I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Azwar 1990, sampah merupakan sebagian dari sesuatu yang tidak terpakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang dan biasanya
berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia domestik. Sampah terdiri dari 2 jenis, yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik terdiri
dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam atau yang dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang lain. Sampah ini
dengan mudah dapat diuraikan dengan proses alami. Sampah anorganik adalah sampah yang berasal dari sumberdaya alam tak terbarui seperti mineral dan
minyak bumi, atau dari proses industri. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat
diuraikan dalam jangka waktu yang sangat lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol, botol plastik, tas plastik dan kaleng
Syahrulyati, 2005. Sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dengan segala aktivitasnya
terutama di Kota Bogor, jumlah sampah yang dihasilkan terus bertambah dari waktu ke waktu dan jenisnya semakin beragam. Menurut Dinas Kebersihan dan
Pertamanan Kota Bogor 2001, sampah yang dihasilkan Kota Bogor berasal dari aktivitas pemukiman, sampah pasar, sampah pertokoan, sampah fasilitas umum
dan sampah industri. Sampah ini sebelum dibuang ketempat pembuangan akhir biasanya ditampung pada tempat pembuangan sementara yang berbentuk bak-bak
sampah atau menggunakan kontainer sampah yang dapat langsung dibawa oleh truk sampah. Kemudian oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bogor,
sampah disetiap penampungan sementara diangkut ke pembuangan akhir di Tempat Pembuangan Akhir sampah Galuga.
Tempat Pembuangan Akhir TPA sampah Galuga dengan luas 9,8 Ha yang berlokasi di Desa Galuga, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor telah
menerima buangan sampah dari kota Bogor sejak tahun 1992. Pada tahun 1997 Pemerintah Kota Bogor mengalihkan pembuangan sampah ke TPA Rancamaya,
tetapi karena terjadi bencana alam di TPA Rancamaya pada tahun 1999 maka
pembuangan sampah pun dialihkan kembali ke TPA Galuga DKP Kota Bogor, 2003 .
Sistem pembuangan yang diterapkan pada TPA sampah Galuga adalah sistem pembuangan terbuka open dumping. Sistem pembuangan terbuka ini
merupakan sistem pembuangan yang paling sederhana dan murah, yaitu menumpukkan sampah pada sebuah cekungan pada lahan yang luas dan dibiarkan
terbuka bebas. Salah satu dampak negatif yang dihasilkan adalah air lindi leachate, yaitu cairan yang dikeluarkan dari sampah akibat proses degradasi
biologis. Lindi juga dapat pula didefinisikan sebagai air atau cairan lainnya yang telah tercemar sebagai akibat kontak dengan sampah Rustiawan et al., 1993.
Lindi ini dapat mencemari lingkungan khususnya lingkungan perairan, baik air permukaan maupun air tanah dangkal. Terbentuknya air lindi merupakan hasil
dari proses infiltrasi air hujan, air tanah, air limpasan atau air banjir yang menuju dan melalui lokasi pembuangan sampah Nemerow dan Dasgupta , 1991.
Pembentukan air lindi dipengaruhi oleh karakteristik sampah organik- anorganik. Sampah yang masuk kedalam TPA Galuga sebesar 75,2 merupakan
sampah organik DKP Kota Bogor, 2001. Pada penelitian sebelumnya, Sulinda 2004 menyatakan bahwa pada musim hujan kuantitas air lindi lebih banyak
dibandingkan dengan musim kemarau. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi iklim akan mempengaruhi kuantitas air lindi yang dihasilkan. Pada daerah dengan
curah hujan yang tinggi akan membentuk kuantitas air lindi yang lebih banyak, walaupun konsentrasi kontaminannya bahan organik, anorganik dan lain-lain
akan lebih sedikit daripada di daerah yang curah hujannya rendah Pohland dan Harper, 1985.
Oleh sebab itu, perlu dilakukan suatu kegiatan penelitian mengenai kondisi air lindi leachate pada saluran pembuangan lindi TPA sampah Galuga untuk
mengetahui karakteristik kandungan bahan pencemar dan beban pencemaran yang diterima perairan umum di sekitar TPA. Sehingga didapatkan gambaran kondisi
pencemaran perairan yang diakibatkan adanya TPA dan dapat dijadikan acuan bagi pengelolaan TPA selanjutnya.
B. Perumusan Masalah