Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

commit to user 24 unspress.uns.ac.idindex.php. Perkembangan tekstil seiring dengan peradaban manusia, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Sebagai produk kebutuhan primer tidak saja hanya memenuhi aspek fungsi, tetapi juga memerlukan pertimbangan berbagai aspek, khususnya estetik. Oleh karena itu, pada dasarnya tekstil sangat berkepentingan dan terkait dengan desain. Menurut Budiyono, dkk. 2008: 1 “Istilah tekstil dewasa ini sangat luas dan mencakup berbagai jenis kain yang dibuat dengan cara ditenun, diikat, dipres dan berbagai cara lain yang dikenal dalam pembuatan kain ”. Kain umumnya dibuat dari serat yang dipilin atau dipintal guna menghasilkan benang panjang untuk ditenun atau dirajut sehingga menghasilkan kain sebagai barang jadi. Ketebalan atau jumlah serat, kadar pilihan, tekstur kain, variasi dalam tenunan dan rajutan, merupakan faktor yang mempengaruhi terciptanya aneka kain yang tak terhitung macamnya. Pengetahuan dasar tentang tekstil perlu dikuasai oleh siswa Sekolah Menengah Kejuruan pada Jurusan Seni Rupa dan Kerajinan sebagai suatu landasan pengetahuan dalam mempelajari berbagai keterampilan kerajinan tekstil. Dengan landasan pemahaman yang baik, proses pelatihan keterampilan akan menjadi lebih mudah dan juga untuk mengantisipasi perkembangan berbagai teknik baru dalam kerajinan tekstil. Barang-barang tekstil merupakan hasil akhir dari serangkaian proses yang berkesinambungan. Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan, kriya tekstil adalah keterampilan tangan yang menggunakan bahan dasar dari serat, benang, kain kemudian diolah menjadi suatu karya seni yang dapat dipakai dan bernilai estetis.

c. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Kurikulum merupakan sesuatu yang dijadikan pedoman dalam segala kegiatan pendidikan yang dilakukan, termasuk kegiatan belajar mengajar di kelas. Dalam hal ini kita dapat memandang bahwa kurikulum merupakan suatu program yang didesain, direncanakan, dikembangkan dan akan dilaksanakan dalam situasi belajar mengajar yang sengaja diciptakan di sekolah. Menurut UU No. 20 th 2003 Pasal 19 menyebutkan “Bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan commit to user 25 pendid ikan tertentu”. Penyempurnaan kurikulum yang berkelanjutan merupakan keharusan agar sistem pendidikan nasional selalu relevan dan kompetitif. KTSP merupakan singkatan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, yang dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi sekolahdaerah, karakteristik sekolahdaerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan karakteristik peserta didik. Menurut Joko Susilo 2006: 12 “KTSP merupakan suatu konsep yang menawarkan otonomi pada sekolah untuk menentukan kebijakan sekolah dalam rangka meningkatkan mutu, dan efisien pendidikan agar dapat memodifikasikan keinginan masyarakat setempat serta menjalin kerjasama yang erat antara sekolah, masyarakat, industri, dan pemerintah dalam membentuk pribadi peserta didik”. Tujuan utama KTSP adalah memandirikan dan memberdayakan sekolah dalam mengembangkan kompetensi yang akan disampaikan kepada peserta didik, sesuai dengan kondisi lingkungan. Implementasi KTSP menuntut dukungan tenaga kerja yang terampil, dan berkualitas agar dapat membangkitkan motivasi kerja yang lebih produktif dan memberdayakan otoritas daerah setempat, serta mengefesienkan sistem dan menghilangkan birokrasi yang tumpang tindih. Kurikulum di SMK Negeri 9 Surakarta disusun oleh TIM yang terdiri dari: Perwakilan Badan Standar Nasional Pendidikan BSNP, Perwakilan dari Guru masing-masing mata pelajaran, Perwakilan DuDi Dunia Usaha Dunia Industri, Pakar Ahli Dosen Lembaga Penelitian. Dari keempat tersebut menghasilkan SKKD Standar Kompetensi-Kompetensi Dasar jadi kurikulum di Sekolah Menengah Kejuruan yang membuat bukan DIKNAS bagian pendidikan nasional melainkan sekolah, dengan mencapai standar minimal yang harus dicapai oleh siswa yang sekarang disebut dengan KKM Kriteria Ketuntasan Minimal.

2. Komponen Pembelajaran