Berat Segar per Tanaman g

commit to user 27 sehari. Frekuensi penggenangan 2 hari sekali memberikan luas daun yang lebih besar dari perlakuan penggenangan 1 kali sehari dan 2 kali sehari. Pada ketinggian genangan 90, frekuensi penggenangan 2 kali sehari menunjukkan rerata luas daun yang berbeda nyata dibandingkan frekuensi penggenangan 2 hari sekali dan 1 kali sehari. Luas daun pada frekuensi penggenangan 2 kali sehari cenderung memberikan luas daun yang lebih rendah bila dibandingkan dengan penggenangan 2 hari sekali dan 1 kali sehari. Pada penggenangan 2 kali sehari, menyebabkan media tanam menjadi jenuh air. Media tanam yang jenuh akan terganggu aerasinya dan menghambat proses penyerapan hara pada tanaman. Proses penyerapan hara yang terhambat, akan berpengaruh terhadap rendahnya hasil fotosintat tanaman tersebut. Menurut Anwaruddin et al. 1996 fungsi daun itu sendiri sebagai penghasil fotosintat sebagai sumber energi dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Urnemi 2001 menambahkan bahwa akumulasi fotosintat yang tinggi mengakibatkan pembesaran dan diferensiasi sel yang dinyatakan dalam perubahan ukuran luas daun, pertumbuhan tinggi dan pembesaran diameter batang.

5. Berat Segar per Tanaman g

Berat segar dapat digunakan untuk menggambarkan biomassa tanaman apabila hubungan berat segar dengan berat kering bersifat linier. Tetapi karena kandungan air dari suatu jaringan atau keseluruhan tubuh tanaman berubah dengan umur dan dipengaruhi oleh lingkungan yang jarang konstan, suatu hubungan yang linier di antara kedua bagian ini untuk seluruh masa pertumbuhan tanaman dapat tidak linier Sitompul dan Guritno, 1995. commit to user 28 Tabel 5. Rerata Berat Segar per Tanaman g Baby Kailan Umur 4 MST Hasil Budidaya Hidroponik ebb and flow dengan Berbagai Frekuensi dan Tinggi Penggenangan Larutan Nutrisi Tinggi Genangan Frekuensi Penggenangan per 2 hari 1 2 4 Rerata Berat Segar per Tanaman g 50 9,6 a 13,6 a 9,8 a 12,1 a 10,7 a 10,9 a 8,1 a 8,1 b 6,8 b 70 90 Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama dalam satu baris dan kolom dinyatakan tidak berbeda nyata berdasarkan perbandingan uji T pada taraf α 5 1 = Frekuensi penggenangan 2 hari sekali 2 = Frekuensi penggenangan 1 kali sehari 4 = Frekuensi penggenangan 2 kali sehari Pada ketinggian genangan 50, hasil rerata berat segar per tanaman terbesar pada frekuensi penggenangan 1 kali sehari yaitu 12,1 g. Pada ketinggian genangan 70, hasil rerata berat segar per tanaman terbesar pada frekuensi penggenangan 2 hari sekali yaitu 13,6 g. Pada ketinggian genangan 90 hasil rerata berat segar per tanaman terbesar pada frekuensi penggenangan 1 kali sehari yaitu 10,9 g. Pada frekuensi penggenangan 2 hari sekali hasil rerata berat segar pertanaman terbesar berada pada ketinggian genangan 70 yaitu sebesar 13,6 g. Pada frekuensi penggenangan 1 kali sehari hasil rerata berat segar per tanaman terbesar pada ketinggian genangan 50 yaitu sebesar 12,1 g. Pada frekuensi penggenangan 2 kali sehari hasil rerata berat segar per tanaman terbesar pada ketinggian 50 dan 70 yaitu sebesar 8,1 g lihat Tabel 5. Pada tinggi genangan 70, frekuensi penggenangan 2 kali sehari 8,1 g menunjukkan hasil rerata berat segar per tanaman yang berbeda nyata bila dibandingkan dengan frekuensi penggenangan 1 kali sehari 10,7 g dan frekuensi penggenangan 2 hari sekali 13,6 g. Pada ketinggian genangan 90, frekuensi penggenangan 2 kali sehari 6,8 g menunjukkan hasil rerata berat segar per tanaman yang berbeda nyata bila dibandingkan dengan frekuensi penggenangan 1 kali sehari 10,9 g dan frekuensi penggenangan 2 hari sekali 9,8 g. commit to user 29 Data di atas menunjukkan bahwa pada tinggi genangan 70 dan 90, frekuensi penggenangan 2 kali sehari menunjukkan hasil yang berbeda nyata bila dibandingkan dengan penggenangan 1 hari sekali dan 2 hari sekali. Dimana terlihat bahwa berat segar tanaman pada perlakuan penggenangan 2 kali sehari lebih rendah bila dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Menurut Dwijoseputro 1986 berat segar suatu tanaman dipengaruhi oleh pertumbuhan tanaman seperti jumlah daun dan luas daun. Besarnya berat segar suatu tanaman dipengaruhi oleh jumlah daun, luas daun, dan diameter batang, dimana dalam ketiga variabel tersebut pada frekuensi penggenangan 2 kali sehari menunjukkan hasil yang lebih kecil bila dibandingkan dengan frekuensi penggenangan 1 kali sehari dan 2 hari sekali.

