Kesimpulan KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

commit to user

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Goa Tabuhan terletak di Desa Wareng Kecamatan Punung sebelah barat Kabupaten Kota Pacitan. Kondisi fisik alamnya sebagian terdiri dari perbukitan berupa gunung-gunung kecil dan selebihnya merupakan dataran rendah. Bila ditinjau dari struktur tanah dan jenis tanah terdiri dari Assosiasi Litosol Mediteran Merah, Aluvial kelabu endapan liat yang di dalamnya banyak mengandung potensi bahan galian mineral. Pada umumnya daerah ini mempunyai karakter perbukitan yang menyebar keseluruh wilayahnya dan karakter alam seperti inilah yang menjadikan Desa Wareng Kecamatan Punung mempunyai hasil pertanian yang beraneka ragam, diantaranya : padi, kacang, singkong, melinjo, kelapa, jahe. Hasil pertaniannya sebagian besar dipasarkan ke wilayah Jawa Tengah. Untuk menunjang perkonomian di sini dibangun sebuah pasar yang terletak di kota kecamatan yang menjadi jantung perniagaan seluruh desa-desa di kecamatan Punung. Latar belakang ditemukannya obyek wisata Goa Tabuhan ini ada dua persepsi, yang pertama yaitu berdasarkan cerita turun temurun bahwa goa tersebut dijadikan tempat bertapa para pengawal Pangeran Diponegoro, seperti Sentot Alibasyah Prawirodirjo. Sentot Alibasyah Prawirodirjo bertapa sekaligus bersembunyi dari kejaran Belanda. Pangeran Sambernyawa RM. Said, pendiri Mangkunegara di tahun 1700-an juga pernah bersembunyi dan bertapa di sini. Demikian pula halnya dengan Banteng Wareng yang masih keturunan Sultan Yogyakarta. Di dalam goa, Sentot Alibasyah Prawirodirjo bertapa, dan di daerah goa itu sendiri, masyarakatnya juga bergejolak melawan penjajahan Belanda, maka oleh masyarakat Sentot Alibasyah 62 commit to user Prawirodirjo malah dilindungi. Ketika Belanda datang ingin masuk ke dalam goa, dihalangi oleh masyarakat dengan cara di dalam goa tersebut masyarakat menggelar suatu seni pertunjukkan gamelan. Belanda tertarik dan ingin melihat seni pertunjukkan tersebut, setelah selesai melihat pertunjukkan gamelan, Belanda tidak masuk lebih jauh ke dalam goa, tetapi malah keluar meninggalkan goa. Sedangkan Sentot Alibasyah Prawirodirjo berhasil selamat dari kejaran penjajah dan melanjutkan pertapaannya di dalam goa Tabuhan tersebut. Sedangkan persepsi yang kedua diperolah berdasarkan cerita masyarakat sekitar bahwa, Goa Tabuhan ditemukan oleh Kyai Santiko yang kehilangan lembu. Saat ditemukan, ternyata Lembunya berada dalam goa dan tidak mau keluar lagi karena di dalam goa banyak ditemukan sumber air dan makanan. Usia Goa Tabuhan diperkirakan mencapai ratusan tahun dan konon dulu pernah menjadi tempat mula manusia. Hal tersebut terbukti dengan ditemukannya perkakas rumah tangga. Oleh karena keaslian bebatuan di dalam goa. Raden Bagus Joko Lelono dan Putri Raden Ayu Mardilah, masih keturunan Kyai Santiko, membersihkan goa dari belukar. Belakangan keturunan Raden Bagus Joko yang memiliki darah seni menyebutnya sebagai Goa Tabuhan karena bebatuan menjulur dari langit-langit ataupun yang menjulang stalagmit dan stalaktit, dapat dijadikan alat musik gamelan. Dinamakan Goa Tabuhan karena bebatuan stalagmit ataupun stalaktit bila ditabuh dipukul dapat menghasilkan suara gamelan. Bebatuan hasil bentukan alam dengan panjang dan tinggi bervariasi antara 1 hingga 50 meter menghasilkan nada-nada gamelan Jawa ataupun pentatonik. 