Karakteristik Subjek Penelitian Gambaran status nutrisi berdasarkan jenis kelamin

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Karakteristik Subjek Penelitian

Selama periode penelitian di ruang Instalasi Hemodialisis RSUP H. Adam Malik Medan diperoleh 52 subjek penelitian dengan diagnosis penyakit ginjal tahap akhir dengan hemodialisis reguler yang bersedia ikut dalam penelitian dan telah dilakukan pemeriksaan BIA. Subjek berjenis kelamin pria sebanyak 37 pasien 71,2 dan berjenis kelamin wanita sebanyak 15 pasien 28,8 dan rentang usia antara 21 – 66 tahun dengan rerata ± SD adalah 46,12 ± 10,62 tahun. Rerata tinggi badan adalah 163,49 ± 6,45 cm dan rerata berat badan adalah 57,26 ± 10,57 kg dengan rerata IMT 21,33 ± 3,22 kgm 2 . Pada parameter laboratorium dengan rerata Hb 8,92 ± 1,26 grdL, rerata Ureum 136,21 ± 38,06 mgdL dan rerata creatinine 13,42 ± 4,23 mgdL. Rerata lamanya hemodialisis 104,96 ± 90,86 minggu dan etiologi penyakit gijal kronik terdiri dari DM 12 pasien 76,9 dan non DM 40 pasien 23,1 Tabel 4.1. Untuk parameter skor nutrisi dengan 7-Point SGA didapat rerata 4,77 ± 1,41 dengan klasifikasi malnutrisi berat sebanyak 6 orang 11,5, malnutrisi sedang sebanyak 28 pasien 53,8 dan nutrisi baik sebanyak 18 orang 34,6. Pada parameter kualitas hidup didapat rerata SF-36 fisik 51,99 ± 9,89 dan rerata SF-36 mental 58,46 ± 9,40 . Rerata PhA dari pemeriksaan BIA didapat 5,15 ± 1,29 .Tabel 4.1. Diantara parameter yang diteliti, didapatkan bahwa 7-Point SGA, FFM, FM dan lama hemodialisis tidak berdistribusi secara normal dengan menggunakan uji normalitas Kologorov-Smirnov, parameter lainnya berdistribusi secara normal.

4.1.2. Gambaran status nutrisi berdasarkan jenis kelamin

Pada tabel 4.2 dapat dilihat gambaran status nutrisi pada subjek penelitian yang dibagi berdasarkan jenis kelamin. Untuk variabel yang berdistribusi normal Universitas Sumatera Utara digunakan uji one way ANOVA, sedangkan variabel yang tidak berdistribusi normal digunakan uji Kruskal-Wallis. Terdapat perbedaan bermakna pada pada parameter IMT, creatinine, dan parameter BIA kecuali FFM dan FM yang tidak berbeda signifikan diantara pria dan wanita. Tabel 4.1 Karakteristik dasar subjek penelitian Variabel Jumlah Jenis Kelamin n − Pria − Wanita 37 71,2 15 28,8 Umur tahun 46,12 ± 10,62 Tinggi badan cm 163,49 ± 6,45 Berat badan kg 57,26 ± 10,57 Indeks massa tubuh kgm 2 21,33 ± 3,22 Lama Hemodialisis minggu 104,96 ± 90,86 Etiologi − DM − Non DM 12 23,1 40 76,9 Laboratorium − Hb gr − Ureum mgdL − Creatinine mgdL 8,92 ± 1,26 136,21 ± 38,06 13,42 ± 4,23 7-Point SGA total − Malnutrisi berat − Malnutrisi sedang − Nutrisi baik 4,77 ± 1,41 6 11,5 28 53,9 18 34,6 Kualitas hidup SF-36 − Fisik − Mental 51,99 ± 9,89 58,46 ± 9,40 BIA − RMR Kkal − BCM kg − FFM kg − FM kg − Protein kg − Mineral kg − Glikogen − PhA o 1396,88 ± 171,448 24,53 ± 4,45 47,22 ± 7,47 81,64 ± 6,46 10,87 ± 5,12 18,36 ± 6,46 9,21 ± 2,25 3,38 ± 0,69 431,33 ± 66,04 5,15 ± 1,29 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2 Perbedaan IMT, 7-Point SGA, SF-36, creatinine, RMR, BCM, FFM, FM, Protein, Mineral, Glikogen, PhA berdasarkan jenis kelamin Variabel Pria n=37 Wanita n=15 P IMT kgm 2 22,07 ± 3,02 19,96 ± 2,95 S 7-Point SGA 5,03 1,19 4,14 1,72 NS SF-36 − Fisik − Mental 53,85 ± 10,82 58,70 ± 9,41 46,50 ± 10,67 54,20 ± 10,28 S NS Creatinine mgdL 14,5 ± 3,78 10,76 ± 1,23 S BIA − RMR Kkal 1469,30 ± 142,40 1218,27 ± 83,02 S − BCM kg 25,97 ± 3,78 21,00 ± 4,10 S − FFM 82,34 ± 5,92 79,92 ± 1,59 NS − FM 17,66 ± 5,92 20,08 ± 7,59 NS − Protein kg 10,17 ± 1,65 6,83 ± 1,71 S − Mineral kg 3,63 ± 0,54 2,76 ± 0,64 S − Glikogen 455,95 ± 52,74 370,60 ± 56,42 S − PhA o 5,47 ± 1,19 4,37 ± 1,23 S NS= Not Significant, S= Significant p0,05 4.1.3. Gambaran status nutrisi berdasarkan etiologi penyakit ginjal tahap akhir. Pada tabel 4.3 dapat dilihat gambaran status nutrisi pada subjek penelitian hemodialisis reguler yang di bagi berdasarkan etiologi penyakit ginjal tahap akhir DM dan non DM. Terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik pada 7- point SGA, creatinine, protein dan PhA dimana non DM memiliki nilai lebih tinggi dibanding DM, sedangkan karakteristik lain tidak bermakna. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3 Gambaran status nutrisi berdasarkan etiologi penyakit ginjal tahap akhir yaitu DM dan non DM Variabel Non DM n=40 DM n=12 P IMT kgm 2 21,56 ± 3,33 21,15 ± 2,38 NS 7-Point SGA 4,95 ± 1,45 4,17 ± 1,11 S Creatinine mgdL 14,22 ± 4,11 10,77 ± 3,56 S BIA − RMR Kkal 1421,63 ± 174,75 1314,42 ± 135,54 NS − BCM kg 25,18 ± 4,53 22,39 ± 3,57 NS − FFM 81,66 ± 6,70 81,59 ± 5,87 NS − FM 18,34 ± 6,70 18,41 ± 5,87 NS − Protein kg 9,62 ± 2,16 7,83 ± 2,04 S − Mineral kg 3,47 ± 0,67 3,07 ± 0,67 NS − Glikogen 438,58 ± 66,73 407,17 ± 60,03 NS − PhA 5,38 ± 1,28 4,39 ± 1,03 S NS= Not Significant, S= Significant p0,05 4.1.4. Hubungan antara 7-Point SGA dengan Phase Angle Dari 52 subjek penelitian didapat rerata PhA 5,15 ± 1,29 dengan rerata skor 7-Point SGA 4,77 ± 1,41 dan dengan menggunakan korelasi Spearman didapat nilai r=0,814 p0,001 yang adanya korelasi kuat gambar 4.1. Apabila 7-Point SGA dikelompokkan menjadi 3 bagian yakni malnutrisi berat dengan 12 menjadi 1, malnutrisi sedang dengan nilai 345 menjadi 2 dan nutrisi baik dengan nilai 67 menjadi nilai 3, maka hubungan tersebut tetap signifikan dengan r=0,717 p0,001. Nilai PhA yang lebih rendah berhubungan dengan skor nutrisi yang lebih rendah pula. Untuk menilai perbedaan PhA berdasarkan 3 kelompok status nutrisi dilakukan uji komparasi berganda LSD berdasarkan kelompok status nutrisi tersebut dan didapatkan perbedan yang bermakna pada malnutrisi berat dengan malnutrisi sedang dan nutrisi baik maupun malnutrsi sedang dengan nutrisi baik p0,001. Pada tabel 4.4 dan gambar 4.1 ditunjukkan perbedaan PhA dari klasifikasi 7-Point SGA yang secara statistik terdapat perbedaan yang bermakna antara setiap variabel status nutrisi p0,001. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.1. Hubungan nilai PhA berdasarkan 7-Point SGA Tabel 4.4 Perbedaan nilai PhA berdasarkan kategori 7-Point SGA Kategori 7-point SGA Variabel Malnutrisi berat Malnutrisi sedang Nutrisi baik Phase Angle 3,31 ± 0,78 4,84 ± 0,88 6,25 ± 1,29 p0,001 untuk perbedaan diantara ketiga kategori nutrisi. Dengan menggunakan kurva ROC untuk menilai cut-off pada skor nutrisi dengan menggunakan 7-Point SGA dalam hubungannya dengan nilai PhA didapat bahwa malnutrisi berat memiliki cut-off 4,43 pada PhA dengan sensitivitas 100 dan spesifisitas 78,3 p0,001Gambar 4.2. Sedangkan pada Malnutrisi sedang – berat memiliki nilai cut-off 5,54 pada PhA dengan sensitivitas 85,3 dan spesifisitas 77,8 p0,001. Gambar 4.3. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.2 Hubungan PhA dengan Skor Malnutrisi Berat. Kurva ROC nilai PhA pada malnutrisi berat AUC=0,946; p0,001, dengan nilai cut-off PhA 4,43 o sensitivitas 100, spesifisitas 78,3 Gambar 4.3 Hubungan PhA dengan Skor Malnutrisi Sedang - berat. Kurva ROC nilai PhA pada malnutrisi AUC=0,886; p0,001 dengan cut-off PhA 5,54 o sensitivitas 85,3, spesifisitas 77,8 Universitas Sumatera Utara

