kepada siswa. Oleh karena itu, deskripsi data temuan pada penelitian ini terkait dengan cara-cara guru dalam a perencanaan pembelajaran, b pelaksanaan
pembelajaran dan c evaluasi pembelajaran.
a. Perencanaan Pendidikan Karakter dalam pembelajaran
Persiapan mengajar pada hakikatnya merupakan perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan tentang apa yang akan
dilakukan. Dalam mengembangkan persiapan mengajar guru setidaknya harus melakukan tiga hal yaitu: 1 mengidentifikasikan dan mengelompokkan
kompetensi yang akan dicapai setelah proses pembelajaran, 2 mengembangkan materi standar dan 3 merencanakan penilaian.
Langkah konkret yang harus dilakukan guru dalam melakukan persiapan pembelajaran dalam mengidentifikasikan dan mengelompokkan kompetensi yang
akan dicapai setelah proses pembelajaran adalah menyusun silabus, mengembangkan materi standar dengan mengembangkan rencana pelaksanaan
pembelajaran, dilanjutkan dengan merencanakan penilaian. Hasil penelitian di SMA N 1 Juwana Pati menunjukkan bahwa pada saat
perencanaan pembelajaran guru matematika menyusun perangkat pembelajaran khususnya Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran secara bersama-sama.
Kemudian masing-masing guru menyesuaikan kondisi kelas masing-masing dengan mengadakan perubahan seperlunya RPP yang telah disusun bersama,
seperti dikemukanan oleh informan pada saat wawancara seperti di bawah ini: “Persiapan sudah jauh-jauh hari dengan membuat Silabus yang
didalamnya sudah ada nilai-
nilai karakter”. Kepala Sekolah
“Yang perlu dipersiapkan oleh guru dalam pendidikan karakter yaitu membuat silabus didalamnya harus ada nilai-nilai karakter dan membuat
RPP memasukkan lagi nilai-
nilai karakter tersebut”. Wakasek Bidang Kurikulum
b. Pelaksanaan pendidikan karakter dalam pembelajaran
Pelaksanaan pendidikan karakter yang dilakukan dalam proses pembelajaran matematika di kelas dilakukan oleh guru terlihat pada kegiatan-
kegiatan guru seperti pada apersepsi, pemilihan media dan metode pembelajaran. Apersepsi pembelajaran merupakan langkah utama untuk mengarahkan perhatian
siswa pada awal pembelajaran. Dengan apersepsi diharapkan konsentrasi siswa siap memulai pembelajaran tidak memikirkan hal-hal di luar materi. Apersepsi
yang dilakukan oleh guru SMA N 1 Juwana Pati adalah dengan mengulang sekilas materi sebelumnya, menanyakan kepada siswa apabila masih ada bagian yang
belum dipahami ataupun membahas pekerjaan rumah. Penggunaan media pembelajaran oleh guru Matematika berdasarkan
observasi peneliti adalah sangat bermacam-macam. Media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran di kelas X pada materi bangun ruang memiliki
peranan cukup luas yaitu media komunikasi, alat bantu mengajar dan sumber belajar dengan tingkatan berbeda untuk tiap media. media pembelajaran yang
dipergunakan guru untuk menyampaikan materi bangun ruang adalah media utama berupa papan tulis, serta benda apa saja yang ada di kelas misalnya, kotak
kapur, ataupun kerangka kubus berbentuk dadu, ruangan bisa dimisalkan kubus atau balok, kotak kapur, untuk menggambarkan garis bisa digunakan benda
bolpoint.
“Media yang dipakai guru biasanya tergantung materinya sih, misalnya kemarin pada saat materi bangun ruang guru memperlihatkan kotak
kapur, bolpoin, penggaris, dadu sebagai contoh agar mudah kami
pahami”. Siswa 2 Kelas X
“Sebelumnya kan guru pasti menjelaskan materi dengan ceramah, abis itu biasanya kita mengerjakan soal-soal dengan kelompok terus sebelum
pelajaran berakhir dikasih PR”. Siswa 1 Kelas X.
Hasil observasi di kelas didapatkan bahwa metode ceramah masih sangat dominan dalam menyampaikan materi matematika, khususnya bangun ruang.
Ceramah dipandang metode yang efektif untuk menyampaikan materi di kelas yang siswanya banyak. Dari observasi dokumen RPP ditemukan juga bahwa
metode ceramah selalu dicantumkan. Selain metode ceramah dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP guru matematika menggunakan metode
pembelajaran berupa, Tanya jawab, Diskusi kelompok dan Penugasan. Setelah mengadakan melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar maka
dalam mengakhiri pelajaran guru matematika yang mengajar kelas X di SMA N 1 Juwana Pati adalah 1 memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya pada
bagian yang belum dipahami pada hari itu; 2 guru bersama siswa membuat kesimpulan materi; dan 3 memberikan soal untuk dikerjakan di rumah dalam
rangka memantapkan pemahaman materi yang telah dipelajari. Pada proses pembelajaran Matematika, nilai-nilai karakter yang
ditunjukkan oleh guru adalah sangat bermacam-macam seperti hasil wawancara di bawah ini;
“Dalam Matematika ya menurut saya selama ini macam-macam. Pastinya agamareligi, disiplin masuk kelas tepat waktu. Kemudian mengerjakan
PR dirumah termasuk disiplin. Jujur, pantang menyerah, rasa ingin tau
tinggi dan suka dengan pelajaran”. Guru Matematika 1
“saya sebagai guru sangat ingin anak-anak memiliki karakter pejuang, ketika dia merasa sulit mereka harus berusaha secara maksimal atau
dengan kata lain karakter yang saya tanamkan adalah sikap pantang
menyerah”. Guru Matematika 2
Penanaman pendidikan karakter yang dilakukan pada saat pembelajaran Matematika di kelas X SMA N 1 Juwana Pati berdasarkan wawancara dan
observasi maka peneliti dapat menyimpulkan tentang nilai-nilai karakter yang ditunjukkan adalah sebagai berikut:
1 Religius
2 Disiplin
3 Kejujuran
4 Pantang Menyerah
5 Rasa Ingin Tau yang Tinggi
6 Tanggung Jawab
c. Evaluasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran