Kajian Pustaka KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI

Hasil penelitian dari penelitian Sulatri yaitu, jodoushi ~darou dapat digunakan untuk menyatakan dugaan suiryou, konfirmasi kakunin dan untuk menguatkan perasaan, sedangkan jodoushi ~kamoshirenai digunakan untuk menyatakan dugaan, kemungkinan yang rendah dan ketika pembicara tidak yakin atas apa yang dikatakan. Penelitian ini dengan penelitian Sulatri memiliki kesamaan pada metode analisis data yaitu menggunakan metode agih dan kesamaan dalam meneliti tentang penggunaan jodoushi, sedangkan pada objek penelitian dan teori yang digunakan berbeda. Kelebihan penelitian ini yaitu jodoushi dantei yang digunakan lebih bervariasi sehingga pemaparan mengenai penggunaan seperti subtitusi antar-jodoushi dantei lebih beragam. Manfaat penelitian Sulatri bagi penelitian ini yaitu memberikan pemahaman dalam menerapkan metode analisis data yang menggunakan metode agih. Diahantari 2011 dalam penelitiannya yang berjudul “Penggunaan Verba Bantu ~te shimau pada Novel Kokor o Karya Natsume Souseki”, pada tahap pengumpulan data menggunakan metode simak dan teknik lanjutan yaitu teknik sadap dan teknik catat. Selanjutnya pada tahap analisis data menggunakan metode agih dengan teknik dasar yaitu teknik bagi unsur langsung dan teknik lanjutan yaitu teknik sisip kemudian menggunakan metode deskriptif. Pada tahap penyajian hasil analisis data menggunakan metode formal dan informal. Teori yang digunakan adalah Takayuki 1998, Iori Isao dkk 2000, Ichikawa 2005, Tanaka 2007 dan Tomomatsu 2010 dan teori yang mengacu pada pendapat yang dikemukakan oleh Makino dan Tsutsui 1989. Hasil penelitian yang dilakukan Diahantari adalah verba bantu ~te shimau dapat digunakan untuk menekankan penyelesaian suatu tindakan, penyesalan seseorang tentang apa yang dilakukan atau penyesalan tentang tindakan seseorang atau sesuatu yang telah terjadi, menyampaikan kejadian diluar dugaan atau yang tidak diduga oleh pembicara, menjelaskan atau memberi alasan, menyatakan peristiwa atau hal di masa depan, menyatakan kesulitan atau kesusahan pembicara dan menyatakan kegagalan pembicara. ~Te shimau juga memiliki makna penyelesaian dan penyesalan sesuai konteks kalimatnya. Penelitian Diahantari dengan penelitian ini sama-sama menggunakan teori yang mengacu pada pendapat Makino dan Tsutsui, sedangkan objek penelitian dan teori yang digunakan dalam menganalisis fungsi berbeda. Kelebihan dari penelitian ini yaitu memaparkan subtitusi atau saling menggantikan antar-jodoushi dantei. Manfaat penelitian Diahantari bagi penelitian ini yaitu memberikan pemahaman dalam menerapkan teori yang mengacu pada pendapat Makino dan Tsutsui.

2.2 Konsep

Dalam penelitian ini digunakan beberapa konsep yang nantinya memudahkan dalam penyampaian hasil penelitian. Konsep-konsep tersebut meliputi hinshi bunrui ‘kelas kata’, jodoushi, jenis jodoushi, jodoushi dantei, dan konstruksi jodoushi dantei. 2.2.1 Hinshi bunrui Hinshi bunrui ‘kelas kata’ dalam bahasa Jepang di antaranya termasuk jiritsugo ‘kata yang berdiri sendiri’ sedangkan sisanya yakni fuzokugo ‘kata bantu’. Kelas kata yang termasuk jiritsugo yaitu meishi ‘nomina’, doushi ‘verba’, keiyoushii-keiyoushi ‘adjektiva-i’, keiyoudoushina keiyoushi ‘adjektiva-na’, fukushi ‘adverbia’, rentaishi ‘prenomina’, setsuzokushi ‘konjungsi’, dan kandoushi ‘interjeksi’, sedangkan yang termasuk ke dalam fuzokugo yaitu joshi ‘partikel’ dan jodoushi ‘verba bantu’ Sudjianto dan Dahidi, 2004:148-149.

2.2.2 Jodoushi

Jodoushi diterjemahkan menjadi verba bantu dengan kanji yang membentuk jodoushi yaitu jo pada jodoushi dapat dibaca tasukeru yang memilki arti bantu, membantu atau menolong. Sedangkan doushi pada jodoushi memiliki arti verba atau kata kerja Sudjianto, 2007:118-119. Menurut Yasuo dalam Sudjianto 1985:193 jodoushi adalah salah satu kelas kata yang bersama-sama dengan partikel termasuk pada kelompok fuzokugo. Penggunaan jodoushi dapat mengalami perubahan dan dipakai setelah nomina, verba, adjektiva-i, adjektiva-na, dan sebagainya.

2.2.2.1 Jenis jodoushi

Jodoushi menurut Sakata dan Kuromachi 1993:113-133 digolongkan menjadi tujuh belas jenis yaitu: 1. Ukemi wo arawasu ii kata yang terbagi menjadi dua yaitu reru dan rareru. 2. Sieki wo arawasu ii kata yang terbagi menjadi seru dan saseru. 3. Kibouyokkyuu wo arawasu ii kata yang terbagi menjadi tiga yaitu taitagaru, hoshiihoshigaru, dan ~te moraitai~te hoshii. 4. Kanou wo arawasu ii kata terbagi menjadi tiga yaitu rerurareru kanou doushi, koto ga dekiru, dan urueru. 5. Youtai wo arawasu ii kata yaitu souda. 6. Hikyou wo arawasu ii kata yang terbagi menjadi tiga yaitu youda, mitaida, dan gotokigotoku 7. Handan no hitsuzen teki na kiketsu wo arawasu ii kata yang terbagi menjadi empat yaitu nakerebanaranainakerebaikenai, zaru wo enai, wake ni wa ikanai, dan beki da. 8. Dantei wo arawasu ii kata yang terbagi menjadi delapan di antaranya yaitu da, no da, wake da, mono da, ~ni chigainai, hazu da, ~ni hokanaranai, dan ~ni suginai. 9. Kakokanryou oyobi wo jitsugen kakutei no jitai wo arawasu ii kata yaitu ta. 10. Futei wo arawasu ii kata yang terbagi menjadi dua yaitu nai dan nu nzu. 11. Ishi wo arawasu ii kata yang terbagi menjadi tiga yaitu uyou, mai, dan tsumori da. 12. Denbun wo arawasu ii kata yang terbagi menjadi tiga yaitu souda, to iu koto dato no koto da, dan ndatte. 13. SuiryousuiteiSuisoku nado wo arawasu ii kata yang terbagi menjadi tujuh yaitu darou, uyou, mai, kamoshirenai, rashii, youda, dan mitaida. 14. Kanyuu wo arawasu ii kata yang terbagi menjadi dua yaitu uyou dan ~nai ka~masenka.