kerja. Indikator  kuantitatif  penelitian  ini  adalah  ketercapaian  target  menjelaskan
petunjuk  dengan  memperhatikan  aspek  urutan  yang  baik,  ketepatan  ucapan, pilihan kata diksi, kenyaringan suara, dan kelancaran. Siswa dinyatakan berhasil
melakukan  pembelajaran  menjelaskan  petunjuk  apabila  nilai  yang  diperoleh sesuai  dengan  target  yang  ditentukan.  Pencapaian  target  nilai  ketuntasan  adalah
75.  Keberhasilan  klasikal  adalah  siswa  yang  mencapai  nilai  75  setidaknya berjumlah 75 dari jumlah seluruh siswa yang diteliti. Nilai ketuntasan penelitian
sebesar  75  disesuaikan  dengan  KKM  yang  telah  ditetapkan  sekolah,  yaitu  75 sehingga dapat dipastikan kemampuan siswa meningkat. Siswa yang memperoleh
nilai  minimal  75  dinyatakan  tuntas,  sementara  siswa  yang  memperoleh  nilai kurang dari 75 dinyatakan belum tuntas.
Tabel 3.2 Kategori Tingkat Keberhasilan Siswa No.
Rentang Skor Kategori
1. 85-100
Sangat baik 2.
75-84 Baik
3. 65-74
Cukup 4.
55-64 Kurang
5. 0-54
Sangat kurang
3.4.2 Indikator Data Kualitatif
Indikator  data  kualitatif  penelitian  ini  adalah  perubahan  sikap  dan perilaku  siswa  yang  diketahui  melalui  hasil  nontes.  Data  tersebut  diambil  dari
hasil observasi, jurnal guru, dan jurnal siswa, wawancara, serta dokumentasi foto. Hasil  nontes  ini  dapat  dilihat  dari  proses  pembelajaran  yang  berlangsung  serta
perubahan  perilaku  siswa.  Proses  pembelajaran  yang  ingin  dicapai  dalam pembelajaran  menjelaskan  petunjuk  melalui  metode  demonstrasi  dengan  media
telepon,  antara  lain  1  keintensifan  proses  internalisasi  penumbuhan  minat  siswa dalam pembelajaran menjelaskan petunjuk; 2 keaktifan siswa dalam proses tanya
jawab;  3  kekondusifan  kondisi  siswa  ketika  memperhatikan  telepon  sebagai media  menjelaskan  petunjuk  suatu  alat;  dan  4  keintensifan  siswa  dalam
menjelaskan petunjuk. Siswa  dinyatakan  berhasil  melaksanakan  pembelajaran  menjelaskan
petunjuk  dengan  baik  apabila  tingkah  laku  siswa  berubah  kearah  yang  positif. Perilaku siswa selama melaksanakan pembelajaran menjelaskan petunjuk melalui
metode  demonstrasi  dengan  media  telepon  harus  memenuhi  beberapa  karakter positif,  antara  lain  1  keaktifan  siswa  saat  proses  menjelaskan  petunjuk;  2
keantusiasan  siswa  saat  pembelajaran  menjelaskan  petunjuk  melalui  metode
demonstrasi dengan media telepon; dan 3 keberanian dan kepercayaan diri siswa saat menjelaskan petunjuk di depan kelas.
3.5 Instrumen Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan instrumen tes dan  nontes.  Instrumen  tes  digunakan  untuk  mengungkapkan  data  mengenai
peningkatan  kemampuan  menjelaskan  petunjuk  siswa,  sedangkan  instrumen nontes digunakan untuk mengetahui proses pembelajaran dan perubahan perilaku
siswa. Berikut akan diuraikan kedua jenis instrumen tersebut.
