Lokasi dan Subjek Penelitian Desain Penelitian Indikator Keberhasilan

26

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 13 Semarang, yang beralamat di Jalan Raya Lamongan, Kota Semarang. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII E SMP Negeri 13 Semarang tahun pelajaran 20122013 yang berjumlah 34 siswa.

3.2. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Desain eksperimennya adalah Pre Experimental Design dengan jenis Pretest and Posttest One Group Design. Pada desain eksperimen ini, sebelumnya siswa diberi pretest O 1 kemudian diberi perlakuan yaitu pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran BTL, selanjutnya siswa diberi posttest O 2 untuk mengetahui pengembangan kemampuan berpikir kritis dan karakter siswa. Sugiyono, 2010:111. Keterangan O 1 = nilai pretest sebelum pembelajaran dengan model BTL X = pembelajaran menggunakan model BTL O 2 = nilai posttest setelah pembelajaran dengan model BTL O 1 X O 2 Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Sampel sebanyak 34 siswa kelas VII E SMP N 13 Semarang. Penelitian dilaksanakan lima kali pertemuan, satu kali pretest, tiga kali perlakuan dan satu kali posttest.

3.3. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

3.3.1. Metode Dokumentasi

Metode ini digunakan untuk mendapatkan daftar nama siswa yang menjadi sampel penelitian dan nilai tengah semester nilai IPA kelas VII E semester gasal tahun pelajaran 20122013. Data tersebut digunakan untuk keperluan pembagian anggota kelompok.

3.3.2. Metode Tes

Metode tes bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis. Metode tes berupa soal pretest dan posttest. Soal tes berupa soal uraian. Tes dilakukan sebelum perlakuan pretest dan setelah perlakuan posttest.

3.3.3. Metode Observasi

Metode observasi digunakan untuk mengetahui nilai pengembangan karakter. Instrumennya berupa lembar observasi.

3.4. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes tertulis dan lembar observasi.

3.4.1. Lembar Observasi

Lembar observasi adalah suatu instrumen evaluasi non-tes yang berisi tiga karakter, yaitu tiga indikator karakter disiplin, dua indikator karakter rasa ingin tahu dan empat indikator karakter komunikatif. Teknik yang digunakan dalam pengambilan skor adalah skala bertingkat. Validitas lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas logis. Untuk menguji validitas logis dalam lembar observasi, menggunakan teknik judgment expert. Teknik tersebut dilakukan dengan cara konsultasi dengan dosen pembimbing selaku ahli.

3.4.2. Instrumen Perangkat Pembelajaran

Validitas instrumen perangkat pembelajaran dalam penelitian ini adalah validitas logis. Sebelum menggunakan instrumen dalam penelitian, instrumen diuji dengan menggunakakan teknik judgement expert dengan cara dikonsultasikan dengan dosen pembimbing selaku ahli.

3.4.3. Tes Tertulis

Soal diujicobakan kepada siswa diluar sampel penelitian yang sudah mendapat materi gerak lurus lurus lurus. Uji coba soal dilakukan kepada siswa kelas VIII H SMP Negeri 13 Semarang. Uji coba tes tertulis kemudian dianalisis validitas, reliabilitas, daya beda, dan tingkat kesukaran untuk mengetahui apakah soal layak digunakan.

3.5. Analisis Uji Coba Instrumen

3.5.1 Validitas

Tipe soal yang digunakan dalam penelitian ada soal uraian. Soal digunakan untuk mengetahui pengembangan kemampuan berpikir kritis. Pengujian validitas butir soal digunakan rumus korelasi product moment.              } }{ { 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N r XY dengan xy r : koefisien korelasi variabel X dan Y X : skor tiap butir soal Y : skor total yang benar dari tiap subjek N : jumlah subjek Hasil perhitungan dengan rumus diatas dibandingkan dengan r tabel korelasi product moment dengan taraf signifikansi 5. Jika r xy r tabel , butir soal valid. Jumlah soal yang diujikan sebanyak 15 butir soal. Berdasarkan hasil analisis validitas butir soal didapat 12 soal yang valid yaitu soal nomor 1, 2, 3, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15. Soal yang tidak valid sebanyak 3 yaitu soal nomor 4,5, dan 8.

