2.8 Kerangka Berfikir
Pendidikan  karakter  merupakan  usaha  yang  dilakukan  guru  untuk membantu  siswa dalam  menanamkan nilai-nilai  karakter. Penanaman pendidikan
karakter  oleh  guru  dapat  ditunjukkan  dengan  memberikan  keteladanan  yang mencerminkan  nilai-nilai  karakter  yang  ingin  ditanamkan    kepada  siswa  dalam
proses  pembelajaran.  Nilai-nilai  karakter  yang  dapat  ditunjukkan  oleh  guru misalnya datang tepat waktu disiplin waktu, bekerja keras, sopan, jujur dan lain
sebagainya.  Sedangkan  nilai-nilai  karakter  siswa  dapat  dilihat  dari  berbagai kegiatan  siswa  misalnya  ketika  guru  memerintahkan  siswa  mengerjakan  soal,
siswa  terlihat  bekerja  keras  untuk  memecahkan  soal  tersebut.  Ketika  ada  tugas pekerjaan  rumah,  jika  siswa  lupa  mengerjakan  atau  mengalami  kesulitan  maka
akan berkata jujur kepada guru. Proses penerapan dan penanaman pendidikan karakter sama dengan proses
pendidikan pada umumnya  yang dapat berjalan efektif jika didukung oleh semua komponen yang ada. Menurut Nasution  dalam Djamarah 2002: 142 komponen-
komponen  belajar  terdiri  dari  :1  komponen  input    yaitu    pribadi  siswa  yang memiliki  raw  input,  diantaranya  IQ,  bakat,  minat,  motivasi,  kebiasaan.  2
komponen instrumental input yang berupa masukan atau fasilitas yang menunjang diantaranya  berupa  alat,  saran,  media,  metode,  guru  dan  3  komponen
enviromental  input  yang  berupa  unsur  lingkungan.  Untuk  lebih  jelasnya  tentang komponen-komponen tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Bagan 2.1 Bagan Kerangka Pemikiran Dimodifikasi dari Djamarah 2002 dan Arikunto 2006
Komponen  raw  input  masukan  mentah  merupakan  faktor  yang mempengaruhi  proses  pembelajaran  dalam  hal  ini  adalah  siswa.  Siswa  dinilai
memiliki  kemampuan  awal  entry  behavior  baik  berupa  minat,  bakat  dan kecerdasan.  Learning  teaching  process  merupakan  cara  berlangsungnya  belajar
dan  segala  hal  yang  mempengaruhi  proses  pembelajaran.  Selain  raw  input  ada faktor  lain  yang  menunjang  yaitu  instrumental  input  dan  enviromental  input.
Instrumental  input  yaitu  berupa  sarana  dan  prasarana,  media,  metode  mengajar, guru.  Arikunto  2006  juga  menambahkan  materi  kurikulum    ke  dalam
Enviromental Input
  Lingkungan keluarga   Lingkungan sekolah
  Lingkungan masyarakat
Raw Input
  IQ   Bakat
  Minat   Motivasi
  Kebiasaan
Learning Teaching Process
Proses KBM
Output
Hasil Belajar
Instrumental Input
  Sarana alat media   Metode mengajar
  Materi Kurikulum   Guru
instrumental input. Sedangkan enviromental input berupa faktor lingkungan, baik lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.
Ketiga  komponen  tersebut,  diolah  dalam  proses  pembelajaran  dengan harapan akan menghasilkan output dengan kualifikasi tertentu yakni hasil belajar
siswa. Hasil belajar yang diharapkan dalam penelitian ini adalah adanya nilai-nilai karakter  yang  muncul  setelah  adanya  penanaman    karakter  pada  siswa  dalam
proses  pembelajaran  berlangsung.  Nilai-nilai  karakter  yang  diharapkan  akan muncul  pada  proses  kegiatan  pembelajaran  menurut  Kemendiknas  2010:  9-10,
diantaranya adalah religius, kejujuran, teloransi,  disiplin,  demokratis, teliti, kerja keras,  kreatif,  mandiri,  rasa  ingin  tahu  dan  tanggung  jawab.  Begitu  pula  dalam
proses  pembelajaran  matematika  di  kelas  X  SMA  N  1  Juwana  Pati,  diharapkan nilai-nilai  pendidikan  karakter  tersebut  akan  dapat  ditanamkan  oleh  guru  dengan
baik.
57
BAB III METODE PENELITIAN