merugikan lingkungan, maka teknologi tersebut dianjurkan untuk diteruskan guna memenuhi kepentingan masyarakat Binadja, 2002.
Sejumlah ciri atau karakteristik dari pendekatan SETS meliputi: 1 tetap memberi pengajaran sains, 2 murid dibawa ke situasi untuk memanfaatkan
konsep sains ke bentuk teknologi untuk kepentingan masyarakat, 3 murid diminta untuk berpikir tentang berbagai kemungkinan akibat yang terjadi dalam
proses pentransferan sains ke bentuk teknologi, 4 murid diminta untuk menjelaskan keterhubungkaitan antara unsur sains yang diperbincangkan dengan
unsur-unsur lain dalam SETS yang mempengaruhi keterkaitan antara unsur tersebut bila diubah dalam bentuk teknologi berkenaan, 5 dalam konteks
kontruktivisme, peserta didik dapat diajak berbincang tentang SETS dari berbagai macam titik awal, tergantung pengetahuan dasar yang dimiliki oleh peserta didik
bersangkutan. Di dalam pengajaran menggunakan pendekatan SETS, peserta didik diminta menghubungkan antar unsur SETS.
2.4 Berpikir Kreatif
Bagus 2006 mengemukakan bahwa berpikir kreatif adalah penggunaan dasar proses berpikir untuk mengembangkan atau menemukan ide atau hasil yang
asli orisinil, estetis, konstruktif yang berhubungan dengan pandangan, konsep, yang penekanannya ada pada aspek berpikir intuitif dan rasional khususnya dalam
menggunakan informasi dan bahan untuk memunculkan atau menjelaskannya dengan perspektif asli pemikir. Menurut Munandar 1999 dalam Izzati 2009,
ciri-ciri berpikir kreatif ada 5 aspek, yaitu:
1 Keterampilan Berpikir Lancar: mencetuskan banyak gagasan, jawaban,
penyelesaian masalah. Siswa mampu menjawab soal yang menunjukkan tingkat pengetahuan dan pemahaman.
2 Keterampilan Berpikir Luwes: menghasilkan jawaban yang bervariasi dengan
sudut pandang yang berbeda. Siswa mampu memberikan jawaban logis. 3
Keterampilan Berpikir Orisinil: mampu melahirkan ungkapan baru yang unik. Siswa mampu menjawab soal sesuai tanggapan atau pemikiran sendiri.
4 Keterampilan Mengelaborasi: dapat memperinci suatu jawaban sehingga
lebih jelas.
Siswa mampu
menghubungkan berbagai
aspek dalam
pembelajaran. 5
Keterampilan Mengevaluasi: menentukan patokan penilaian sendiri dan menentukan suatu pertanyaan benar. Siswa mampu mengevaluasi suatu
pernyataan yang salah menjadi benar.
2.5 Diskusi Klasikal
Diskusi klasikal diartikan sebagai diskusi yang dilakukan oleh seluruh siswa dalam suatu kelas tanpa dibentuk menjadi kelompok-kelompok kecil. Menurut
Riadi 2013 menyatakan, bahwa metode diskusi dalam belajar adalah suatu cara penyampaian bahan pelajaran dimana guru memberikan kesempatan kepada para
siswa yang mengadakan pembicaraan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan masalah.
Keuntungan metode diskusi, antara lain: 1. Metode diskusi melibatkan siswa secara langsung dalam proses belajar
.
2. Metode diskusi dapat menunjang usaha-usaha pengembangan sikap sosial dan sikap demokratis para siswa.
3. Setiap siswa dapat menguji pengetahuan dan penguasaan bahan pelajarannya masing-masing.
Kelemahan metode diskusi, antara lain: 1. Jalannya diskusi dapat didominasi oleh beberapa siswa yang menonjol.
2. Jumlah siswa di dalam kelas yang terlalu besar akan mempengaruhi setiap siswa untuk mengemukakan pendapatnya.
3. Perasaan dibatasi waktu menimbulkan kedangkalan dalam diskusi sehingga hasilnya tidak bermanfaat.
2.6 Tinjauan Materi