Diameter Batang cm Analisis Data

commit to user 23 penggenangan 2 kali sehari dengan ketinggian genangan 90 dapat meningkatkan jumlah daun tanaman baby kailan. Menurut Livingston and Shreve 1921 cit. Sitompul dan Guritno 1995 tanaman akan melakukan adaptasi terhadap perubahan lingkungan diluar dari tingkat optimum dan dapat menyelesaikan hidupnya secara lengkap asalkan keadaan lingkungan tidak melebihi batas fisiologis proses kehidupan, akan tetapi program genetik tidak dapat diekspresikan secara penuh apabila keadaan lingkungan berada diluar keadaan optimum, tanaman akan memberikan reaksi terhadap perubahan lingkungan tersebut dengan tingkat tanggapan yang tergantung pada jenis tanaman dan tingkat perubahan lingkungan tersebut.

3. Diameter Batang cm

Diameter adalah sebuah dimensi dasar dari sebuah lingkaran. Diameter batang didefinisikan sebagai panjang garis antara dua buah titik pada lingkaran di sekeliling batang yang melalui titik pusat sumbu batang. Diameter batang adalah dimensi tumbuhan yang paling mudah diperoleh diukur terutama pada tanaman bagian bawah. Tetapi oleh karena bentuk batang yang pada umumnya semakin mengecil ke ujung atas taper, maka dari sebuah pohon akan dapat diperoleh tak hingga Vansaka, 2010. Tabel 3. Rerata Diameter Batang cm Baby Kailan Umur 4 MST Hasil Budidaya Hidroponik ebb and flow dengan Berbagai Frekuensi dan Tinggi Penggenangan Larutan Nutrisi Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama dalam satu baris dan kolom dinyatakan tidak berbeda nyata berdasarkan perbandingan uji T pada taraf α 5 Tinggi Genangan Frekuensi Penggenangan per 2 hari 1 2 4 Rerata Diameter Batang cm 50 0,64 a 0,70 a 0,65 a 0,63 ab 0,63 a 0,58 a 0,52 b 0,49 b 0,44 b 70 90 1 = Frekuensi penggenangan 2 hari sekali 2 = Frekuensi penggenangan 1 kali sehari 4 = Frekuensi penggenangan 2 kali sehari Pada ketinggian genangan 50, hasil rerata diameter batang terbesar pada frekuensi penggenangan 2 hari sekali yaitu 0,64 cm. Pada ketinggian commit to user 24 genangan 70, hasil rerata diameter batang terbesar pada frekuensi penggenangan 2 hari sekali yaitu 0,70 cm. Sedangkan pada ketinggian genangan 90, hasil rerata diameter batang terbesar terdapat pada frekuensi penggenangan 2 hari sekali yaitu 0,65 cm. Pada frekuensi penggenangan 2 hari sekali rerata diameter terbesar pada tinggi genangan 70 yaitu sebesar 0,70 cm. Pada frekuensi penggenangan 1 hari sekali rerata diameter terbesar pada ketinggian genangan 50 dan 70 sebesar 0,63 cm. Pada frekuensi penggenangan 2 kali sehari rerata diameter terbesar terletak pada ketinggian genangan 50 sebesar 0,52 cm lihat Tabel 3. Pada ketinggian genangan 50, frekuensi penggenangan 2 hari sekali 0,64 cm menunjukkan hasil rerata diameter batang yang berbeda nyata bila dibandingkan dengan frekuensi penggenangan 2 kali sehari 0,52 cm. Pada ketinggian genangan 70, frekuensi penggenangan 2 kali sekali 0,49 cm menunjukkan hasil rerata diameter batang yang berbeda nyata bila dibandingkan dengan frekuensi penggenangan 1 kali sehari 0,63 cm dan 2 hari sekali 0,70 cm. Pada ketinggian genangan 90, frekuensi penggenangan 2 kali sekali 0,44 cm menunjukkan hasil rerata diameter batang yang berbeda nyata bila dibandingkan dengan frekuensi penggenangan 1 kali sehari 0,58 cm dan 2 hari sekali 0,65 cm. Data di atas menunjukkan bahwa pada frekuensi penggenangan 2 hari sekali dan 1 kali sehari memberikan hasil diameter batang yang lebih besar apabila dibandingkan dengan tanaman yang diberikan frekuensi penggenangan 2 kali sehari pada berbagai ketinggian genangan. Hal ini diduga disebabkan oleh sifat media tanam. Ketika frekuensi penggenangan 1 kali sehari dan 2 hari sekali, akar tanaman pakis sudah dalam keadaan jenuh menyimpan larutan nutrisi yang diberikan, sehingga pada saat tanaman ditingkatkan frekuensi penggenangannya menjadi 2 kali sehari, media tanam menjadi lembab. Penambahan penggenangan menyebabkan pori pori media penuh terisi air sehingga aerasi terganggu akhirnya menghambat proses penyerapan hara. Unsur hara yang diserap oleh tanaman menjadi sedikit dan hal ini akan berpengaruh terhadap hasil fotosintat tanaman tersebut. commit to user 25 Peningkatan volume pemberian air juga akan meningkatkan kelembaban udara dan menurunkan suhu udara. Semakin banyak air yang diberikan, semakin banyak air yang menguap di udara, sehingga kelembaban udara bertambah. Kelembaban yang tinggi di udara juga menghambat pertumbuhan tanaman. Menurut Baver 1951 cit. Hanafiah 2005 media dengan aerasi buruk akan mengakibatkan penghambatan pertumbuhan tanaman akibat tertekannya pertumbuhan dan perkembangan akar, respirasi akar, absorbsi akar dan unsur hara. Menurut Karsono et al. 2007 kelembaban udara yang tinggi menyebabkan evapotranspirasi yang berlangsung cukup kecil, sehingga hanya sedikit unsur hara yang terserap ke atas. Unsur yang terserap ke atas hanya yang ringan, unsur yang berat hanya sedikit yang terangkat, sehingga pembentukan sel tidak sempurna, pertumbuhan tanaman menjadi terhambat.