3.5.2 Daya Pembeda

Untuk mengetahui daya pembeda soal bentuk uraian adalah dengan menggunakan rumus berikut ini: = − Surapranata, 2009 Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus di atas dapat menggambarkan tingkat kemampuan soal dalam membedakan antar peserta didik yang sudah memahami materi yang diujikan dengan peserta didik yang belum memahami materi. Menurut Arikunto 2002:213 Tabel 3.1 Klasifikasi Daya Pembeda Daya Pembeda Klasifikasi 0,00 D ≤ 0,20 Jelek poor 0,21 D ≤ 0,40 Cukup satisfactory 0,41 D ≤ 0,70 Baik good 0,71 D ≤ 1,00 Baik Sekali excellent Berdasarkan hasil analisis daya pembeda butir soal, didapatkan 13 soal yang signifikan yaitu 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14, dan 15 sedangkan soal yang tidak signifikan sebanyak 2 soal yaitu nomor 4 dan 13.

3.5.3 Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran untuk soal bentuk uraian, dihitung dengan menggunakan rumus: = ℎ ℎ = Kriteria tingkat kesukaran dapat dilihat seperti berikut: Tabel. 3.2 Klasifikasi Tingkat Kesukaran Tingkat Kesukaran Kategori 0,00 P ≤ 0,30 Soal Sukar 0,31 P ≤ 0,70 Soal Sedang 0,71 P ≤ 1,00 Soal Mudah Arikunto, 2002:210

3.5.4 Reliabilitas

Reliabilitas soal uraian dapat dihitung dengan rumus: dengan r 11 : reliabilitas instrumen ∑σ i 2 : jumlah varians skor tiap item k : banyaknya soal σ i 2 : varians total Menurut Arikunto 2002: 196, setelah r 11 diketahui, kemudian dibandingkan dengan harga r tabel . Apabila r 11 r tabel maka dikatakan instrumen tersebut reliabel. Dari hasil perhitungan diperoleh r hitung soal= 0,620 dengan taraf signifikansi 5 didapatkan r tabel soal = 0,349, karena r hitung r tabel maka soal tersebut dikatakan reliabel.

3.5.5 Penentuan Instrumen

Penentuan instrumen tes tertulis dilakukan setelah analisis uji coba soal dengan validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda. Berdasarkan hasil analisis soal uji coba instrumen tes tertulis. Di antara 15 soal uji coba kemudian dipakai 8 soal untuk pretest dan posttest, yaitu soal nomor 1, 2, 6, 7, 9, 10, 11 dan13

3.6. Metode Analisis Data Penelitian

Langkah-langkah analisis data penelitian untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis meliputi uji normalitas, uji gain dan uji hipotesis pada soal posttest dibandingkan dengan pretest. Sedangkan untuk mengetahui peningkatan nilai karakter menggunakan uji gain dengan membandingkan nilai karakter pada pertemuan 1 ke 2, pertemuan 2 ke 3 dan pertemuan 1 ke 3.

3.6.1 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang dianalisis terdistribusi normal atau tidak. Menurut Sudjana 2005: 273, rumus yang digunakan adalah rumus Chi Kuadrat.     k i Ei Ei Oi x 1 2 2 dengan x 2 : Chi kuadrat E i : frekuensi yang diharapkan O i : frekuensi pengamatan Jika x 2 hitung x 2 tabel dengan derajat kebebasan dk = k-3 maka data terdistribusi normal.

