hasil dapat dipercaya untuk mengukur status nutrisi pada pasien yang menjalani dialisis secara reguler Saxena et al., 2008.
Salah satu parameter yang dapat dinilai dari pemeriksaan BIA ini adalah phase angle PhA. Phase angle menggambarkan distribusi cairan
resistan dan keutuhan membran sel kapasitan dari tubuh manusia. Sebagai indikator distribusi cairan antara intrasel dan ektrasel, phase angle
merupakan indikator malnutrisi yang sensitif Bernard et al., 2007. Malnutrisi dapat mengurangi massa dan keutuhan membran sel serta
mendorong perpindahan keseimbangan cairan, sehingga nilai phase angle akan rendah. Phase angle juga digunakan sebagai pertanda prognostik pada
beberapa keadaan dimana integritas sel dan keseimbangan cairan terganggu, seperti infeksi HIV, kanker, sirosis hati, ibu hamil, sepsis dan hemodialisis
Oliviera et al., 2012; Saxena et al., 2008. Di Indonesia sendiri belum ada penelitian yang mencari hubungan
nilai phase angle pada BIA dan kualitas hidup menggunakan SF-36 dengan 7 point Subjective Global Assessment SGA yang merupakan salah satu
metode mengukur status nutrisi, sehingga peneliti mencoba membuktikan hubungan tersebut yang pada akhirya dapat memperbaiki prognosis dan
meningkatkan kualitas hidup pasien hemodialisis.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah, yaitu: a.
Apakah ada hubungan antara 7 point SGA dengan phase angle dari BIA pada penyakit ginjal kronik dengan hemodialisis reguler.
b. Apakah ada hubungan antara 7 point SGA dengan kualitas hidup yang
dinilai dengan SF-36 pada pasien penyakit ginjal kronik dengan hemodialisis reguler.
1.3 Hipotesa
7 point SGA berhubungan dengan phase angle pada BIA dan kualitas hidup pasien penyakit ginjal kronik dengan hemodialisis reguler.
Universitas Sumatera Utara
1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan 7 point SGA dengan kualitas hidup dan nilai phase angle pada BIA pasien penyakit ginjal kronik dengan
hemodialisis reguler dan untuk mengetahui besar hubungan tersebut.
1.4.2 Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui hubungan antara SGA dengan kualitas hidup
pada pasien penyakit ginjal kronik dengan hemodialisis reguler. b.
Untuk mengetahui hubungan antara SGA dengan phase angle pada pasien penyakit ginjal kronik dengan hemodialisis reguler.
1.5 Manfaat Penelitian
Setelah mengetahui hubungan antara 7 point SGA dengan kualitas hidup dan nilai phase angle pada BIA pasien penyakit ginjal kronik dengan
hemodialisis reguler, maka hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai:
a. Masukan bagi praktisi medis dalam upaya memperbaiki status nutrisi
pasien penyakit ginjal kronik dengan hemodialisis reguler dengan menentukan diagnosis malnutrisi dan penatalaksanaan yang tepat dan
optimal, sehingga kualitas hidup pasien dapat ditingkatkan dan menurunkan angka mortalitas.
b. 7 point SGA dapat menjadi indikator status nutrisi yang objektif pada
pasien penyakit ginjal kronik dengan hemodialisis reguler di fasilitas- fasilitas hemodialisis.
1.6. Kerangka Konseptual
Pasien PGK dengan Hemodialisis
Kualitas Hidup SF-36 Phase angle BIA
7 Point SGA
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penyakit Ginjal Kronik 2.1.1 Definisi Penyakit Ginjal Kronik Suwitra, 2009
Penyakit ginjal kronik adalah suatu proses patofisiologi dengan etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi
ginjal yang progresif, yang umumnya berakhir dengan gagal ginjal. Sedangkan gagal ginjal adalah suatu keadaan klinis yang
ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang ireversibel, dimana akan memerlukan terapi pengganti ginjal yang tetap berupa dialisis
atau transplantasi ginjal. Kriteria PGK dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 2.1 Kriteria Penyakit Ginjal Kronik
1. Kerusakan ginjal yang terjadi 3 bulan, berupa kelainan struktural atau
fungsional, dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus LFG, dengan manifestasi:
a. kelainan patologis b. terdapat tanda kelainan ginjal, termasuk kelainan dalam
komposisi darah atau urin,atau kelainan dalam tes pencitraan 2.
LFG 60mlmnt1,73m
2
selama 3 bulan, dengan atau tanpa kerusakan ginjal.
2.1.2 Klasifikasi Penyakit Ginjal Kronik Suwitra, 2009
PGK diklasifikasikan atas dua hal yaitu, atas dasar derajat penyakit dan atas dasar diagnosis etiologi. Klasifikasi atas
dasar derajat penyakit, dibuat atas dasar LFG, yang dihitung dengan mempergunakan rumus Kockcroft-Gault sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara