4.2. Pembahasan
4.2.1. Uji Homogenitas
Uji homogenitas ini dilakukan pada kelas VII A sampai VII G menggunakan nilai UAS IPA semester gasal tahun pelajaran 20122013. Rumus
yang digunakan adalah uji Bartlett. Dari uji homogenitas didapatkan bahwa X
2 hitung
6,49 X
2 tabel
12,6. Berdasarkan data tersebut maka populasi mempunyai varians yang sama homogen. Selanjutnya, dilakukan pemilihan
sampel secara acak random sampling. Setelah itu, didapatkan dua sampel kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen dalam penelitian ini
adalah kelas VII F yang terdiri dari 32 siswa. Sedangkan kelas kontrol dalam penelitian ini adalah kelas VII G yang terdiri dari 32 siswa. Perhitungan uji
homogenitas selengkapnya terdapat pada Lampiran 2.
4.2.2. Peningkatan Pemahaman Kebencanaan Alam
Peningkatan pemahaman kebencanaan alam diukur pada dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen diberi perlakuan
menggunakan model pembelajaran problem solving bervisi SETS sedangkan pada kelas kontrol diberi perlakuan menggunakan metode pembelajaran diskusi
klasikal bervisi
SETS. Hipotesis
yang diharapkan
adalah peningkatan
pemahaman kebencanaan alam kelas eksperimen lebih baik daripada peningkatan pemahaman kebencanaan alam kelas kontrol.
Pemahaman kebencanaan alam diukur berdasarkan hasil rata-rata pretest dan posttest soal kebencanaan alam. Soal yang digunakan untuk mengukur
pemahaman materi kebencanaan alam, yaitu soal nomor 9 sembilan sampai
nomor 15 lima belas. Materi kebencanaan alam yang dikaji dalam penelitian ini, yaitu pemanasan global global warming. Materi tersebut dipilih karena
pemanasan global memiliki kaitan erat dengan pokok bahasan Perpindahan Kalor. Siswa diminta untuk membuat bagan keterkaitan materi Perpindahan
Kalor dengan materi kebencanaan alam dalam konteks SETS. Pendekatan SETS merupakan perkembangan dari pendekatan STS. Melalui pendekatan SETS,
siswa dapat mengemukakan pendapat mereka dan mampu mengkaitkan antara Perpindahan Kalor dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat. Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian Ratcliffe 2001 yang menyatakan bahwa pendekatan STS membuat siswa mampu mengemukakan pendapat mereka tentang masalah-
masalah yang ada di masyarakat sekaligus mengevaluasi tentang masalah tersebut.
Masalah yang ditinjau dalam penelitian ini adalah tentang bencana alam pemanasan global. Sesuai penelitian Amaliya, dkk 2011 yang menunjukkan
bahwa terdapat peningkatan pemahaman kebencanaan alam pada kelas yang diterapkan pendekatan SETS. Dalam penelitian ini, peningkatan pemahaman
kebencanaan alam terlebih dahulu ditinjau dari keadaan awal siswa sebelum diberi perlakuan. Keadaan awal pemahaman siswa tentang materi kebencanaan
alam diukur melalui pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum diberi perlakuan pembelajaran. Hasil rata-rata pretest pemahaman kebencanaan
alam yang diperoleh pada kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak terpaut jauh. Kedua kelas memperoleh rata-rata nilai pemaaman kebencanaan alam yang
masih cukup rendah. Setelah diberi perlakuan pembelajaran pada kelas
eksperimen dan kontrol, keduanya memperoleh hasil pemahaman kebencanaan alam yang meningkat dari keadaan awal. Hal tersebut dapat dilihat melalui hasil
analisis menggunakan uji gain ternormalisasi, yaitu diperoleh peningkatan pemahaman kebencanaan alam kelas eksperimen tergolong dalam kategori tinggi
dan kelas kontrol tergolong dalam kategori rendah. Perhitungan uji gain ternormalisasi secara lengkap terdapat pada Lampiran 36. Berdasarkan hasil
peningkatan pemahaman kebencanaan alam, diketahui bahwa pemahaman antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sama-sama mengalami peningkatan. Akan
tetapi, pemahaman
kebencanaan alam
kelas eksperimen
lebih tinggi
dibandingkan pemahaman kebencanaan alam kelas kontrol. Hal tersebut dapat diketahui melalui uji t terhadap nilai gain pemahaman kebencanaan alam pada
masing-masing siwa. Perhitungan uji t selengkapnya terdapat pada lampiran 37. Jadi, hasil uji gain ternormalisasi dan uji t tersebut membuktikan bahwa
pemahaman kebencanaan alam kelas eksperimen lebih tinggi daripada pemahaman kebencanaan alam kelas kontrol.
4.2.3. Peningkatan Pemahaman Perpindahan Kalor