4. Luas daun cm

Dokumen yang terkait

Respon Pertumbuhan Dan Produksi Kailan (Brassica oleraceae L.) Pada Pemberian Pupuk Anorganik Dan Berbagai Dosis Pupuk Organik Cair Paitan (Tithonia diversifolia (Hemsl.) Gray)

3 105 96

PENGARUH AERASI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN BABY KAILAN (Brassica oleraceae var. Achepala) PADA TEKNOLOGI HIDROPONIK SISTEM TERAPUNG DI DALAM DAN DI LUAR GREENHOUSE

7 42 52

PENGARUH AERASI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN BABY KAILAN (Brassica oleraceae var. Achepala) PADA TEKNOLOGI HIDROPONIK SISTEM TERAPUNG DI DALAM DAN DI LUAR GREENHOUSE

6 68 52

RANCANG BANGUN SISTEM HIDROPONIK PASANG SURUT UNTUK TANAMAN BABY KAILAN (Brassica oleraceae) DENGAN MEDIA TANAM COCOPEAT

2 29 45

Pemanfaatan Limbah Air Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) Sebagai Sumber Hara Untuk Budidaya Kailan (Brassica Oleraceae Var. Alboglabra) Organik Secara Hidroponik

1 13 34

KAJIAN KOMPOSISI BAHAN DASAR DAN KEPEKATAN LARUTAN NUTRISI ORGANIK UNTUK BUDIDAYA BABY KAILAN (Brassica oleraceae var. alboglabra) DENGAN SISTEM HIDROPONIK SUBSTRAT

13 44 50

KAJIAN KOMPOSISI BAHAN ORGANIK DAN PENGGUNAAN BIOAKTIFATOR EM 4 PADA PEMBUATAN LARUTAN NUTRISI ORGANIK UNTUK BUDIDAYA BABY KAILAN DENGAN SISTEM HIDROPONIK SUBSTRAT

1 12 47

PEMANFAATAN LIMBAH BAGLOG JAMUR TIRAM DENGAN PENAMBAHAN ARANG SEKAM PADA HIDROPONIK SUBSTRAT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BABY KAILAN (Brassica oleraceae var. alboglabra).

0 1 19

PENGARUH NAUNGAN DAN PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KAILAN (Brassica oleraceae L. var Alboglabra) DALAM TEKNOLOGI HIDROPONIK SISTEM TERAPUNG (THST)

0 0 13

RANCANG BANGUN SISTEM HIDROPONIK PASANG SURUT UNTUK TANAMAN BABY KAILAN (Brassica oleraceae) DENGAN MEDIA TANAM SERBUK SERABUT KELAPA DESIGN OF EBB AND FLOW HYDROPONICS SYSTEM FOR BABY KAILAN (Brassica oleracea) WITH COCOPEAT AS GROWING MEDIA

0 0 12