4.1.5. Hubungan 7-Point SGA dengan parameter status nutrisi lain.

Dokumen yang terkait

Korelasi Interdialytic Weight Gain Dan Phase Angle Pada Penderita Gagal Ginjal Kronik Dengan Hemodialisis Reguler

2 78 61

Hubungan antara Subjective Global Assessment dengan Phase Angle dari Bioelectrical Impedance Analysis dan Kualitas Hidup pada pasien Limfoma Non Hodgkin

2 64 71

Hubungan Antara Kombinasi Hemodialisis (HD) Hemoperfusi (HP) Dengan Status Nutrisi (7 Point Subjective Global Assessment (SGA) Dan Albumin Serum) Pasien Hemodialisis Reguler

0 0 23

Hubungan Antara Kombinasi Hemodialisis (HD) Hemoperfusi (HP) Dengan Status Nutrisi (7 Point Subjective Global Assessment (SGA) Dan Albumin Serum) Pasien Hemodialisis Reguler

0 0 2

Hubungan Antara Kombinasi Hemodialisis (HD) Hemoperfusi (HP) Dengan Status Nutrisi (7 Point Subjective Global Assessment (SGA) Dan Albumin Serum) Pasien Hemodialisis Reguler

0 0 5

Hubungan Antara Kombinasi Hemodialisis (HD) Hemoperfusi (HP) Dengan Status Nutrisi (7 Point Subjective Global Assessment (SGA) Dan Albumin Serum) Pasien Hemodialisis Reguler

0 1 15

Hubungan Antara Kombinasi Hemodialisis (HD) Hemoperfusi (HP) Dengan Status Nutrisi (7 Point Subjective Global Assessment (SGA) Dan Albumin Serum) Pasien Hemodialisis Reguler

0 2 3

Hubungan Antara 7-Point Subjective Global Assessment Dengan Phase Angle Dan Kualitas Hidup Pada Penyakit Ginjal Kronik Dengan Hemodialisis Reguler

0 0 29

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyakit Ginjal Kronik 2.1.1 Definisi Penyakit Ginjal Kronik (Suwitra, 2009) - Hubungan Antara 7-Point Subjective Global Assessment Dengan Phase Angle Dan Kualitas Hidup Pada Penyakit Ginjal Kronik Dengan Hemodialisis Reguler

0 0 16

HUBUNGAN ANTARA 7-POINT SUBJECTIVE GLOBAL ASSESSMENT DENGAN PHASE ANGLE DAN KUALITAS

0 0 20