Mata Diklat Produktif Sekolah Menengah Kejuruan

commit to user 37 Evaluasi pembelajaran adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk mengumpulkan informasi sekaligus untuk menentukan mutu sistem pembelajaran berdasarkan seluruh komponen di dalamnya. Evaluasi pembelajaran diwujudkan untuk mengetahui apakah interaksi belajar mengajar yang terjadi dalam kegiatan belajar mengajar berhasil atau tidak. Hasilnya dapat dipakai sebagai umpan balik bagi guru yang mengajar dan bagi siswa yang belajar serta program pengajaran secara keseluruhan. Evaluasi pembelajaran juga dapat diartikan sebagai penentuan kesesuaian antara tampilan siswa dengan tujuan pembelajaran. Dalam hal ini yang dievaluasi adalah karakteristik siswa dengan menggunakan suatu tolak ukur tertentu. Karakteristik-karakteristik tersebut dalam ruang lingkup kegiatan belajar- mengajar adalah tampilan siswa dalam bidang kognitif pengetahuan dan intelektual, afektif sikap, minat, dan motivasi, dan psikomotor keterampilan, gerak, dan tindakan. Tampilan tersebut dapat dievaluasi secara lisan, tertulis, maupun perbuatan. Dengan demikian mengevaluasi di sini adalah menentukan apakah tampilan siswa telah sesuai dengan tujuan instruksional yang telah dirumuskan atau belum. Dalam konteks pelaksanaan pendidikan, evaluasi memiliki beberapa tujuan, antara lain sebagai berikut: Untuk mengetahui kemajuan belajar siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dalam jangka waktu tertentu, Untuk mengetahui efektivitas metode pembelajaran yang digunakan, Untuk mengetahui kedudukan siswa dalam kelompoknya, Untuk memperoleh masukan atau umpan balik bagi guru dan siswa dalam rangka perbaikan.