6. Berat Kering per Tanaman g

Dokumen yang terkait

Respon Pertumbuhan Dan Produksi Kailan (Brassica oleraceae L.) Pada Pemberian Pupuk Anorganik Dan Berbagai Dosis Pupuk Organik Cair Paitan (Tithonia diversifolia (Hemsl.) Gray)

3 105 96

PENGARUH AERASI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN BABY KAILAN (Brassica oleraceae var. Achepala) PADA TEKNOLOGI HIDROPONIK SISTEM TERAPUNG DI DALAM DAN DI LUAR GREENHOUSE

7 42 52

PENGARUH AERASI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN BABY KAILAN (Brassica oleraceae var. Achepala) PADA TEKNOLOGI HIDROPONIK SISTEM TERAPUNG DI DALAM DAN DI LUAR GREENHOUSE

6 68 52

RANCANG BANGUN SISTEM HIDROPONIK PASANG SURUT UNTUK TANAMAN BABY KAILAN (Brassica oleraceae) DENGAN MEDIA TANAM COCOPEAT

2 29 45

Pemanfaatan Limbah Air Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) Sebagai Sumber Hara Untuk Budidaya Kailan (Brassica Oleraceae Var. Alboglabra) Organik Secara Hidroponik

1 13 34

KAJIAN KOMPOSISI BAHAN DASAR DAN KEPEKATAN LARUTAN NUTRISI ORGANIK UNTUK BUDIDAYA BABY KAILAN (Brassica oleraceae var. alboglabra) DENGAN SISTEM HIDROPONIK SUBSTRAT

13 44 50

KAJIAN KOMPOSISI BAHAN ORGANIK DAN PENGGUNAAN BIOAKTIFATOR EM 4 PADA PEMBUATAN LARUTAN NUTRISI ORGANIK UNTUK BUDIDAYA BABY KAILAN DENGAN SISTEM HIDROPONIK SUBSTRAT

1 12 47

PEMANFAATAN LIMBAH BAGLOG JAMUR TIRAM DENGAN PENAMBAHAN ARANG SEKAM PADA HIDROPONIK SUBSTRAT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BABY KAILAN (Brassica oleraceae var. alboglabra).

0 1 19

PENGARUH NAUNGAN DAN PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KAILAN (Brassica oleraceae L. var Alboglabra) DALAM TEKNOLOGI HIDROPONIK SISTEM TERAPUNG (THST)

0 0 13

RANCANG BANGUN SISTEM HIDROPONIK PASANG SURUT UNTUK TANAMAN BABY KAILAN (Brassica oleraceae) DENGAN MEDIA TANAM SERBUK SERABUT KELAPA DESIGN OF EBB AND FLOW HYDROPONICS SYSTEM FOR BABY KAILAN (Brassica oleracea) WITH COCOPEAT AS GROWING MEDIA

0 0 12