Pemberian Nutrisi dalam Sistem Hidroponik

commit to user 7 Jenis media tanam seperti akar pakis, serbuk gergaji, arang sekam, sabut kelapa maupun gambut memiliki beberapa kelebihan bila dibandingkan dengan media seperti pasir malang, batu bata. Jenis media tanam tersebut memiliki kemampuan menyimpan air dan nutrisi yang tinggi, aerasi optimal, kemampuan menyangga pH tinggi, lebih ringan dan sangat cocok untuk perkembangan perakaran dibandingkan dengan media pasir malang dan batu bata yang terlalu cepat mengatuskan air, sehingga nutrisi yang diberikan sering terlindi dan media tersebut tidak bagus untuk perkembangan sistem perakaran Anonim, 2010b.

C. Pemberian Nutrisi dalam Sistem Hidroponik

Pada budidaya tanaman menggunakan sistem hidroponik, pemberian nutrisi menjadi kunci penting dari keberhasilan. Keterlambatan pemberian nutrisi atau perbandingan unsur yang tidak tepat akan berakibat fatal terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman, bahkan dapat menyebabkan kematian. Agar tanaman tumbuh secara optimal, komposisi unsur hara harus sesuai yang dibutuhkan oleh tanaman, karena masing-masing tanaman membutuhkan formulasi pupuk yang berbeda-beda Anonim, 2008a. Larutan nutrisi sebagai sumber pasokan air dan mineral nutrisi merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan kualitas hasil tanaman hidroponik, sehingga harus tepat dalam segi jumlah, komposisi ion nutrisi dan suhu Anonim, 2010d. Dua faktor penting dalam formula larutan nutrisi, terutama jika larutan yang digunakan akan disirkulasi closed sistem adalah komposisi dan konsentrasi larutan Bugbee, 2003. Kedua faktor ini sangat menentukan produksi tanaman. Setiap jenis tanaman, bahkan antar varietas, membutuhkan keseimbangan jumlah dan komposisi larutan nutrisi yang berbeda. Pupuk hidroponik mengandung semua unsur makro dan unsur mikro yang dibutuhkan tanaman NO 3 - , H 2 PO 4 + ,SO 4 - , NH 4 + ,K = ,Ca ++ , Mg + , Fe, Mn, Zn, B, Cu, dan Mo. Pupuk ini terdiri dari pupuk A dan pupuk B. Dalam pupuk A terkandung NO 3 - , NH 4 + , Ca ++ , dan Fe. Dalam pupuk B terkandung commit to user 8 H 2 PO 4 + ,SO 4 - , K = , Mn, Zn, B, Cu, dan Mo. Kedua jenis pupuk ini tidak boleh dicampur dalam keadaan pekat. Di dalam pupuk A terdapat unsur Ca sedangkan dalam pupuk B terdapat anion sulfat dan fosfat. Bila Ca tercampur dengan sulfat, maka akan terbentuk CaSO 4 atau gips yang merupakan endapan karena daya larutnya rendah sekali sehingga tidak dapat diserap oleh akar tanaman. Begitu pula jika Ca tercampur dengan fosfat maka akan terbentuk Ca 3 PO 4 2 atau kalsium fosfat yang juga merupakan endapan Suhardiyanto, 2002. Larutan nutrisi yang akan digunakan dalam sistem hidroponik harus mempunyai kepekatan dan nilai kemasaman larutan yang sesuai dengan jenis dan umur tanaman sebelum didistribusikan ke tanaman Anonim, 2008a. Tingginya konsentrasi larutan akan menyebabkan akumulasi ion, sehingga arus listrik yang dihantarkan semakin tinggi. Larutan nutrisi dapat dipertahankan dan dikontrol sesuai dengan kebutuhan tanaman dengan tujuan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Hal ini mendasari adanya sistem kontrol secara sederhana maupun otomatis pada larutan nutrisi. Suhu yang terlalu rendah dan terlalu tinggi pada larutan nutrisi dapat menyebabkan berkurangnya penyerapan air dan ion nutrisi, untuk tanaman sayuran, suhu optimal antara 5-15 o C Anonim, 2010d. Dalam sistem hidroponik ebb and flow, tempat penggenangan akan dialiri nutrisi berturut – turut dengan larutan nutrisi yang sama. Setelah rangkaian tempat penggenangan ternutrisi atau paling tidak satu kali dalam seminggu, larutan nutrisi harus dikontrol pH dan kepekatan. Umumnya larutan nutrisi tidak berubah. Setelah masuk ke dalam pot melalui kapilaritas, sebagian kecil dari larutan nutrisi kembali ke tempat penggenangan. Perubahan tersebut biasanya tidak terjadi, kehilangan pada volume larutan nutrisi saat kembali ke tempat nutrisi umumnya terjadi karena penambahan larutan nutrisi yang baru sesuai dengan proporsi sistem. Beberapa evaporasi dari air dapat terjadi dari larutan nutrisi ketika berada di tempat penggenangan. Hal ini akan menaikkan kepekatan larutan nutrisi. Ketika hal ini terjadi, air dapat ditambahkan untuk menurunkan kepekatan larutan Nelson, 1998. commit to user 9

