Kemampuan Berpikir Kritis LANDASAN TEORI

selain itu guru juga mengadakan cek terhadap ketercapaian tujuan pembelajaran. Penulisan jurnal refleksi dilaksanakan saat pembelajaran berakhir. Penulisannya berupa uraian kejadian mulai dari deskripsi, rasa, pikiran, evaluasi, analisis, kesimpulan, dan rencana ke depan. Tindak lanjut jurnal refleksi dapat dijadikan sebagai awal penelitian tindakan kelas.

2.2. Kemampuan Berpikir Kritis

Berpikir merupakan kemampuan untuk menganalisis, mengkritik, dan mencapai kesimpulan berdasarkan pada referensi atau pertimbangan yang seksama. Kemampuan berpikir adalah kecakapan atau kemampuan menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan, memutuskan, dan sebagainya untuk melakukan sesuatu dengan baik dan cermat Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia, 2003: 707. Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat penting untuk kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya. Berpikir kritis menuntut upaya keras untuk memeriksa setiap keyakinan atau pengetahuan asumtif berdasarkan bukti pendukungnya dan kesimpulan lanjutan yang diakibatkannya. Menurut Ennis, sebagimana dikutip oleh Hassoubah 2002:87, berpikir kritis adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan . Berpikir kritis merupakan suatu kecakapan hidup yang berguna untuk membentuk manusia yang yang handal, Menurut Finn 2011, “ Critical is viewed as more than just a set of skill. Most theories of critical thinking emphasize the importance of thingking disposition, or cognitive style, that refer to one’s attitude toward belief, and especially one’s attidute toward forming and changing beliefs” Kritis dipandang sebagai lebih dari sekedar satu set keterampilan. Kebanyakan teori berpikir kritis menekankan pentingnya disposisi berfikir, atau gaya kognitif, yang mengacu pada sikap seseorang terhadap keyakinan, dan sikap terutama yang menuju untuk membentuk dan mengubah keyakinan. Berpikir kritis dipengaruhi beberapa faktor, seperti latar belakang kepribadian, kebudayaan, dan juga emosi seseorang. Berpikir kritis berarti melihat secara skeptisal terhadap apa yang telah dilakukan dalam kehidupan. Hasil penelitian Lambertus 2009, menunjukkan bahwa jika berpikir kritis dilatih secara terus menerus, maka akan menjadi kebiasaan. Kebiasaan ini akan menjadi sikap dasar dan akhirnya terbentuk disposisi berpikir kritis. Kemampuan berpikir kritis merupakan salah satu modal dasar atau modal intelektual yang sangat penting bagi setiap orang, selain itu kemampuan ini merupakan bagian yang fundamental dalam kematangan manusia. Berpikir kritis merupakan kegiatan menganalisis ide atau gagasan kearah yang lebih spesifik, membedakan secara tajam, memilih, mengidentifikasi, mengkaji, dan mengembangkannya ke arah yang lebih sempurna. Proses mental ini menganalisis ide dan informasi yang diperoleh dari hasil pengamatan, pengalaman, akal sehat atau komunikasi. Orang yang berpikir kritis akan mengevaluasi dan kemudian menyimpulkan suatu hal berdasarkan fakta untuk membuat keputusan. Salah satu ciri orang yang berpikir kritis akan selalu mencari dan memaparkan hubungan antara masalah yang didiskusikan dengan masalah atau pengalaman lain yang relevan Hassoubah, 2002: 11. Berpikir kritis melalui beberapa tahapan untuk sampai kepada sebuah kesimpulan atau penilaian tentang kebenaran. Kategori berpikir kritis menurut Carin dan Sund 1998: 160 adalah : mengasumsi, memprediksi dan hipotesis, menginterpretasi data, mengiferensi atau membuat kesimpulan, mengasumsi, merancang sebuah penyelidikan, mengamati, menginterprestasi data, meminimalkan kesalahan praktikum, mengevaluasi, menganalisis. Berdasarkan pengembangan siswa SMP dan materi gerak lurus, maka kemampuan berpikir kritis yang digunakan meliputi: 1 Mengklasifikasi Kegiatan untuk mengelompokkan objekdata atau membuat tabel yang datanya diambil dari pengamatan. Mengklasifikasi dilakukan dengan mengamati hubungan kesinambungan dari data tersebut, persamaan dan perbedaan. 2 Mengasumsi Asumsi disebut juga perkiraan, pranggapan, atau perandaian. Asumsi adalah perkiraan atau premis yang menyatakan bahwa hal tersebut benar untuk tujuan perkembangan teoritis Chaplin, 2005 : 41. 3 Menghipotesis Kegiatan untuk membuat sebuah dugaan sementara dan diuji coba untuk mengetahui kebenaran dugaan tersebut dengan melakukan suatu pengamatan atau eksperimen. 4 Membuat kesimpulan Membuat kesimpulan diartikan sebagai kegiatan untuk menjelaskan suatau keadaan atau peristiwa yang didasari dari fakta yang ada. Membuat kesimpulan berawal dari mengumpulan data, kemudian melalui kegiatan pengamatan dibuat kesimpulan sementara berdasarkan hipotesis yang sudah ditetapkan. 5 Menginterpretasi data Menginterprestasi data adalah kegiatan menjelaskan dan menafsirkan fakta, data, informasi, atau peristiwa dalam bentuk tabel, diagram, grafik. Menginterprestasi data juga diartikan sebagai kegiatan menerangkan sesuatu dengan grafik atau tabel. Sebagai contoh, membuat tabel pengamatan dan menuliskan data hasil praktikum ke dalam tabel tersebut. Bentuk tabel yang dibuat diharuskan dapat mempermudah seseorang dalam menafsirkan data. 6 Mengukur Mengukur adalah kegiatan membandingkan objek pada satuan perubahan standar tertentu. Dengan mengukur maka dapat diperoleh besar atau nilai suatu besaran yang dibandingkan untuk dimanfaatkan dalam langkah penyelidikan selanjutnya. 7 Mengevaluasi Mengevaluasi merupakan kegiatan untuk mengambil keputusan, menyatakan pendapat, memberi penilaian yang mendasari dari kriteria tertentu baik kualitatif maupun kuantitatif. Kemampuan ini merupakan tingkat intelektual yang lebih tinggi daripada pemahaman dan penerapan, karena memerlukan pemahaman isi dan bentuk materi yang dipelajari.

2.3. Pendidikan Karakter