3.5.1 Instrumen Tes
Instrumen  tes  dilakukan  untuk  mengetahui  kemampuan  kognitif  siswa. Aspek-aspek  yang  dinilai  yaitu:  1  urutan  yang  baik;  2  ketepatan  ucapan,
3  pilihan  kata  diksi;  4  kenyaringan  suara;  dan  5  kelancaran.  Dalam penilaian  tiap  aspek  ditentukan  skor  maksimum,  dan  tiap  aspek  memiliki  skor
maksimum  yang  berbeda-beda  sesuai  dengan  tingkat  kesulitannya.  Penelitian  ini dikatakan berhasil, jika skor yang diraih siswa meningkat. Peningkatan skor siswa
dilihat pada saat siklus I dan siklus II. Penilaian pada instrumen dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.3 Rubrik Penilaian Kemampuan Menjelaskan Petunjuk No.
Aspek Penilaian Rentang Skor
Bobot Bobot
X Skor
1 2
3 4
5
1. Urutan yang baik
5 25
2. Ketepatan ucapan
5 25
3. Pilihan kata diksi
4 20
4. Kenyaringan suara
4 20
5. Kelancaran
2 10
Jumlah 20
100
Aspek-aspek yang dinilai dengan rentang skor dan kategori penilaian dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Tiap Aspek No.
Aspek Nilai
Kriteria Kategori
1. Urutan yang baik
85-100 Tata
urutan petunjuk
sistematis, informatif,
komunikatif, dan
tidak menimbulkan
penafsiran ganda
SB
75-84 Tata
urutan petunjuk
sistematis,  informatif,  kurang komunikatif,
dan tidak
menimbulkan penafsiran
ganda B
65-74 Tata
urutan petunjuk
sistematis,  kurang  informatif, kurang
komunikatif dan
tidak menimbulkan
penafsiran ganda C
55-64 Tata  urutan  petunjuk  tidak
sistematis,  tidak  informatif, kurang
komunikatif dan
menimbulkan penafsiran
ganda K
0-54 Tata  urutan  petunjuk  tidak
sistematis,  tidak  informatif, dan  menimbulkan penafsiran
ganda SK
2. Ketepatan ucapan
85-100 Ucapan,  tekanan,  nada,  dan
intonasi selalu tepat SB
75-84 Ucapan,  tekanan,  nada,  dan
intonasi sering
tepat kesalahan  tidak  lebih  dari
tiga kali B
65-74 Ucapan,  tekanan,  nada,  dan
intonasi cukup
tepat kesalahan  tidak  lebih  dari
lima kali C
55-64 Ucapan,  tekanan,  nada,  dan
intonasi kurang
tepat kesalahan  lebih  dari  delapan
kali K
0-54 Ucapan,  tekanan,  nada,  dan
intonasi tidak
tepat kesalahan  lebih  dari  sepuluh
kali SK
3. Pilihan kata diksi
85-100 Berbicara dengan pilihan kata
dan  struktur  kalimat  yang sangat  tepat,  sangat  jelas,
sangat  logis,  dan  sangat bervariasi
SB
75-84 Berbicara dengan pilihan kata
dan  struktur  kalimat  yang tepat,
jelas, logis,
dan bervariasi
B
65-74 Berbicara dengan pilihan kata
dan  struktur  kalimat  yang cukup  tepat,  cukup  jelas,
cukup
logis, dan
cukup bervariasi
C
55-64 Berbicara dengan pilihan kata
dan  struktur  kalimat  yang kurang  tepat,  kurang  jelas,
kurang    logis  dan  kurang bervariasi
K
0-54 Berbicara dengan pilihan kata
dan  struktur  kalimat  yang tidak  tepat,  tidak  jelas,  tidak
logis dan tidak bervariasi SK
4. Kenyaringan suara
85-100 Suara
terdengar sangat
nyaring SB
75-84 Suara terdengar nyaring
B 65-74
Suara terdengar
cukup nyaring
C 55-64
Suara terdengar
kurang nyaring
K 0-54
Suara  tidak  terdengar  sama sekali
SK 5.
Kelancaran 85-100
Menjelaskan petunjuk
penggunaan  telepon  sangat lancer
SB
75-84 Menjelaskan
petunjuk penggunaan  telepon  dengan
lancer B
65-74 Menjelaskan
petunjuk penggunaan  telepon  cukup
lancer C
55-64 Menjelaskan
petunjuk  K
penggunaan  telepon  kurang lancer
0-54 Menjelaskan
petunjuk penggunaan  telepon  tidak
lancer SK
Penilaian  dilakukan  pada  tiap  siklus  untuk  mengukur  kemampuan menjelaskan  petunjuk.  Pedoman  penilaian  tersebut  dapat  dibuat  sebagai  kategori
kemampuan  siswa.  Siswa  dikatakan  mencapai  kategori  sangat  baik  SB  jika mendapatkan nilai antara 85-100, kategori baik B jika nilai siswa antara 75-84,
kategori  cukup  C  jika  nilai  siswa  antara  65-74,  kategori  kurang  K  jika  nilai siswa antara 55-64, dan kategori sangat kurang SB jika nilai siswa antara 0-54.
3.5.2 Instrumen Nontes
Instrumen  nontes  digunakan  untuk  mengetahui  sikap  siswa  ketika mengalami  pembelajaran  menjelaskan  petunjuk  suatu  alat  melalui  metode
demonstrasi  dengan  media  telepon.  Bentuk  instrumen  yang  digunakan  dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, jurnal, dan dokumentasi foto.
3.5.2.1 Pedoman Observasi
Pedoman  observasi  memuat  segala  tingkah  laku  siswa  selama pembelajaran  menjelaskan  petunjuk  suatu  alat  melalui  metode  demonstrasi
dengan  media  telepon.  Aspek  yang  diamati,  yaitu  1  keintensifan  proses internalisasi  penumbuhan  minat  siswa  untuk  menjelaskan  petunjuk;  2  keaktifan
siswa  dalam  proses  tanya  jawab;  3  kekondusifan  kondisi  siswa  ketika memperhatikan  telepon  sebagai  media  menjelaskan  petunjuk  suatu  alat;  4
keintensifan  siswa  dalam  menjelaskan  petunjuk;  5  keaktifan  siswa  saat  proses
menjelaskan  petunjuk;  6  keantusiasan  siswa  saat  pembelajaran  menjelaskan petunjuk  melalui  metode  demonstrasi  dengan  media  telepon;  dan  7  keberanian
dan kepercayaan diri siswa saat menjelaskan petunjuk di depan kelas.
3.5.2.2 Pedoman Wawancara
Pedoman  wawancara  digunakan  untuk  mengetahui  pendapat  siswa mengenai proses pembelajaran menjelaskan petunjuk melalui metode demonstrasi
dengan  media  telepon.  Hal-hal  yang  ditanyakan  pada  siswa  dalam  wawancara yaitu 1 minat siswa dalam pembelajaran menjelaskan petunjuk yang berlangsung;
2  pendapat  siswa  mengenai  media  telepon  yang  digunakan  dalam  menjelaskan petunjuk; 3 perasaan siswa mengenai metode demonstrasi yang digunakan dalam
pembelajaran  menjelaskan  petunjuk;  4  kesulitan  dan  kemudahan  yang  dialami siswa  ketika  diminta  untuk  menjelaskan  petunjuk  dengan  media  telepon;  dan  5
kesan, pesan dan saran mengenai proses pembelajaran yang telah dilakukan.
3.5.2.3 Jurnal
Aspek  yang  diungkap  melalui  jurnal  siswa  meliputi  1  pemahaman siswa  selama  mengikuti  pembelajaran  menjelaskan  petunjuk  menggunakan
metode  demonstrasi  dengan  telepon;  2  perasaan  siswa  selama  mengikuti pembelajaran menjelaskan petunjuk melalui metode demonstrasi dengan  telepon;
dan  3  letak  kesulitan  atau  hambatan  siswa  dalam  mengikuti  pembelajaran menjelaskan petunjuk.