3. Jahit Tindas Quilting

a. Mata Diklat Produktif Sekolah Menengah Kejuruan

Menurut Oemar Hamalik 2003: 16 “Mata ajaran subject matter dipandang sebagai pengalaman orang tua atau orang-orang pandai masa lampau, yang telah disusun secara sistematis dan logis”. Misalnya berkat pengalaman dan penemuan-penemuan masa lampau, maka diadakan pemilihan dan selanjutnya disusun secara sistematis, artinya menurut urutan tertentu; dan logis, artinya dapat commit to user 38 diterima oleh akal dan pikiran. Mata ajaran tersebut mengisi materi pelajaran yang disampaikan kepada siswa, sehingga memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan yang berguna baginya. Semakin banyak pengalaman dan penemuan-penemuan, maka semakin banyak pula mata ajaran yang harus disusun dalam kurikulum dan harus dipelajari oleh siswa di sekolah. Setiap mata ajaran mempunyai tujuan sendiri dan berbeda dengan tujuan yang hendak dicapai oleh mata ajaran lainnya. Tujuan mata ajaran merupakan penjabaran dari tujuan kurikulum dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional, yaitu untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Mata pelajaran juga disebut mata diklat merupakan singkatan dari mata pendidikan dan pelatihan. Mata pelajaran atau mata diklat merupakan materi bahan ajar berdasarkan landasan keilmuan yang akan diberikan kepada peserta didik sebagai beban belajar melalui metode dan pendekatan tertentu. Mata diklat dibagi menjadi tiga yaitu mata diklat normatif, adaptif dan produktif. Program normatif yaitu mata diklat yang memuat kompetensi tentang norma, sikap, dan perilaku yang harus diajarkan dan dilatihkan pada peserta didik. Program adaptif yaitu mata diklat yang berfungsi membentuk kemampuan untuk berkembang dan beradaptasi sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni serta dasar-dasar kejuruan yang berkaitan dengan program keahlian yang dipelajarinya. Program produktif yaitu mata diklat yang berfungsi membekali peserta didik agar memiliki kompetensi standar atau kemampuan produktif pada suatu pekerjaankeahlian tertentu yang relevan dengan tuntutan dan permintaan pasar kerja. Proses pendidikan dan pelatihan setiap mata diklat khususnya mata diklat produktif harus dipersiapkan agar mengacu pada tujuan pendidikan secara umum, tujuan pendidikan sekolah menengah kejuruan dan tujuan diklat produktif. Sekolah Menengah kejuruan SMK mengandalkan model pendidikan dan pelatihan berbasis produksi Production Based Trainning, sehingga hasil akhir dari pembelajaran mata diklat khususnya mata diklat produktif harus memberikan commit to user 39 kontribusi untuk model pendidikan pelatihan berbasis produksi agar meningkatkan kreatifitas, inovasi dan profesionalisme sekolah menengah kejuruan. Pendekatan metode dan media mengajar harus dikemas sedemikian agar apresiasi tujuan pendidikan dan pelatihan dapat tercapai. Tujuan Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan diklat di sekolah terutama bertujuan untuk membekali peserta diklat mengembangkan kepribadian, potensi akademik, dan dasar-dasar keahlian yang kuat dan benar melalui pembelajaran program normatif, adaptif, dan produktif. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan diklat di SMK adalah suatu proses pembelajaran dan pembimbingan di sekolah serta proses pelatihan kerja di dunia kerja yang sesungguhnya. Pendidikan dan pelatihan di dunia kerja terutama bertujuan untuk memberikan pengalaman kerja yang sesungguhnya agar peserta menguasai kompetensi keahlian produktif terstandar, pendalaman sikap, nilai dan budaya industri yang berorientasi kepada standar mutu, nilai-nilai ekonomi, dan jiwa kewirausahaan serta membentuk etos kerja yang kritis, produktif, dan kompetitif. Beda pembelajaran program normatif, adaptif dan produktif yaitu Pembelajaran program normatif dan adaptif dapat dirancang berdasarkan satuan tingkat tahun, sedangkan perancangan pembelajaran program produktif sangat menitikberatkan bentuk paket-paket pembelajaran tuntas untuk setiap kompetensi yang harus dikuasai. Khusus untuk program produktif, pembelajaran peserta lebih ditekankan pada penguasaan dasar- dasar keahlian yang luas, kuat, mendasar, serta penguasaan alat dan teknik bekerja yang tepat. Tujuan pembelajaran mata diklat produktif adalah memberikan pemahaman, pengetahuan dan pengalaman belajar kompetensi yang berhubungan dengan dinamika lingkungan. Kompetensi competency adalah gambaran penampilan suatu kemampuan tertentu secara bulatutuh yang merupakan perpaduan antara pengetahuan dan kemampuan yang dapat diamati dan diukur. Menurut Udin Saefudin Sa’ud 2008: 90 “Kompetensi merupakan kemampuan mengerjakan sesuatu yang berbeda dengan sekedar mengetahui sesuatu”. Kompetensi dapat berupa pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang merefleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Kebiasaan berfikir dan bertindak secara konsisten dan terus commit to user 40 menerus setiap saat akan memungkinkan bagi seseorang untuk berkompeten, artinya memiliki pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar untuk melakukan sesuatu. Menurut Joko Susilo 2006: 140 “Kemampuan dasarkompetensi dasar adalah kemampuan minimal dalam mata pelajaran yang harus dimiliki oleh lulusan, kemampuan minimum yang harus dapat dilakukan atau ditampilkan oleh siswa untuk standar kompetensi tertentu dari suatu mata pelajaran”. Gordon dalam Joko Susilo 2006: 99 menjelaskan beberapa aspek atau ranah yang terkandung dalam konsep kompetensi sebagai berikut: 1 Pengetahuan knowledge; yaitu kesadaran dalam bidang kognitif, misalnya seorang guru mengetahui cara melakukan indentifikasi kebutuhan belajar, dan bagaimana melakukan pembelajaran terhadap peserta didik sesuai dengan kebutuhannya. 2 Pemahaman understanding; yaitu kedalaman kognitif, dan efektif yang dimiliki oleh individu. Misalnya seorang guru yang akan melaksanakan pembelajaran harus memiliki pemahaman yang baik tentang karakteristik dan kondisi peserta didik, agar dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif dan efisien. 3 Kemampuan skill; adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Misalnya kemampuan guru dalam memilih, dan membuat alat peraga sederhana untuk memberi kemudahan belajar kepada peserta didik. 4 Nilai value; adalah suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara psikologis telah menyatu dalam diri seseorang. Misalnya standar perilaku guru dalam pembelajaran kejujuran, keterbukaan, demokratis, dan lain-lain. 5 Sikap attitude; yaitu perasaan senang-tidak senang, suka-tidak suka atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar. Misalnya reaksi terhadap krisis ekonomi, perasaan terhadap kenaikan upahgaji, dan sebagainya. 6 Minat interest; adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu perbuatan. Misalnya minat untuk mempelajari atau melakukan sesuatu. Standar kompetensi adalah kemampuan yang dapat dilakukan atau ditampilkan untuk satu mata pelajaran, kompetensi dalam mata pelajaran tertentu yang harus dimiliki oleh siswa, kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan dalam suatu mata pelajaran. “Kompetensi lulusan adalah kemampuan yang dapat dilakukan atau ditampilkan lulusan suatu jenjang pendidikan yang meliputi ranah kognitif, afektif, psikomotor”. commit to user 41 Ranah kognitif adalah aspek yang berkaitan dengan kemampuan berpikir, kemampuan memperoleh pengetahuan, kemampuan yang berkaitan dengan pemerolehan pengetahuan, pengenalan, pemahaman, konseptualisasi, penentuan dan penalaran. Ranah afektif adalah aspek yang berkaitan dengan perasaan, emosi, sikap, derajat penerimaan atau penolakan terhadap suatu objek. Ranah psikomotor adalah aspek yang berkaitan dengan kemampuan melakukan pekerjaan dengan melibatkan anggota badan, kemampuan yang berkaitan dengan gerak fisik. Menurut Wina Sanjaya 2008: 108 “Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah kejuruan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya”.

b. Teknik Jahit Tindas Quilting