D. Hipotesa

Dokumen yang terkait

Respon Pertumbuhan Dan Produksi Kailan (Brassica oleraceae L.) Pada Pemberian Pupuk Anorganik Dan Berbagai Dosis Pupuk Organik Cair Paitan (Tithonia diversifolia (Hemsl.) Gray)

3 105 96

PENGARUH AERASI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN BABY KAILAN (Brassica oleraceae var. Achepala) PADA TEKNOLOGI HIDROPONIK SISTEM TERAPUNG DI DALAM DAN DI LUAR GREENHOUSE

7 42 52

PENGARUH AERASI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN BABY KAILAN (Brassica oleraceae var. Achepala) PADA TEKNOLOGI HIDROPONIK SISTEM TERAPUNG DI DALAM DAN DI LUAR GREENHOUSE

6 68 52

RANCANG BANGUN SISTEM HIDROPONIK PASANG SURUT UNTUK TANAMAN BABY KAILAN (Brassica oleraceae) DENGAN MEDIA TANAM COCOPEAT

2 29 45

Pemanfaatan Limbah Air Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) Sebagai Sumber Hara Untuk Budidaya Kailan (Brassica Oleraceae Var. Alboglabra) Organik Secara Hidroponik

1 13 34

KAJIAN KOMPOSISI BAHAN DASAR DAN KEPEKATAN LARUTAN NUTRISI ORGANIK UNTUK BUDIDAYA BABY KAILAN (Brassica oleraceae var. alboglabra) DENGAN SISTEM HIDROPONIK SUBSTRAT

13 44 50

KAJIAN KOMPOSISI BAHAN ORGANIK DAN PENGGUNAAN BIOAKTIFATOR EM 4 PADA PEMBUATAN LARUTAN NUTRISI ORGANIK UNTUK BUDIDAYA BABY KAILAN DENGAN SISTEM HIDROPONIK SUBSTRAT

1 12 47

PEMANFAATAN LIMBAH BAGLOG JAMUR TIRAM DENGAN PENAMBAHAN ARANG SEKAM PADA HIDROPONIK SUBSTRAT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BABY KAILAN (Brassica oleraceae var. alboglabra).

0 1 19

PENGARUH NAUNGAN DAN PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KAILAN (Brassica oleraceae L. var Alboglabra) DALAM TEKNOLOGI HIDROPONIK SISTEM TERAPUNG (THST)

0 0 13

RANCANG BANGUN SISTEM HIDROPONIK PASANG SURUT UNTUK TANAMAN BABY KAILAN (Brassica oleraceae) DENGAN MEDIA TANAM SERBUK SERABUT KELAPA DESIGN OF EBB AND FLOW HYDROPONICS SYSTEM FOR BABY KAILAN (Brassica oleracea) WITH COCOPEAT AS GROWING MEDIA

0 0 12