2. Perkembangan obyek wisata Goa Tabuhan dapat dibedakan ke dalam dua tahap yaitu tahap pembangunan dan tahap perkembangan. Tahap pembangunan dimulai sejak tahun 1955, dengan diawali dengan pembebasan tanah di sekitar obyek wisata Goa Tabuhan. Pada tahun tersebut secara resmi tanah disekitar obyek wisata Goa Tabuhan menjadi milik Pemerintah Daerah Kabupaten Pacitan. Pembangunan dilakukan disegala bidang. Bukan hanya pembangunan fisik saja, tetapi juga pembangunan sarana dan prasarana. Demi kenyamanan commit to user pengunjung dibangun areal parkir, MasjidMushola, kios-kios pedagang, KMWC umum. Pembangunan Goa Tabuhan dimulai dengan membuat jalan dari depan goa yang berupa anak tangga sejauh 10 meter menuju mulut goa dan dari mulut goa masuk ke dalam goa sampai paling ujung goa. Jalan tersebut dibuat dengan menggunakan cor pengeras dari semen yang dicampur dengan kerikil dan pasir. Selain itu juga dibuat penerangan di dalam goa. Dilakukan dengan memasang beberapa lampu yang cukup terang. Pembangunan terus menerus dilakukan sampai tahun 2000. Terjadi peningkatan pembangunan yang baik dari pemerintah daerah. Pengembangan obyek wisata Goa Tabuhan dilakukan dengan penambahan, perawatan, pemeliharaan dan perbaikan sarana dan prasarana. Pada tahun 2005 pihak Dinas Pariwisata melakukan pemeliharaan terhadap sarana dan prasarana yang telah ada. Tahun 2006 melakukan perbaikan dan penyempurnaan secara fisik yang meliputi : memperbaiki jalan menuju goa, menambah sarana transportasi dan juga menambah kios-kios baru untuk para pedagang. Tahun 2007 anggaran difokuskan pada proyek peningkatan fasilitas obyek wisata dan di tahun 2007 ini adalah tahun dimana ditetapkan sebagai tahun terbanyak jumlah pengunjung yang datang ke obyek wisata Goa Tabuhan ini, yakni mencapai 26.600 pengunjung. Pada tahun 2008 pengembangan masih terfokus pada operasional pemeliharaan obyek wisata Goa Tabuhan, tetapi pada tahun ini jumlah pengunjung yang datang menurun drastis karena Tsunami di Aceh dan gempa di DIY. Tetapi ada juga hal menarik pada tahun 2008 ini yakni adanya penelitian dari Prancis dan berhasil menemukan kerangka manusia dan hewan purba pada jamannya. Tahun 2009 pengembangan pembangunan sarana Goa Tabuhan ditingkatkan dengan melebarkan jalan utama menuju goa. 3. Peran Dinas Pariwisata Kabupaten Pacitan dalam mengembangkan obyek wisata Goa Tabuhan diantaranya melakukan pengelolaan dan promosi. Obyek wisata Goa Tabuhan merupakan milik Pemerintah Daerah Kabupaten Pacitan, maka dari itu obyek wisata Goa Tabuhan ini dikelola sepenuhnya oleh commit to user Pemerintah Daerah Kabupaten Pacitan. Untuk melakukan pemasaran dengan cara promosi melalui media cetak ataupun elektronik. Media cetak yang berupa Koran harian Kabupaten Pacitan dan media elektronik misalnya Yaa Radio Gemilang, FM 90,40 Mhz. Selain itu juga melalui pameran potensi wisata, atraksi seni misal pementasan seni Reog dan jaranan atau kuda lumping, Kerjasama lintas provinsi yang dikenal dengan wisata Pawonsari, dan juga pemilihan Putra Putri Wisata Pacitan yang diadakan setiap tahunnya. 4. Obyek wisata Goa Tabuhan juga sangat berpengaruh terhadap bidang sosial, yakni mengubah status sosial masyarakat yang tadinya pengangguran menjadi tidak pengangguran, membuka peluang usaha bagi masyarakat, dan meningkatnya pendidikan bagi masyarakat. Pengaruh ekonomi masyarakat salah satunya adalah membawa peluang kerja bagi masyarakat sekitar. Banyak tenaga kerja di Goa Tabuhan yang berasal dari masyarakat sekitar. Ada yang bekerja sebagai tukang parkir, penjaga karcis, petugas kebersihan, tukang foto dan beberapa orang sebagai pedagang dan menempati kios-kios di lokasi Goa Tabuhan. Selain itu juga seorang yang bekerja sebagai juru kunci dan sekaligus petugas keamanan dan dibantu 3 orang rekannya yang masih keturunan dari penemu Goa Tabuhan.

B. Implikasi