Aspek  yang  diungkap  dalam  jurnal  guru  meliputi  1  kesiapan  siswa dalam mengikuti pembelajaran menjelaskan petunjuk; 2 keaktifan siswa selama
mengikuti  proses  pembelajaran;  3  kesan  guru  terhadap  pembelajaran menjelaskan  petunjuk  melalui  metode  demonstrasi  dengan  media  telepon;  4
respon  siswa  terhadap  penggunaan  metode  demonstrasi    dengan  media  telepon; 5 perkembangan kemampuan menjelaskan petunjuk siswa setelah menggunakan
metode  demonstrasi  dengan  media  telepon;  dan  6  kesan  guru  terhadap penampilan siswa.
3.5.2.4 Dokumentasi Foto dan Video
Hasil  dokumentasi  foto  memuat  sejumlah  aktivitas  pembelajaran  dari awal  hingga  akhir.  Aktivitas  yang  didokumentasikan  selama  pembelajaran
menjelaskan  petunjuk  melalui  metode  demonstrasi  dengan  media  telepon  antara lain  1  guru  memulai  pembelajaran;  2  guru  menerangkan  pembelajaran
menjelaskan  petunjuk  melalui  metode  demonstrasi  dengan  media  telepon;  3 aktivitas siswa saat mengamati media telepon; 4 aktivitas siswa saat mengamati
demonstrasi  yang  dilakukan  oleh  guru;  dan  5  aktivitas  siswa  saat mendemonstrasikan  telepon  di  depan  kelas.  Sementara  itu  hasil  dokumentasi
video memuat rekaman sampel hasil pembelajaran menjelaskan petunjuk.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Teknik  pengumpulan  data  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah teknik  tes  dan  nontes.  Teknik  tes  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah
pembelajaran  menjelaskan  petunjuk  melalui  metode  demonstrasi  dengan  media telepon.  Teknik  nontes  digunakan  untuk  mengetahui  respon  siswa  terhadap
pembelajaran  menjelaskan  petunjuk  melalui  metode  demonstrasi  dengan  media telepon.
3.6.1 Teknik Tes
Data  dalam  penelitian  ini  diperoleh  dengan  menggunakan  tes  yang dilakukan  sebanyak  dua  kali.  Tes  ini  dijadikan  sebagai  tolak  ukur  peningkatan
keberhasilan  siswa  dalam  menjelaskan  petunjuk  setelah  pembelajaran  dengan menggunakan  media  dan  metode  dalam  tindakan  yang  dilakukan.  Dalam
pelaksanaan  tes  ini,  peneliti  dibantu  oleh  guru  kelas  dan  seorang  rekan  kuliah Bahasa  dan  Sastra  Indonesia.  Masing-masing  akan  melakukan  penilaian  tes
menjelaskan petunjuk.
3.6.2 Teknik Nontes
Teknik  nontes  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  observasi, wawancara, jurnal guru, jurnal siswa, dan dokumentasi foto.
3.6.2.1 Observasi
Pada  penelitian  ini  observasi  dilakukan  pada  saat  proses  pembelajaran berlangsung. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui sikap dan perilaku siswa
terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Observasi dilakukan dengan cara meminta  bantuan  guru  mata  pelajaran  Bahasa  dan  Sastra  Indonesia,  satu  rekan
kuliah  Pendidikan  Bahasa  dan  Sastra  Indonesia,  dan  peneliti  sendiri  sembari melakukan  proses  pembelajaran.  Dalam  melakukan  observasi,  observer  mengisi
pedoman observasi yang telah dibuat sesuai dengan aspek-aspek observasi.
