hasilnya dan baru mempelajarinya. Hal ini tentunya tidak melatih siswa untuk belajar mengerjakan sendiri soal-soal matematika yang diberikan oleh guru.
Kelemahan model STAD juga terlihat pada kebutuhan waktu yang cukup lama sehingga guru tidak dapat menyampaikan materi pelajaran sesuai dengan
waktu yang ditentukan. Proses pembelajaran matematika di kelas X SMA N 1 Juwana Pati yang menggunakan model kelompok berdasarkan pengamatan
peneliti terlalu menghabiskan waktu pembelajaran. Proses yang dilakukan oleh guru matematika yaitu memilih siswa dan membagi dalam kelompok, menyuruh
siswa membentuk kelompok dengan cara menata meja dan kursi secara berhadap- hadapan, guru mulai membagi lembar kerja hingga siswa harus mengerjakan soal-
soal dan menyerahkan hasilnya.
3. Proses Pendidikan Karakter yang Terintegrasi dengan Pembelajaran
Matematika Kelas X di SMA Negeri 1 Juwana Pati
Mata palajaran Matematika mempunyai nilai-nilai karakter tersendiri yang akan ditanamkan dalam diri siswa. Hal ini disebabkan oleh adanya keutamaan
fokus dari mata pelajaran Matematika yang tentunya mempunyai karakteristik yang berbeda dengan matapelajaran lain. Pada prinsipnya, pengembangan budaya
dan karakter bangsa secara terintegrasi kedalam mata pelajaran Matematika. Hal ini terlihat pada isi kurikulum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
KTSP, yang didalamnya ada ruang khusus untuk pendidikan karakter, yaitu melalui pengembangan diri. Oleh Karena itu guru matematika di SMA N 1
Juwana Pati mengintegrasikan nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter kedalam KTSP.
Proses pembelajaran Matematika yang menerapkan pendidikan karakter berdasarkan hasil penelitian maka peneliti dapat mengetahui bahwa ada kekuatan
didalamnya. Kekuatan tersebut terlihat pada proses pembelajaran Matematika yaitu pada saat guru Matematika menerapkan model pembelajaran kooperatif
kerjasama. Model pebelajaran tersebut terintegrasi nilai karakter yaitu mengembangkan nilai kerjasama, toleransi, etika dalam berbeda pendapat,
pantang menyerah, bekerja keras, menghargai pendapat orang lain, keberanian mempresentasikan hasil kelompok, yang termuat didalamnya pengembangan
keterampilan mengkomunikasikan pendapat. Kekuatan lain pendidikan karakter yang terintegrasi dengan pembelajaran Matematika adalah adanya tuntutan kepada
guru Matematika untuk memberikan teladan kepada siswa. Guru Matematika terlihat berusaha menampilkan nilai-nilai karakter dalam perilakunya seperti
disiplin, bersemangat, kerja keras, keterbuakaan, adil, toleran dan bertanggung jawab sehingga banyak siswakelas X yang mengidolakan dan meniru perilaku
gurunyatersebut. Dengan melakukan hal tersebut penerapan pendidikan karakter yang terinegrasi dengan pembelajaran Matematika tentunya akan lebih berjalan
lancar dan dapat mencapai tujuan pendidikan karakter. Proses pendidikan karakter yang terintegrasi dengan pembelajaran
matematika di kelas X SMA N 1 Juwana Pati, melalui hasil wawancara yang telah diungkapkah dalam gambaran hasil penelitian maka dapat peneliti simpulkan
bahwa prosesnya dilakukan dalam 3 tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
a. Perencanaan Pendidikan Karakter dalam pembelajaran