3.6.2 Uji Gain

Uji gain digunakan untuk mengetahui besar peningkatan kemampuan berpikir kritis saar sebelum diberikan treatment dan setelah diberikan. Menurut Savinainen Scott 2002, Peningkatan pretest dan posttest dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut: pre pre post S S S g    100 dengan g = besarnya faktor g post S = skor rata-rata posttest pre S = skor rata-rata pretest Kriteria peningkatannya adalah jika 〈 〉 0,3 maka besarnya peningkatannya rendah. Untuk 0,3 ≤ 〈 〉 0,7 maka besarnya peningkatannya sedang dan 〈 〉 ≥ 0,7 maka besarnya peningkatannya tinggi.

3.6.3 Uji-t

Untuk mengetahui signifikansi kemampuan berpikir kritis dan karakter siswa setelah diterapkan model pembelajaran BTL digunakan uji-t dengan persamaan sebagai berikut : t = + 2 Sugiyono, 2010: 122 Keterangan: 1 x : nilai rata-rata pretest 2 x : nilai rata-rata posttest s 1 : simpangan baku pretest s 2 : simpangan baku posttest 2 1 s : variansi data pretest 2 2 s : variansi data posttest Kriteria yang digunakan adalah terdapat perbedaan yang signifikan apabila harga t hitung tidak memenuhi -t tabel t hitung t tabel dengan derajat kebebasan untuk tabel distribusi t adalah n 1 + n 2 - 2 dengan taraf signifikansi  = 5 .

3.6.4 Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Kemampuan berpikir kritis siswa diperoleh dari nilai pretest dan posttest. Untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa digunakan rumus sebagai berikut: 100 x maksimal skor siswa diperoleh yang skor Nilai  Kemampuan berpikir kritis dibedakan menjadi empat kategori, yaitu: 0 x ≤ 25 : kategori sangat kurang kritis 26 x ≤ 50 : kategori kurang kritis 51 x ≤ 75 : kategori kritis 76 x ≤ 100 : kategori sangat kritis

3.6.5 Analisis Karakter

Hasil observasi pengembangan nilai karakter karakter yang dilakukan dianalisis dengan mencari prosentase skor dengan persamaan sebagai berikut: = 00 Sudjana, 2005: 131 dengan = presentase skor n = jumlah skor yang diperoleh N = jumlah skor maksimum Kriteria karakter siswa setelah melakukan model pembelajaran BTL: 81 x ≤ 100 = membudaya 61 x ≤ 80 = mulai berkembang 41 x ≤ 60 = mulai terlihat 20 x ≤ 40 = belum terlihat Kemendiknas, 2010

3.7 Indikator Keberhasilan

Penelitian ini dikatakan berhasil jika terjadi perkembangan kemampuan berpikir kritis dan karakter yang signifikan baik secara klasikal maupun individu. 36

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Hasil Analisis Kemampuan Berpikir Kritis

Analisis data terdiri dari uji normalitas pretest posttest dan uji gain. 4.1.1.1.Uji Normalitas Rumus yang digunakan adalah rumus chi square. Hasil uji normalitas dapat dilihat dalam Tabel 4.1: Tabel 4.1 Uji Normalitas Pretest dan Posttest Data Keterangan  ² hitung  ² tabel pretest 1,26 7.81 Normal posttest 2,70 7.81 Uji normalitas pretest dan posttest menggunakan taraf signifikansi 5. Hasil  ² hitung pada pretest sebesar 1,26 dan pada posttest sebesar 2,70. Jika nilai  ² hitung kurang dari  ² tabel , maka data dapat dinyatakan terdistribusi normal. Data analisis hasil uji normalitas pretest dan posttest selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 29 30.

4.1.1.2. Hasil Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Hasil kemampuan berpikir kritis materi gerak lurus diperoleh melalui tes tertulis yang berupa soal uraian. Indikator kemampuan berpikir kritis yang diukur meliputi mengukur, menginterprestasi data, mengevaluasi, mengasumsi,