3.6.2.2 Wawancara
Wawancara  dilakukan  dengan  siswa  yang  mendapatkan  nilai  tinggi, sedang,  dan  rendah.  Wawancara  dilakukan  setelah  proses  pembelajaran
berlangsung.  Wawancara  ini  bertujuan  untuk  mengetahui  respon  siswa  serta kesulitan-kesulitan yang dialami oleh siswa. Peneliti melakukan wawancara pada
tiap  siklus,  dengan  siswa  yang  berbeda.  Masing-masing  siklus  siswa  yang diwawancara  sebanyak  tiga  orang,  yaitu  satu  orang  yang  memiliki  nilai  terbaik,
satu  orang  yang  memiliki  nilai  sedang,  dan  satu  orang  yang  memiliki  nilai terendah.
3.6.2.3 Jurnal
Jurnal  merupakan  catatan  yang  dimiliki  siswa  dan  guru  selama pembelajaran berlangsung. Jurnal  diisi  oleh siswa, guru, dan peneliti pada setiap
akhir pembelajaran. Jurnal siswa dibuat pada selembar kertas mengenai kesulitan dalam  menjelaskan  petunjuk,  mengenai  pembelajaran  yang  telah  dilakukan,  dan
mengenai kesan siswa dalam pembelajaran menjelaskan petunjuk melalui metode demonstrasi dengan media telepon.
Jurnal  guru  berisi  tentang  segala  sesuatu  yang  terjadi  pada  proses pembelajaran  yang  meliputi  tentang  keaktifan  siswa,  tingkah  laku  siswa,  respon
siswa  terhadap  pembelajaran,  pembelajaran  yang  sedang  berlangsung,  dan mengenai  kesan  guru  tentang  pembelajaran  menjelaskan  petunjuk  suatu  alat
melalui metode demonstrasi dengan media telepon.
3.6.2.4 Dokumentasi Foto dan Video
Dokumentasi  foto  dilakukan  ketika  proses  pembelajaran  berlangsung. Pengambilan  data  berupa  foto  dilakukan  oleh  peneliti  dengan  bantuan  rekan
kuliah  Pendidikan  Bahasa  dan  Sastra  Indonesia.  Pengambilan  video  dilakukan saat pembelajaran pada masing-masing siklus berlangsung.
3.7 Teknik Analisis Data
Teknik  analisis  data  pada  penelitian  ini  dilakukan  secara  kualitatif  dan kuantitatif.  Teknik  ini  merupakan  cara  untuk  memeroleh  informasi  mengenai
tingkat  pencapaian  siswa  dalam  menjelaskan  petunjuk  secara  kualitatif    dan kuantitatif. Berikut ini dijelaskan kedua teknik tersebut.
3.7.1 Teknik Kualitatif
Teknik  kualitatif  ini  diperoleh  dari  data  nontes,  yaitu:  observasi, wawancara,  jurnal,  serta  dokumentasi  foto  dan  video.  Data  observasi  dan  jurnal
kemudian  dikelompokkan  berdasarkan  aspek-aspek  yang  diteliti.  Dalam  hal  ini, data  observasi  digunakan  untuk  memilih  siswa  yang  mengalami  kesulitan  untuk
dijadikan responden dalam wawancara. Data  wawancara  digunakan  untuk  mengetahui  kesulitan  belajar  siswa,
sehingga  dapat  dicari  penyelesaiannya  dalam  meningkatkan  kemampuan menjelaskan petunjuk, sedangkan dokumentasi foto dan video digunakan sebagai
bukti autentik proses pembelajaran yang telah dilakukan.
3.7.2 Teknik Kuantitatif
Teknik  kuantitatif  dilakukan  untuk  menganalisis  data  yang  diperoleh siswa setelah tes dilakukan. Tes dalam penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali,
yaitu  pada  akhir  siklus  I  dan  akhir  siklus  II.  Nilai  masing-masing  siswa  pada setiap  akhir  sikklus  dijumlahkan,  kemudian  jumlah  tersebut  dihitung  persentase
dengan menggunakan rumus :
keterangan: NP= Nilai dalam persentase
NK= Nilai komulatif R = Jumlah responden
Hasil  yang  diperoleh  dalam  siklus  I  dibandingkan  dengan  hasil  yang diperoleh  pada  siklus  II,  sehingga  dapat  diketahui  peningkatan  kemampuan
menjelaskan petunjuk siswa.
139
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan  hasil  penelitian  kemampuan  menjelaskan  petunjuk  melalui metode demonstrasi dengan media telepon dapat disimpulkan berikut ini.
1 Proses  pembelajaran  menjelaskan  petunjuk  melalui  metode  demonstrasi
dengan media telepon mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I dan siklus II berlangsung dalam tahapan yang hampir sama. Namun,
pada siklus II peneliti melakukan perbaikan proses pembelajaran berdasarkan refleksi  siklus  I.  Berdasarkan  hasil  observasi,  dapat  diketahui  bahwa  aspek
pertama,  yaitu  keintensifan  proses  internalisasi  penumbuhan  minat  siswa dalam  pembelajaran  menjelaskan  petunjuk  mengalami  peningkatan  14,3.
Pada  siklus  I  sebesar  85,7  dan  mengalami  peningkatan  pada  siklus  II menjadi 100 yang menunjukkan sikap positif. Aspek kedua yaitu keaktifan
siswa  saat  proses  tanya  jawab  mengalami  peningkatan  14,2.  Pada  siklus  I diketahui  sebesar  71,5  dan  mengalami  peningkatan  pada  siklus  II  menjadi
sebesar 85,7  yang menunjukkan sikap positif. Aspek ketiga, kekondusifan kondisi  siswa  ketika  memperhatikan  telepon  sebagai  media  pembelajaran
menjelaskan  petunjuk  mengalami  peningkatan  sebesar  14,3.  Pada  siklus  I sebesar 85,7 dan mengalami peningkatan pada siklus II sebesar 100 yang
menunjukkan  sikap  positif.  Aspek  keempat  yaitu  keintensifan  siswa  saat menjelaskan  petunjuk  mengalami  peningkatan  sebesar  28,6.  Pada  siklus  I
sebesar 57,1 dan mengalami peningkatan pada siklus II sebesar 85,7 yang menunjukkan sikap positif.
2 Kemampuan  menjelaskan  petunjuk  melalui  metode  demonstrasi  dengan
media  telepon  siswa  kelas  VII  SMPLB-C  Widya  Bhakti  Semarang mengalami  peningkatan.  Nilai  rata-rata  yang  dicapai  oleh  siswa  sebelum
diberi tindakan sebesar 58,7 dan berada dalam kategori kurang. Pada siklus I, nilai  rata-rata  siswa  mengalami  peningkatan  sebesar  14,6  sehingga  menjadi
73,3 dan berada dalam kategori  cukup. Setelah dilakukan tindakan siklus  II, nilai  rata-rata  siswa  mengalami  peningkatan    13,4  sehingga  menjadi  sebesar
86,7 dan berada dalam kategori sangat baik. Peningkatan nilai rata-rata kelas dan ketuntasan siswa dalam menjelaskan petunjuk membuktikan keberhasilan
pembelajaran  menjelaskan  petunjuk  melalui  metode  demonstrasi  dengan media telepon.
3 Perilaku  siswa  kelas  VII  SMPLB-C  Widya  Bhakti  Semarang  setelah
melaksanakan pembelajaran
menjelaskan  petunjuk melalui
metode demonstrasi dengan media telepon mengalami perubahan ke arah  yang lebih
positif.  Perubahan  perilaku  siswa  mencakup  tiga  karakter  penting,  yaitu keaktifan,  keantusiasan,  serta  keberanian  dan  kepercayaan  diri  siswa.
Perubahan perilaku siswa dibuktikan dengan data nontes yang berupa lembar observasi, jurnal guru dan siswa, serta dokumentasi foto dan video.
5.2 Saran